04. Kabur

676 105 0
                                    

Diruangan khusus. Rakina sedang membolak-balik halaman buku yang sedang ia baca.

Haki mengetuk pintu dan meminta izin untuk masuk.

"Yang Mulia, ini Haki meminta izin untuk masuk."

"Haki masuklah."

Dengan perlahan Haki membuka pintu dan mendapati Rakina sedang mengembalikan buku yang ia baca ke tempatnya.

Pemuda itu menunduk takut saat melihat Rakina. Tapi disisi lain ia merasa kagum dengan ruangan yang tengah ia masuki. Begitu banyak buku dan perabotan yang indah.

"Boleh aku mengajukan beberapa pertanyaan padamu?"

Tanya Rakina.

Sang pemuda hanya diam. Ia masih menundukkan kepalanya.

Haki sangat tau bahwa pemuda ini masih ketakutan. Dengan segera, Haki menggenggam tangan pemuda itu dan tersenyum.

Pemuda itu menyadari kalau Haki tengah berusaha meyakinkannya kalau semua akan baik-baik saja, ia lekas mengangguk.

"Siapa namamu?"

Sang pemuda tertegun. Biasanya interogasi akan langsung menanyakan alasan ia menerobos masuk perbatasan. Kenapa malah menanyakan nama lebih dulu?

Dengan suara pelan sambil menahan rasa takut, pemuda itu mulai berbicara.

"Na--namaku Kiana."

"Apa nama keluargamu?"

Lagi-lagi Kiana tertegun. Apa Raja ini akan mengirimnya kembali pada keluarganya? Pikiran Kiana kini dipenuhi rasa kekhawatiran.

"Aku hanya bertanya, aku tidak akan melakukan apapun pada keluargamu ataupun mengirimmu kembali sebelum aku mendapatkan alasan yang logis."

Kiana menundukkan kepalanya. Ia merasa bersalah. Apa yang dikatakan Haki ternyata benar. Jangan menilai seseorang hanya dari penampilannya. Akhirnya Kiana memberanikan diri untuk menceritakan siapa dirinya.

"Aku Kiana Qiimori. Anak bungsu dari bangsawan tingkat 2 di Kerajaan Kirana. Aku adalah anak yang tidak diinginkan oleh keluargaku sendiri. Saat usiaku tepat 10 tahun. Kedua orang tuaku menempatkanku disebuah rumah kumuh dipinggiran kota. Aku hanya diberikan sedikit uang dan masalah terus menimpaku. Entah darimana aku mendengar kabar bahwa Raja Kirana akan menikahkan putra mahkotanya dengan omega dari bangsawan tingkat 2. Saat itu ada dua omega didalam keluargaku. Aku dan kakak perempuanku. Saat salah satu pelayan Ayahku menjemput untuk membicarakan tentang pernikahan yang diatur Raja. Ayah marah. Ia lebih memilih Kakak sebagai calon untuk pangeran. Aku juga mendengar bahwa Ayah mau melenyapkanku karena takut bahwa Raja Kirana akan menganggapnya sebagai penghianat kerajaan. Akupun melarikan diri sampai keperbatasan. Kupikir aku akan mulai hidup baru di kerajaan lain. Tapi sepertinya mustahil."

Cerita yang sudah diringkas oleh Kiana membuat Rakina menatapnya dan mengelus kepalanya.

"Tinggallah diistana ini kalau kau mau, aku akan menempatkanmu sebagai Lylli."

"Lylli...?"

Kiana kini bingung. Apa itu arti dari kata 'Lylli'?

"Ya--yang Mulia... Apa anda serius?"

Haki yang sedari awal terus menggenggam erat tangan Kiana kini menatap kakak angkatnya dengan pandangan tak percaya.

"Haki, jelaskan padanya perlahan. Aku tau kau dapat melakukannya, dan juga beri dia sesuatu untuk dimakan."

"Aku mengerti Yang Mulia."

Haki menundukkan kepalanya. Lalu membawa Kiana keruang makan.

Beauty Omega For Beast AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang