2

817 82 0
                                    

***
"Bagaimana kabar Ginny, anakmu?" Tanya Klaus pada Alice.

Kini mereka berdua sedang berdiri di dekat balkon lantai dua.

"Baik - baik saja, umur nya kurang lebih 5 tahun saat ini" Jawabnya.

"Apakah dia lucu? Sama sepertiku?" Klaus meragakan gaya - gaya imutnya.

Alice terkekeh kecil. "Tidak! Dia imut seperti ibunya"

Seketika Klaus cemberut.

"Bercanda!"

Klaus merogoh sakunya, ia menyeringai.

Alice mengernyit menatap Klaus. "Ada apa denganmu?"

Klaus mengeluarkan sebuah kotak antik, ia tampak tersenyum bahagia menatap kotak itu.

"Klaus! Kau... "

"Sst, diam lah! Kau akan dapat warisan ini, tenang saja!"

Alice memutar bola matanya malas, ia lalu pergi meninggalkan Klaus.

"Hei, Alice!? Kau mau kemana?" Teriakan Klaus terdengar di seluruh ruangan.

"Mencari makanan, tentunya" Jawab Alice dengan simple.

Sejujurnya ia hanya ingin menjauh dari ocehan konyol Klaus.

***
Hargreeves bersaudara berkumpul di ruangan, di dekat foto - foto dan rak - rak buku.

Allison duduk di depan foto - foto di pajang, Diego duduk di dekat perapian sembari menatap perapian, Vanya dan Alice duduk di sofa besar, sedangkan Klaus sibuk membuat minuman di dapur.

Allison meminum teh hangatnya, dan Alice memakan roti dengan selai kacang sembari menaikkan satu kaki di atas kaki lainnya dengan feminim.

Luther berdiri untuk memimpin pembicaraan ataupun rapat mereka.

"Kurasa kita harus mulai" Ujar Luther memulai pembicaraan.

Semuanya yang sibuk dengan urusan masing - masing, sontak menoleh ke Luther.

"Aku berpikir kita bisa menyewa jasa pemakaman di halaman saat petang" Ujarnya dengan tegas.

Klaus menghampiri semuanya, sembari memegang botol beer dan rokok yang terletak di mulutnya.

"Berkata sedikit, di tempat favorit ayah"

Alice dan Vanya saling menatap beberapa saat. "Ayah punya tempat favorit?"

"Ya, di bawah pohon. Kami sering duduk di sana"

"Anak ayah" Gumam Alice.

Luther mengernyit menatap Alice yang menyilang tangannya di depan dada, dan juga terdapat potongan roti di tangan kanannya. "Kalian belum pernah?"

Diego yang berada jauh dari Luther, sontak menatap Luther. Lalu ia beralih menatap Alice.

"Alice benar, hanya kau yang di sayangi oleh ayah" Ujar Diego, ia kembali menatap perapian.

Allison dan Vanya sontak menatap Diego dengan heran.

"Akankah ada jamuan? Teh? Kue? Roti isi mentimun selalu menjadi pemenangnya"

Klaus menghisap rokoknya, dan menyemburkan asap keluar dari mulutnya.

"Tidak! Dan buang itu! Ayah tidak mengizinkan merokok"

"Itu rok ku?" Ujar Allison saat menatap bawah Klaus menggunakan sebuah rok.

"Apa? Oh ya, ini aku menemukannya di kamarmu tapi... "

𝐒𝐏𝐄𝐂𝐈𝐀𝐋 𝐂𝐇𝐀𝐍𝐆𝐄 [𝐟𝐢𝐯𝐞 𝐡𝐚𝐫𝐠𝐫𝐞𝐞𝐯𝐞𝐬] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang