Love and Death : Chapter 2A

989 140 3
                                    


Mubo dan Xiao Zhan pulang ke vila dengan wajah sumringah ala remaja yang sedang kasmaran. Namun, vila tampak sepi tak seperti hari lalu. Seakan hanya dia yang menghuni vila besar di ujung Kota  Shizume. Mereka memasuki kamar milik Xiao Zhan, tetapi malam ini rupanya akan menjadi milik berdua. Mubo harus kembali ke kamarnya terlebih dahulu untuk mengambil baju ganti. Saat akan membuka pintu, ia baru tersadar jika kunci kamar dan ponsel miliknya tidak ada di dalam saku. Mubo kembali menemui Xiao Zhan untuk menanyakan kedua barang berharga tersebut. 

Percuma saja, Xiao Zhan bahkan tidak pernah memegang kedua barang itu. Mubo yakin jika sudah menyimpan kunci dan ponsel di dalam mobil yang ia gunakan. Mubo memutuskan kembali ke jembatan di mana beberapa menit yang lalu ia duduk bersama Xiao Zhan. Sebenarnya Xiao Zhan tidak keberatan untuk menemani pria tampan itu. Namun, Mubo tak ingin membuat kekasih barunya lelah dua kali. Sekali pergi mencari kunci, kedua pergi ke surga dunia bersama. Astaga demi vixal ingin sekali author membersihkan otak mesum Mubo seketika!

Sesampainya di sana, ia menemukan kedua barang kesayangan tergeletak begitu saja di bebatuan. Tanpa banyak tingkah ia mengambil kedua barang itu dan menyimpannya di saku. Saat kembali, ia menemukan robekan kertas dengan tinta merah di kaca mobilnya.

'Menuju kebahagiaan abadi.'

Isi surat tersebut, membuat Mubo sedikit merinding. Kenapa harus merah? Ia teringat dengan cerita misteri yang pernah dibaca. Mubo mengendarai mobil dengan pelan. Ia masih memikirkan siapa orang yang sedang bermain-main dengannya. Apakah dia tidak tahu malam ini akan menjadi malam bersejarah untuknya dan Xiao Zhan? Mubo melajukan mobilnya dengan cepat. Dia tidak sabar ingin segera sampai  di vila.

"Ah, masa bodoh! Aku harus segera pulang, menemui Xiao Zhan dan mencum---"

Seorang  pria dengan hoodie merah dan masker hitam layaknya perampok. Tiba-tiba menghadang Mubo dengan tangan yang memegang kapak. Mubo dengan panik  membanting setir untuk menghindari pria asing yang akan memukulkan benda tajam itu ke kaca mobilnya. Namun setelah menghindar, tiba-tiba rem mobilnya tidak bisa ia kontrol.

Braaakkkk ...!

Pandangan Mubo mulai kabur. Darah segar mengalir dari luka-luka yang ada di tubuhnya. Setitik air mata jatuh bersamaan dengan ringisan. Ia mencoba memanggil bantuan, tetapi suara yang ia keluarkan hanya mampu di dengar oleh semut. Haruskah dia pasrah? Beberapa jam yang lalu adalah waktu yang membahagiakan. Apakah dia berjumpa dengan kematian secepat ini? Dewa benar-benar tidak adil.

"Xiao Zhan, i love you." gumam Mubo pelan bersamaan dengan nafasnya yang menghilang.

Takdir berkata lain, Mubo bagaikan harus memilih dua jalan maut dengan cara berbeda. Namun, sama-sama menghilangkan nyawa. Mati di tangan seseorang atau memilih pergi dengan sendirinya. Bintang di langit sebagai lambang permintaannya. Terkabul beberapa menit setelah ia memejamkan mata. Sesingkat cerita cinta di antara mereka. Jembatan Cinta Shizume adalah kenangan terakhir tentang dia dan Xiao Zhan. Bintang malam itu benar-benar mengabulkan semua permintaan.

Seseorang dengan darah muda tidak menginginkan kekalahan  layaknya sebuah permainan. Dia adalah pria dengan sejuta pesona, tetapi memiliki titik noda antara putih dan hitam dalam jiwanya. Si hoodie merah itu berjalan menjauhi tempat maut dengan kapak yang ia ayunkan. Bibirnya menyeringai tanpa henti. Kemudian menghilang di persimpangan jalan.

Seseorang dengan mantel abu-abu dengan selendang hitam di pundaknya, memegang dadanya yang terasa sesak. Ia mencoba menahan suaranya hingga pemuda hoodie merah itu menghilang. Ia berlari ke sana kemari mencari jalan untuk turun ke jurang. Ia bersumpah akan memisahkan mereka di masa depan jika terjadi sesuatu dengan seseorang ia cintai. Tidak ada siapapun yang menikmati cinta di atas penderitaannya.

"Semoga cintaku diterima oleh Xiao Zhan. Aku ingin tempat ini menjadi tempat yang paling dikenang oleh Zhan."

"Aku ingin ada seseorang yang mencintaiku sampai akhir hidupnya."

"Aku ingin suatu hari nanti, dia  memeluk dan membisikan kata sayang ditelingaku."

"Aku ingin bersamanya, hari ini, esok dan seterusnya. Hidup bersama melebihi ikatan hari ini."

Xiao Zhan terbangun dengan kejutan luka yang tiada obatnya. Ia menunggu Mubo hingga tertidur di sofa. Suara ketukan pintu dan telvon  berulang kali berhasil membangunkan Xiao Zhan. Hari berduka untuk jangka yang lama.  Entah, kapan berakhir seperti mimpi buruk sepanjang masa.  Mobil Mubo ditemukan di dalam jurang yang curam. Jurang yang terkenal dengan nama mengerikan tidak jauh dari jembatan Cinta Shizume. Jurang ini mempunyai nama Zetsubo-teki yang artinya 'putus asa'.

Ya, Mubo meninggalkan Xiao Zhan setelah mengatakan cintanya. Bukankah dia mencintai benar-benar sampai akhir hidupnya? Andai waktu bisa diulang, mungkin Xiao Zhan akan mengucapkan permintaan yang lain. Akan tetapi, menunggu bintang jatuh di jembatan cinta itu lalu mengganti permintaannya. Akankah ada waktu lain? Hari itu adalah keajaiban. Apakah sebuah keajaiban bisa terulang lagi? Sesuai namanya 'ajaib' tidak ada yang bisa menebak.

"Mungkinkah anak kecil dengan titik merah di keningnya, bisa mengetahui sesuatu?" tanya Xiao Zhan dalam hati.

Oneshoot jadi FF😅

💜salam purple

Love and Death✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang