9.

221 13 4
                                    

sudah 2 hari ini, Taera selalu menempel dengan papanya. sejak pertemuan di cafe kemaren.

"Ra, tumben sekali akhir akhir ini nempel sama Taehyung?" heran Tzuyu

"soalnya Taera butuh uang ma, makanya nempelin papa biar di kasih banyak" ucap Taera asal

"modus ya ternyata kamu" ucap Tzuyu menoyor kepala Taera

"hey ada apa ini?" ucap Taehyung lalu duduk di samping Taera

"ini pa, mama main toyor kepala Taera. sakit pa" adu Taera

"kamu tak ingat saja, dulu kau sering melukai papamu." sela Tzuyu

"mana ada ma? Taera kan sayang sama papa" protes Taera

"lihat saja tubuh papamu itu, banyak bekas luka karena ulahmu"

Taera dan Taehyung saling pandang.

"sudah tak apa. papa tidak apa apa" ucap Taehyung menenangkan

"bahkan kau dulu sekarat karena ulah anakmu Tae" imbuh Tzuyu

Taera menunduk, raut wajahnya mendadak lesu. Taehyung yang menyadari hal itu mengusap tangan Taera.

"sudah, tidak apa apa" ucat Taehyung tenang

.

seharian ini Soobin tak melihat keberadaan Taera. mencoba menghubungi beberapa kali namun tak membuahkan hasil. Soobin sempat berfikir, apa ini karena perdebatan mereka kemaren? namun baginya ini tak masalah. bahkan jika harus mati di tangan Jaemin, Soobin merasa itu wajar karena Jaemin lebih hebat dari pada dirinya. masalahnya adalah bagaimana dengan Taera?

mata Soobin menemukan Taera sedang buru buru pergi menuju jalan. kaki Soobin melangkah cepat berusaha mengejar Taera. telat, Taera sudah masuk ke mobil jemputannya. Soobin bergegas menuju parkiran, berniat mengambil motornya dan mengejar Taera.

Soobin sudah pertengahan jalan menuju rumah Taera. tiba tiba sebuah mobil menyalipnya dan menghalangi jalannya. Soobin tahu, itu adalah Jaemin. Soobin turun dari motornya, melihat Jaemin keluar dari mobilnya.

"hey, di mana Taera? aku pikir dia bersamamu?" ucap Jaemin dengan nada di buat buat

"apa urusanmu?"

"tidak ada. urusanku denganmu, karena kau, aku tak bisa mendapatkan Taera. huh, sebenarnya apa yang Taera lihat dari seorang Choi Soobin?" ucap Jaemin menelisik penampilan Soobin

"kau itu pintar Jae, tapi soal ini saja tidak tahu" ucap Soobin remeh

"ya, aku terlalu pintar untuk hal konyol seperti ini." ucap Jaemin meledek

"jadi, apa urusanmu denganku?" ucap Soobin tak ingin bertele tele

"kau pasti tahu. aku sangat membencimu, jadi sepertinya aku akan menghabisimu"

Jaemin langsung menyerang Soobin. saling memukul, saling menghindar. Soobin berusaha mengimbangi serangan Jaemin, namun ia kalah cepat. alhasil Jaemin beberapa kali berhasil memukul tubuhnya. Soobin menatap sengit Jaemin, begitu pula Jaemin tak kalah sengit menatap Soobin.

Soobin lengah, saat Jaemin mengeluarkan sebuah pisau dan mengenai lengannya. dengan sisa tenaga Soobin kembali menyerang Jaemin. alih alih berhasil, Soobin malah kembali terluka oleh pisau Jaemin di bagian pinggang.

"hanya segitu kemampuanmu Soobin?" ucap Jaemin remeh

Soobin tak menjawab, rasa perih dan panas menjadi satu di setiap lukanya. darah semakin deras mengalir. Soobin pasrah, ia pikir ini adalah akhir baginya. namun salah, tiba tiba muncul sosok serba hitam dengan Hoodie lengkap dengan masker.

"sialan!!! siapa kau?!!" gertak Jaemin

tak langsung menjawab, sosok tadi melirik sekila ke arah Soobin. tangannya terkepal, kemudian meraih sebuah pisau lipat kecil di saku hoodienya. dengan sekali gerakan, Jaemin terluka di bagian bawah mata. Jaemin mengerang kesakitan karena lukanya cukup dalam, di lihat dari darah yang langsung mengalir deras.

sosok tadi memapah Soobin, mengambil alih kemudi motor Soobin dan pergi. Soobin masih memegangi kedua lukanya.

motor berhenti, tepat di depan sebuah apartemen  mewah. Soobin hanya menurut ketika tubuhnya di papah masuk dan naik lift menuju lantai atas. Soobin sekarang sudah berada di sebuah apartemen. tubuhnya di baringkan pelan pelan di atas ranjang di salah satu kamar.

sosok tadi membuka hoodienya, masker lalu semua pakaiannya. menyisakan tank top dan celana pendek.

"bagaimana? sakit?"

Soobin sedikit meringis. selain terluka, tubuh Soobin serasa remuk dan lebam di mana mana. Soobin menurut ketika Taera melucuti pakaiannya menyisakan celana boxer miliknya. Taera mengambil cairan lalu menuangkannya ke sebuah kain, ia gunakan untuk mengelap luka Soobin.

"bersihkan tubuhmu, baru akan ku obati" ucap Taera lalu menuntun Soobin sampai di kamar mandi

Soobin sudah selesai mandi, juga sudah berganti boxer yang disiapkan Taera. Soobin duduk di samping Taera.

"berbaring lah, biar ku obati"

Taera mengoles salep ke setiap lebam, lalu mengoles cairan lain ke luka Soobin. dengan telaten Taera menjahit luka Soobin, setelahnya menutup dengan kain perban.

"masih mau mencobanya?"

"kenapa menolongku? kenapa tidak membiarkan aku mati saja?" ucap Soobin tiba tiba

Taera menatap sengit ke arah Soobin. rahangnya mengeras begitu juga kedua tangannya terkepal. Taera menampar keras wajah Soobin, hingga terdapat jejak kemerahan di sana.

"bisa bisanya kau berkata seperti itu Choi Soobin!!" teriak Taera

"karena aku kalah!! aku pengecut!! kau tahu itu kan Kim Taera?!! kau tahu aku sehebat apa?!!"

Soobin melampiaskan semuanya, yang ada di hatinya. ia merasa gagal sebagai seorang kekasih.

"aku hanya ingin bertindak seperti semestinya seorang kekasih, tapi apa?? melindungi diri sendiri saja tidak bisa. bagaimana nanti aku menjagamu??"

Taera terdiam. sepertinya ia terlalu mengekang Soobin, itu karena rasa cintanya. ia hanya tidak ingin tercintanya terluka. baginya tak masalah jika nanti Soobin bergantung padanya, tidak, Soobin akan tumbuh menjadi laki laki tangguh nantinya. hanya saja waktunya belum tepat.

Taera mengompres pipi Soobin bekas tamparan tangannya tadi. setelahnya Taera berbaring di samping Soobin setelah membenarkan selimutnya. Taera memeluk Soobin dengan posisi menyamping, mengusap dada telanjang Soobin.

"tidurlah. maafkan aku" bisik Taera

Soobin tak menjawab. menatap Taera lekat.

"sayang tidurlah, maafkan aku" ucap Taera mengusap pipi Soobin.

Soobin menutup matanya, mencoba hanyut dalam dunia mimpi. Soobin merasa Taera lebih erat memeluknya. sungguh di dalam hati, Soobin sangat bersyukur mendapatkan orang seperti Taera. di tambah keluarganya yang menerima dirinya apa adanya. Soobin membuka matanya, menoleh, mendekatkan wajahnya ke wajah Taera. Soobin mengecup kening Taera lama.

"kau terbaik Ra. terima kasih" lirih Soobin

"sudahlah, sekarang kau harus tidur atau aku akan melukaimu? aku sedang dalam mode psikopat saat ini asal kau tahu" ucap Taera tanpa membuka matanya

"lalu aku harus apa?"

"tidur, aku memintamu tidur"

"baiklah, aku tidur"

Soobin menutup matanya, kembali mencoba masuk ke alam mimpi. ia tahu, Taera sudah menahan untuk tidak melukainya. Soobin hanya tidak ingin di jadikan samsak bagi Taera, tubuhnya sudah remuk di tambah luka luka. Soobin masih sayang dengan tubuhnya untuk tidak menerima karya Taera.

"aku mencintaimu Bin" cicit Taera

"aku juga Ra, sangat mencintaimu"

"iya aku tahu. dan itu harus"

"aku sedang melakukannya" ucap Soobin dengan nada ngelantur

Taera mengusap pipi Soobin sayang, dalam hati kecilnya sungguh menyesal, tangannya berani menampar sang terkasih.

CONFUSED - TAETZU √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang