6. Rencana Taeil

84 17 1
                                    

Masih dengan mereka disana.

Pelayan itu tersenyum canggung "maaf tuan Taeil nama saya memang Taeyong tapi apakah tuan Taeil mengenal saya?"

Pertanyaan dari pelayan yang memang bernama Taeyong itu membuat Taeil terdiam membisu.

Sudah berapa kali dia bertemu dengan orang-orang yang mirip 21 temannya dimasa lalu?.

Taeil langsung mengerti situasi "ah maafkan saya! Kamu mirip banget sama teman saya dulu, saya kira kamu orangnya maafkan saya!"

Taeil membungkuk berkali-kali.

Yang Taeil rasakan bukan malu telah sembarangan memeluk orang tapi dia sangat bingung dengan kondisinya.

Taeyong tersenyum tipis, dan ya lagi-lagi Taeil menemukan senyuman-senyuman dimasa lalunya.

"Tidak apa-apa saya mengerti, kalau begitu Saya pamit untuk membuat pesanan kalian"

Setelahnya Taeyong pergi.

Taeil duduk disamping anak-anak dengan wajahnya yang gelisah bahkan mengusap wajah kasar beberapa kali.

"Om/pah!" Panggil ketiganya.

Taeil menoleh sambil tersenyum tipis menutupi raut wajah gelisahnya.

"Om punya temen yang mirip pelayan tadi?" Pertanyaan dan tatapan dari Soobin sangat susah ditebak dia mengarah kemana.

Tapi Taeil langsung paham dengan maksud soobin, ah! Soobin juga tidak tau peperangan dulu.

Taeil hanya mengode dengan mengangguk pelan membuat Soobin langsung mengerti dan sedikit terkejut.

Winter bersama Onyx sangat bingung dengan gerak-gerik mereka.

"Temen dekat pah?" Tanya Onyx.

"Em—iya sih deket banget malah, dia ngilang kabar" Rasanya Taeil tidak ingin berbohong lagi didepan anak-anak ini.

Winter walau tidak paham masalah Taeil dia paham perasaan Taeil.

"Om masih punya kontaknya? Mungkin bisa ngirim kabar kalau om kangen" Ucap Winter.

Taeil menghirup nafas dalam-dalam tak berani menatap mata ketiganya, dia harus berbohong berapa banyak.

"Iya itu masalahnya, om gak lagi punya kontaknya"

Onyx dan Winter langsung percaya dengan menganggukkan kepalanya tapi tidak dengan Soobin yang sedikit bingung.

Lalu keempatnya sibuk dengan urusan masing-masing.

Sampai 15 menit kemudian pelayan bernama Taeyong itu mengantarkan pesanan mereka semua.

"Selamat menikmati" Taeyong tersenyum tipis.

Lagi, dia tak sengaja bertatap mata dengan Taeil, Taeyong rasa tuan Taeil ini sangat merindukan sahabatnya sampai mengira dirinya adalah temannya.

Taeyong tersenyum canggung ke arah Taeil yang mengamati wajahnya dengan tatapan sedih.

Setelahnya dia pamit pergi.

"Itu Taeyong yg kak Kun maksud di mimpinya bukan sih? Huh, untung tadi sempet moto, kirim ah" Batin Winter.

KWANGYA and EARTH (S2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang