[FLASHBACK]
18 YEAR AGO
____Maap, flashback mulu.
____"Vanya? Alunan biola mu sangat indah. Boleh aku mencobanya" Ujar Alice Ketika selesai mendengarkan Vanya memainkan biola.
Ke Delapan Hargreeves berkumpul di sebuah ruangan santai. Mereka sedang beristirahat karena lelah seharian menjalankan misi, maka dari itu semuanya memilih untuk mendengarkan Vanya yang bermain biola tepat sebelum mereka datang.
Semuanya memamakai pakaian serba hijau, terkecuali Vanya. Ia hanya memakai seragam academy, dikarenakan ia tidak di anjurkan mengikuti misi oleh Reginald.
"Oh, tentu boleh Alice" Vanya memberikan biolanya pada Alice.
Dengan senang hati, Alice berdiri dan mengambil biola itu. "Thanks, Vanya"
Gadis berambut pirang bergelombang itu pun mulai memainkan biolanya. Indah. Tapi tidak seindah Vanya, Alice masih ragu dalam mengambil gesekan dan sedikit cempreng.
"Indah, tapi ya begitulah... " Ujar Klaus.
Vanya terkekeh kecil. Five berdiri menghampiri Alice Dan Vanya.
"Bisa kah kau berhenti memainkannya? Sangat tidak enak untuk di dengar" Ujarnya dengan dingin.
Alice mngernyit, sontak ia menghentikan tangannya memainkan biola.
"Kau sangat beda dengan alunan indah yang di mainkan oleh Vanya, kau lebih cocok menjadi penyanyi cafe di dekat sana" Ujarnya lagi. Nada bicaranya tampak mengejek Alice.
Alice terdiam mendengarkan ucapan Five. Menurutnya itu sangat menyakitkan, wajar saja Alice belum bisa. Ia baru saja ingin belajar.
Semuanya menatap ke arah Five dengan bingung. "Menurut ku alunan nada Alice juga tak kalah indah dengan Vanya" Ujar Diego membela Alice.
"Oh ya? Aku bahkan tak pernah dengar alunan itu?" Ujar Five menatap Diego dengan dingin. "Oh, atau kau menciptakannya?" Ia beralih menatap Alice.
Alice hanya diam menatap Fibe dengan tajam. "Lanjutkan ucapanmu! Apa ada yang ingin kau katakan lagi? Aku ingin dengar!"
Five mengernyit. "Intinya, Vanya jauh lebih indah darimu"
Alice menghela nafas kasar. "Oh" Alice meletakkan biola Vanya dengan kasar ke sebuah kasur.
"Selamat mendengarkan alunan musik Vanya" Alice pergi setelah mengucapkan kata itu dengan tajam. Ia keluar dari ruangan itu, tidak peduli seluruh saudaranya memperhatikan dia.
"Apa dia marah? Aku hanya bercanda" Ujar Five.
Allison mengernyit, ia beralih menatap Five. "Bercanda? Kau bilang itu bercanda? Kata - kata mu sangat pedas, Five!" Allison berdiri dengan amarahnya.
Five mengernyit bingung. "Sejak kapan dia menjadi sensitif?" Ujarnya.
Entah kenapa. Diego langsung menatapnya sinis, ia berdiri dan berjalan menghampiri Five.
"Diego!" Ujar Klaus. Ia tahu Diego sedang mengancang ingin melakukan sesuatu.
"Kau brengsek" Ia mengangkat tangannya untuk memukuli Five, namun terhenti. Luther menahan tangannya.
Diego menahan pergerakannya, Ia menggigit bibir bawahnya sembari memejamkan mata.
"Dia saudara kita! Jangan lakukan hal yang bisa membuat ayah marah" Ujar Luther yang masih menahan tangan Diego.
Diego menghempaskan tangan Luther, Ia menatap Five sebentar. Sedangkan Five menatap dengan datar Diego, ia tak perlu ambil pusing menghadapi seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐏𝐄𝐂𝐈𝐀𝐋 𝐂𝐇𝐀𝐍𝐆𝐄 [𝐟𝐢𝐯𝐞 𝐡𝐚𝐫𝐠𝐫𝐞𝐞𝐯𝐞𝐬]
Novela Juvenil"Jika boleh, aku akan menjadi ayah baru Ginny" "Apa? Kau serius Five?" "Y.. ya" Cerita dan tokoh hanya pemilik penulis komik aslinya, sedangkan cerita dan tokoh tambahan berdasarkan pikiran author wattpad. Cerita ini hanya untuk hiburan dan memperla...