Love and Death : Chapter 3

903 113 4
                                    

○Teror!

Love and Death 3 : "Teror!"

Hari berlalu begitu cepat, tak terasa kepergian Mubo sudah satu tahun lamanya. Kini Xiao Zhan mulai bisa menjalani hari-hari seperti biasa. Mulai melupakan kenangan buruk yang ia alami. Dia bekerja di suatu perusahan besar milik Cheng Xiao. Banyak perempuan dan pria jatuh cinta karena paras dan pribadinya yang baik. Anak dari Nyonya Kim memang tidak bisa dibandingkan dengan siapapun. Nyonya Kim, bahkan sudah berumur empat puluh tahunan masih tetap cantik.

Yibo semakin hari bertambah sisi posesifnya. Dia bahkan selalu menunggu Xiao Zhan untuk pulang bersama. Yibo memastikan tidak ada laki-laki yang mendekati gege-nya. Pernah suatu ketika orang kepercayaan CEO gege-nya, ia teror dengan telur busuk karena telah berani mengajak Xiao Zhan makan malam.
Di sisi lain, Yibo berharap cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Semakin hari terlihat jelas perubahan pada sikap Xiao Zhan. Tiba-tiba dia selalu memberi Yibo waktu untuk berdua. Kadang dia pergi keluar hanya untuk makan bersama. Kadang Xiao Zhan akan tidur bersamanya saat hujan turun. Alasannya sangat sepele, Yibo takut dengan suara galak dari sang guntur. Betapa Xiao Zhan sangat pengetian.

Berbeda dengan Wenhan. Xiao Zhan merasakan berubahan yang besar pada   padanya. Semakin hari dia bertingkah aneh. Dia lebih sering merenung dan menyendiri. Ia sering sekali mimisan, terlihat sangat pucat dan selera makannya berubah. Xiao Zhan mencoba bertanya pada Yibo, berharap si Maung Kecil itu tahu alasan Wenhan berubah pendiam. Namun, Yibo selalu mengatakan jika Wenhan hanya kelelahan.
Ketokan pintu yang bertubi-tubi membuat Xiao Zhan harus meninggalkan acara masaknya. Setelah ia buka, ternyata seseorang mengirim kotak paket untuk sang adik. Hampir setiap hari Wenhan mendapat paketan secara misterius. Akan tetapi, sang adik mengatakan jika paketan itu sengaja dikirim oleh teman kuliah untuk dirinya.

"Wenhan? Ada paket untukmu!" seru Xiao Zhan dari ruang tamu. Wenhan dengan buru-buru turun tangga menghampiri Xiao Zhan.

"Terima kasih, Ge."  Wenhan berlalu begitu saja setelah mendapat kotak persegi besar.

"Wenhan? Apakah paketan itu benar dari temanmu?" Entah mengapa, Xiao Zhan perlu meyakinkan perasaannya. Ia takut ada yang disembunyikan oleh sang adik.

"Iya. Xiao Ge. Ini dari si Darren. Biasa didi ini, kan, banyak fans."

Xiao Zhan pura-pura memutahkan sesuatu dari mulutnya. Wenhan hanya tertawa kemudian memberi flying kiss dan kabur begitu saja.
Sesampainya di kamar, Wenhan membanting paketan itu di lantai. Ia meremas semua kertas yang  dikumpulkan dari paket pertama dan kemudian ia masukan ke kardus besar.

"Sialaan! Sebenarnya siapa dibalik ini," gumam Wenhan.

Berlahan ia membuka kardus ukuran sedang di hadapannya. Isi kardus itu hanya satu foto Yang Zi. Secarik kertas berada tepat di belakang foto gadis itu. Foto-foto dengan berbagai pose dan dinodai oleh tempelan lipstik.
'Aku cantik bukan? Ahaha Xiao Zhan akan mencintaiku. Aku akan datang ke rumahmu. Jangan lupakan aku dan ancamanmu dulu, Li Wenhan.'
Wenhan merobek semua foto Yang Zi hingga menjadi bagian terkecil. Ia berharap bisa bertemu dengan gadis sombong itu lalu mencekiknya. Mungkin Yang Zi dendam padanya, setelah ia ancam dulu. Dia memang cari mati meneror Li Wenhan.


▪︎▪︎Flashback 3 tahun yang lalu.


Gadis cantik dengan dress biru menunggu Xiao Zhan di depan pintu panti. Namun, saat itu Xiao Zhan sedang menyiapkan bekal kedua adiknya. Rupanya gadis itu tidak sabar menunggu. Ia memutuskan untuk ke dalam panti tanpa mengetuk pintu. Tanpa punya rasa malu, ia menghampiri Xiao Zhan yang sedang memasukan makanan ke kotak adiknya. Yang Zi bergelayut manja. Wenhan merasa risih dengan tingkah gadis cantik di depannya.
Yang Zi adalah bukan orang asing lagi. Ia tetangga sekomplek. Bukan hal baru lagi jika dia sangat dekat dengan Xiao Zhan karena pernah satu kelas.

"Bisakah kau tidak seperti itu? Xiao  Ge merasa terganggu," ujar Wenhan sinis.

"Kau yang terganggu! Zhan Ge tidak," sahut gadis itu ketus.

Xiao Zhan senyum terpaksa di mata Wenhan. Semakin hari tingkah Yang Zi membuat Wenhan geram. Wang Yibo pun ikut merasa risih olehnya. Ia sering mencari muka pada ibu panti dengan membawakan banyak makanan yang mengatas namakan anak-anak. Yang Zi sering mengadukan kelakuan Wenhan pada Nyonya Kim yang berbanding balik dengan kenyataannya.

Love and Death✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang