08. Heat

807 94 1
                                    

Kini Rakina sedang membasuh keringat yang membasahi tubuh Kiana. Ia menyeka wajah cantik Kiana dengan handuk hangat.

Wajah cantiknya terlihat sangat tersiksa. Rakina ingin membuat Kiana merasa nyaman tapi sepertinya mustahil dilakukan sekarang.

"Aaahh.... Panas, uugh!"

Kiana terus melengguh. Ia meremas seprai dengan kuat saat merasakan dirinya sudah sampai batasnya.

Rakina mengangkat tubuh mungil Kiana dan memeluknya. Rakina duduk diatas kasur dan bersandar. Sambil terus memeluk Kiana ia mengeluarkan sedikit feromonnya untuk menenangkan omega cantik dalam pelukannya itu.

"Tenanglah... Semuanya akan baik-baik saja, aku ada disini. Bersamamu."

Kiana menghirup dalam-dalam feromon Rakina dan mulai merasa tenang. Ia memeluk Rakina dengan erat sambil terus menghirup feromonnya.

Rakina hanya terkekeh melihat kelakuan Kiana yang menurutnya sangat imut. Rakina mengelus rambut panjang Kiana dengan lembut.

Feromon Kiana seperti aroma madu dan bunga lilly. Begitu manis dan harum.

Rakina dengan pelan mencium telinga Kiana dan menghisapnya.

"A--aaahh! Haaa..... Jangan--nnh!"

Reaksi yang diberikan Kiana sepertinya terlalu berlebihan hanya untuk sentuhan biasa. Tapi Rakina menganggapnya sebagai suatu godaan yang tidak bisa ditahan. Rakina sangat ingin menyentuh Kiana. Tapi ia tetap tidak bisa melakukannya. Ia tidak mau Kiana membencinya.

"Yang Mulia. Haki meminta izin untuk masuk."

"Ya... Masuklah Haki."

Haki membuka pintu kamar Kiana dan mempersilahkan tabib istana untuk masuk.

Sang tabib agak terkejut melihat Rakina sedang memeluk seorang omega yang sedang heat. Akan tetapi pertanyaan yang ingin dia tanyakan harus ia simpan dulu. Ia datang untuk memeriksa Kiana.

Dengan cepat dan akurat sang tabib langsung memberikan ramuan kepada Kiana dan meminumkannya perlahan.

Rakina yang sudah melepaskan pelukannya dari Kiana sekarang sedang menunggu disamping ranjang bersama dengan Haki.

"Bagaimana keadaannya?"

"Semuanya baik-baik saja Yang Mulia, sebelum itu... Apa dia adalah Lylli?"

"Iya, apa ada yang lain?"

"Tidak ada, yang kutau dia adalah omega dominan yang langka. Aku berdoa semoga Lylli segera merebut hati anda dan menjadi permaisuri Kinkira."

'Yang harusnya dirayu itu Kiana bukan Kak Rakina.'

Haki bergumam didalam hatinya.

"Terima kasih banyak."

"Nak Haki... Nanti berikan ramuan yang sama setiap pagi ya, selama 3 hari ia harus minum agar heat nya cepat mereda."

"Aku mengerti."

"Kalau begitu aku permisi Yang Mulia."

"Aku akan mengantarkan anda kembali tabib. Silahkan."

Haki bersama sang tabib pergi meninggalkan Rakina dan Kiana.

Rakina mengelus wajah cantik Kiana yang sedang terlelap.

Wajah yang sangat berbeda dengan miliknya.

Beauty Omega For Beast AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang