4

718 137 11
                                    

Happy reading~~~

Karina dan Winter sudah pulang setelah mereka membereskan kekacauan yang kalian buat tadi.

"Kak, jadwal kakak kerja kapan?" Seohyun menatap kamu yang lagi rebahan, karna lelah.

"Belum tau, Minggu depan kakak kerja lagi. Kamu gapapa dirumah sendirian lagi? Kakak terlalu sibuk ya?" Kamu bangun menarik Seohyun untuk duduk.

Kamu mengelus kepala adik kamu itu.

"Gapapa kok kak. Aku tau kakak kerja buat kita. Biar bisa makan, biar kita bisa hidup layak kaya sekarang kak. Aku gak masalah kok." Seohyun tersenyum imut.

Kamu menatap Seohyun sedih, "maafin kakak ya. Belum bisa jagain kamu terus. Atau kamu mau ikut kakak kerja? Minggu depan kakak kerja di kafe kak Jaehyun."

Seohyun menggeleng, menolak tawaran kamu, "gak mau. Aku gak suka di uyel uyel sama kak Jaehyun, sakit."

Kamu tertawa, Jaehyun memang gemas dengan adik kamu.

"Yaudah, PR udah selesai?"

Seohyun mengangguk.

"Udah kenyang?"

Lagi lagi dia mengangguk.

"Tidur yuk, tidur sama kakak."

Kalian berdua merebahkan tubuh.

"Kakak jangan terlalu banyak ngomong, nanti kakak sakit lagi." Ucapnya sebelum tidur.

Kamu hanya tersenyum dan mengelus kepalanya agar dia bisa tidur.

~~~~

Kamu menghela nafas kasar.

Apalagi sekarang.

Kamu menatap Somi malas.

"Bisu!! Bawain tas gue!" Somi memberikan tasnya kepada kamu.

Kamu mengambil tas itu, lalu membuangnya jauh.

Mata Somi membulat, "HEH!! HARGA TAS GUE SETARA SAMA HARGA GINJAL LO!!"

Kamu mengangkat bahu kamu tidak perduli.

"AMBIL TAS GUE GAK?!" Somi menatap kamu tajam.

Kamu mengambil kertas di tas kamu.

"Do it by yourself."

Kamu menempelkan kertas itu tepat di keningnya lalu pergi.

Karina dan Winter sudah berlari, mereka pikir kamu akan di siksa lagi oleh Somi.

Langkah mereka terhenti saat melihat kamu berani melawan Somi dengan berani.

"BISU!! LO BERANI SAMA GUE!!!" Somi mengejar kamu dan menjambak rambut kamu.

Kamu merintih tanpa suara.

Menggenggam erat tangan Somi. Sampai dia merasa kesakitan.

"GUE LAPORIN LO KE BOKAP GUE YA!!!" Somi mengancam kamu.

Kamu tersenyum sinis, kembali menulis.

"Kamu pikir aku takut? Kamu pikir siapa yang membuat keluargaku hancur dan berantakan seperti ini? Jika kamu melaporkan semua ini ke papah kamu, bukankah sama saja? Dia menggali kuburnya sendiri?"

LISTEN - HUANG RENJUN AND YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang