#10. Keadaan Kota

299 26 5
                                    

𝑯𝑨𝑷𝑷𝒀 𝑹𝑬𝑨𝑫𝑰𝑵𝑮!
~~~
Vomment!

***

---------------------------------
Karena kalian pilih side-nya Raib, so, chap ini adalah giliran Raib.
---------------------------------

***

         Kami terkejut melihat ribuan kuda-kuda raksasa tadi mendadak tidak bergerak. sudah mati.

        Aku menelan ludah ketika melihat kejadian selanjutnya. sebuah cahaya berwarna ungu menyinari lautan kuda tersebut. dan, tiba-tiba semua kuda tadi, menghilang.

      "A-apa-apaan ini?" Tanya Nana.
Aku menggeleng. "Aku tidak pernah melihat hal yang seperti ini sebelumnya."

      Tepat saat Jen mau berbicara, suasanya diluar rumah mendadak riuh. Suara seperti alaram bersahut-sahutan. Ketika kami melihat dari jendela, orang-orang sedang berlarian. 

      "DUK DUK DUK! APA ADA ORANG DIRUMAH INI? KALAU ADA TOLONG SEGERA KELUAR! SITUASI SEDANG GAWAT!" Teriak seseorang dari pintu depan.

      Kami bertiga langsung lari menemui orang yang mengetuk pintu tadi.

      "Iya pak, ada apa ya? kenapa diluar terlihat heboh?" tanya Jen pada bapak-bapak yang menggunakan seragam. "Tadi keluar perintah untuk meninggalkan kota bawah tanah ini sekarang juga. Mungkin karena gempa tadi." info bapak-bapak berseragam tadi. 

       Jen mengangguk. "baik pak, terima kasih atas informasinya. kami akan segera keluar." bapak tadi balas mengangguk. "baik, saya permisi." bapak tadi pergi dari pekarangan rumah Jen.

     "Sesuai yang dikatakan bapak tadi, kita harus pergi dari sini. Nana, siapkan bola tadi, kita akan naik itu saja." perintah Jen yang dibalas dengan gerakan hormat dari Nana. 

"SIAP BOS." 

       Setelah Nana pergi, aku baru ingat sesuuatu yang penting.
"Umm, Jen." panggil ku. Jen yang sedang mengecek berita di gadgetnya menoleh? "Ya?"

      "Kurasa, lebih baik kita menyiapkan logistik. bukan apa sih, ini untuk berjaga-jaga. aku cukup berpengalaman tentang hal seperti ini." Usulku.

      Jen berfikir sejenak, tapi setelah itu mengangguk. "Aku setuju. Ayo bantu aku menyiapkannya." Aku mengikuti Jen menuju dapur. Tak lama, kami selesai dan menyusul Nana yang sedang membereskan bola. 

       "Sudah selesai Na?" tanyaku yang baru tiba sambil menenteng kotak logistik. Nana menoleh dan mendelik ke arah kotak ini. aku mengangkat kotak itu. "Kenapa kotak ini? kamu lapar?" tanyaku.

       "Itu kamu bikin sama si Jen?" selidiknya. Aku mengangguk.

       "Ihhh! Jen modus ih! kan aku juga mau bantuin itu!" Dia berdiri sambil menunjuk kotak logistik tersebut. 

        Aku mendelik melihatnya. "Idih. cepat kerjain, nanti keburu runtuh ini ruangan." perintahku. Nana bersungut-sungut dan melanjutkan kegiatannya. Sedangkan Jen, ia masih setia memantau perkembangan diluar melalui berita gadget.

      Karena tidak ada kerjaan, aku memilih jongkok disebelah Nana dan memperhatikannya. 

     "Ternyata selain memasak, kam juga mahir di bagian bengkel seperti ini ya." pujiku. Nana menutup penutup mesin bola. "Oh ya? padahal ini kemampuan dasar doang loh, aku belum lagi menunjukkan-"

     "Hei! cepat masuk ke bola! barusan keluar berita akan ada gempa susulan. cepat!" Jen memotong kalimat Nana. "Ih, padahal aku kan belum selesai ngomong." gerutunya sambil naik ke Bola.

𝓕𝓲𝓷𝓭 𝓜𝓮! - [Choosing Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang