20. Masalah Besar

399 58 6
                                    

Hari ini merupakan hari besar, dimana Kerajaan Kinkira mengadakan perjamuan untuk merayakan hari kelahiran raja mereka dengan raja Kerajaan lain sebagai tamunya.

Semua persiapan sudah dilakukan bahkan para tamu-tamu juga sudah diberikan kamar masing-masing untuk beristirahat.

Dan haripun menjelang malam, semua tamu sudah menuju aula pesta. Ruangan besar yang didominasi dengan warna biru-putih serta ornamen batu kristal bening dan bunga lily yang begitu memanjakan mata.

Tak lupa kudapan ringan dari keempat negara juga telah disajikan kepada para tamu yang merupakan para bangsawan.

Mereka tak henti-hentinya memuji rasa dari kudapan itu karena sangat mirip dengan rasa kampung halaman mereka. Bahkan banyak yang berasumsi bahwa Raja Kinkira membawa koki dari Kerajaan mereka untuk sekedar membuat camilan.

Disaat para bangsawan sibuk berkomentar tentang kudapan nya tiba-tiba seorang penjaga menyebutkan sebuah nama yang sangat asing bagi semua bangsawan, terkecuali dari Kerajaan Kirana.

"Lylli Kiana Qiimori dan Tuan Muda Raki memasuki ruangan!"

Pintu aula dibuka dan menampilkan sesosok omega cantik dengan kulit gandum serta seorang anak laki-laki dengan senyuman manisnya.

Mereka memasuki aula dan menghampiri Haki yang sedari awal sudah berada di aula pesta.

"Kiana kau sangat cantik."

Puji Haki karena Kiana memang terlihat jauh lebih menawan daripada biasanya.

Keanggunan, kecantikan, keberanian, dan kekuatan.

Semua itu tampak terpancar dalam diri Kiana yang hadir sebagai Lylli Kinkira.

Obrolan ringan yang terjadi antara Haki dan Kiana membuat seorang wanita bangsawan dari Kirana menghampiri keduanya dan menyela perbincangan mereka.

"Kiana! Bagaimana bisa kau berada di Kinkira, sayang? Bukankah kau harusnya mati dimakan serigala di perbatasan?"

Nada bicara yang menjelaskan seharusnya Kiana mati begitu terdengar jelas oleh beberapa bangsawan lain.

Raut wajah wanita bangsawan itu tampak begitu marah dan kesal akan tetapi ia berusaha menutupinya dengan sedikit senyuman dan kesedihan disaat bersamaan.

"Suamiku, lihatlah putra kita... Ia begitu cantik mengenakan pakaian Kinkira, bukankah seharusnya kita mengirimnya ke Kinkira dari awal daripada membiarkan dia kabur?"

Seorang lelaki tua menghampiri.

Kharismanya begitu terpancar dan cukup kuat. Seorang bangsawan tingkat dua dari Kirana. Jabril Qiimori.

Melihat sosok itu Kiana tersentak kaget. Kiana memang sudah mempersiapkan diri untuk melihat wajah orang-orang Kirana yang ia kenal, begitu pula dengan wajah keluarganya. Akan tetapi Kiana tetap saja merasa gugup.

"Lylli Kiana? Bahkan kau masih berani memakai nama Qiimori! Gelar apa yang kau dapatkan sebagai bangsa asing yang memasuki tanah Kinkira?"

Kiana hanya diam. Ia berusaha menyingkirkan rasa panik dan takutnya saat menghadapi Ayahnya.

Sedangkan Raki sudah memeluk Kiana karena takut melihat Jabril.

"Mungkin saja gelar yang ia dapat tidak lebih dari sekedar bangsawan rendahan mengingat ia masih memiliki darah bangsawan Kirana, suamiku."

Wanita bangsawan yang terus mengoceh itu merupakan ibu tiri Kiana. Istri kedua Jabril. Martha Qiimori.

Haki yang terus mendengar hinaan yang pasangan Qiimori berikan pada Kiana kini mulai panas.

Haki ingin maju dan melayani hinaan itu akan tetapi Leith datang dan menghentikannya.

"Haki... Atas perintah Yang Mulia Rakina, siapapun tidak boleh membuat keributan di aula pesta, karena terdapat para Raja benua Knos."

Leith menatap mata Haki, mengisyaratkan semuanya akan baik-baik saja.

"Apa orang rendahan sepertimu mau melawan ku?! Hanya demi bangsawan rendah ini? Konyol sekali."

Martha terus saja merendahkan Kiana.

Akan tetapi Kiana sudah mulai merasa tenang berkat Haki dan kedatangan Leith.

"Selamat datang di Kinkira, saya telah melakukan kesalahan dengan masih menggunakan nama Qiimori, kedepannya hal itu tidak akan terulang lagi dan saya bersedia memberikan kompensasi kepada keluarga Qiimori."

Dengan tenang tapi pasti, Kiana mengatakannya dengan percaya diri.

"Memangnya apa yang bisa bangsawan rendahan sepertimu berikan untuk kompensasi?"

"Martha... Hentikan, Raja Haren tampak tidak senang dengan perilakumu, jaga sikapmu didepan bangsa lain."

Jabril memang mengatakan hal itu untuk menghentikan Martha. Akan tetapi ia juga mulai curiga bahwa gelar yang diterima Kiana bukanlah gelar sembarangan karena Kiana bisa mengajukan kompensasi dengan begitu percaya diri.

Setelah perdebatan itu agak mereda kini para bangsawan lain yang membicarakan mereka, begitupula dengan bangsawan Kinkira yang menyayangkan sikap keluarga Qiimori yang begitu kasar dan keras.

Tak berapa lama penjaga kembali mengumandangkan kedatangan seseorang.

"RAJA KINKIRA KE-19, RAKINA EL VORTH MEMASUKI AULA!"

Beauty Omega For Beast AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang