12. Adik

493 75 1
                                    

Sudah seminggu semenjak Raki menjadi bagian dari Istana Kinkira.

Baik prajurit maupun pelayan sudah sangat terbiasa dengan omega kecil kesayangan Raja. Raki mencuri banyak hati dengan tingkahnya yang semakin hari semakin menggemaskan.

"Tuan Muda, Lylli Kiana memanggilmu."

"Mama?"

Setelah diberitahu pelayan kalau Kiana mencarinya. Raki dengan terburu-buru menghampiri sosok omega itu. Memeluk kakinya dan berkata.

"Mama, kapan Raki punya adik?"

Kiana yang sudah tiga hari mendengar pertanyaan yang sama dari bibir kecil Raki kini mengajaknya ke taman.

"Raki, dengarkan Mama. Papa dan Mama itu belum menikah jadi belum bisa membuat adik."

"Kenapa? Kalau begitu cepat menikah dan buat Raki adik!"

"Mama belum bisa menikah dengan Papa. Bagaimana ya.... Mama butuh waktu Raki."

"Mama menyukai Papa kan? Kalau begitu kenapa butuh waktu?"

Kiana tidak habis pikir dengan kata-kata anak umur 3 tahun ini. Kiana sendiri sampai malu harus berdebat dengan anak kecil.

"Mama... Belum menyukai Papa, itu sebabnya."

Kini hati Raki terasa hancur. Bagaimana kedua orang yang sangat ia sayangi belum memiliki rasa "suka" sama sekali.

"Apa menyukai Papa itu sulit?"

Air mata Raki menetes membasahi pipinya. Ia tidak mau kehilangan orang penting dalam dirinya untuk kedua kalinya.

"Raki, apa Raki mau membantu Mama?"

Kiana bertanya kembali kepada Raki. Dengan perlahan Kiana juga menghapus air mata Raki dari wajahnya.

"Raki bisa membantu apa...?"

"Bantu Mama... Buat Mama menyukai Papa, kalau berhasil maka Raki akan dapat adik."

Kiana tersenyum. Mengelus kepala Raki dengan lembut.

"Kalau tidak berhasil...?"

Raki menatap Kiana dengan wajah yang masih sembab. Pertanyaan Raki membuat Kiana menjadi bimbang. Ia juga ragu, kalau Kiana tidak bisa menyukai Rakina mungkinkah ia akan dikembalikan?

"Kalau gagal, Mama harus pergi dari sini. Mama tidak mau meninggalkan Raki."

"Raki tidak mau Mama pergi! Raki akan membuat Mama menyukai Papa!"

Lagi-lagi air mata Raki keluar. Tangisan anak kecil memang tak terkalahkan. Dengan sigap Kiana memeluk Raki dan mengecup kepalanya.

"Terima kasih Raki, Mama menyayangimu."

Beauty Omega For Beast AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang