18

621 125 20
                                    

Happy reading~~~

Keadaan rumahmu lumayan kacau, dan kamu membersihkannya sendirian.

Sebenarnya teman teman kamu mau membantu, tapi kamu melarangnya dengan alasan mereka adalah tamu. Jadi mereka tidak diperbolehkan untuk ikut repot.

Namun, Ningning memaksa. Memang gadis itu cukup dekat dengan kamu. Setelah kejadian kamu menolong dia dari bulanan teman temannya.

*Flashback*

Kamu menatap seorang gadis yang menangis di pojokan kelas. Suaranya cukup keras untuk didengar.

"Kamu kenapa?" Tanyamu, membuat gadis yang awalnya menunduk jadi menatap kamu.

"Kamu mau bully aku juga karna bahasa Korea aku masih kacau?"

Kamu terkejut, "aku nggak tahu. Kamu pendatang?"

Gadis itu mengangguk, "iya aku pendatang, aku masih sulit buat berkomunikasi sama orang lain disini. Karena bahasa Korea aku masih jelek." Masih terisak.

Kamu menghela nafas, "oke nama aku (Y/N), aku senior kamu disini. aku mau ajarin kamu pelan pelan oke?" Tawar mu pada dia.

Dan kamu lihat junior kamu itu mengangguk, "iya kak aku mau, nama aku Ningning."

Dan kalian berjabat tangan. Semenjak hari itu kamu benar benar membantu dia dalam berbahasa Korea.

~~~~

Kamu berlari saat tahu bahwa Ningning kembali mendapatkan bully an dan cibiran saat dia sedang tampil bernyanyi.

Kamu cukup tau apa yang gadis itu rasakan. Karena kamu juga merasakannya saat ayahmu masuk penjara. Kamu juga mendapat bully.

Kamu mendapati Ningning menangis. Walaupun tangisannya tidak keras tapi cukup menyakitkan untuk didengar.

"Hei Ningning." Kamu mengangkat wajahnya agar bisa kamu lihat.

Mata besarnya sembab, dan kamu dengan pelan mengusap pipinya, menghapus air mata yang keluar dari mata indahnya.

Kamu menutup telinga Ningning dan berkata, "udah, jangan dengerin mereka yang bikin kamu nangis kaya gini. Dengerin aja aku oke? Kamu itu gadis yang cantik, hebat, kuat, dan kamu tidak buruk. Kamu bukan orang yang gagal oke? Kamu itu bagus. Sekarang Ningnging cukup dengerin kata kata aku oke?" Kamu mengucapkan kata kata yang membuat dia semangat dan termotivasi.

Dan itu cukup manjur. Semenjak hari itu dia menjadi orang yang semakin berubah dalam hal positif.

Tidak lagi merasakan insecure, dia lebih percaya diri.

~~~~

Kamu duduk di kasur milikmu, menatap jendela rumah sakit dengan sendu.

Ya, kamu sedih dan merasa sangat sakit. Ibumu yang meninggal dan kamu kehilangan suara kamu. Satu satunya aset untuk kamu bekerja.

Ningning masuk ke dalam ruangan mu dan menangis keras.

Kamu yang melihatnya bingung.

"Kak, walaupun kakak gak ngomong. Kakak ga bisa ngomong. Aku bakalan tetep dengerin kakak. Aku tetep bisa denger apa yang kakak omongin ke aku. Mungkin kakak ga bisa ngomong pake suara kakak, tapi aku bakalan belajar bahasa isyarat dan aku bakalan ada buat kakak seperti kakak dulu selalu ada buat aku."

Jujur, ucapan singkat yang membuat kamu cukup terharu. Kamu meneteskan air mata dan memeluk gadis China itu.

Ya itu lah cerita singkat kedekatan kamu dengan Ningning.

*Flashback off*

Kamu hanya tersenyum melihat Ningning yang mencuci piring.

Setiap kamu menolak dia melototkan Mata besarnya. Seakan siap menerkam kamu.

Kamu tertawa tanpa suara.

"Udah, kakak duduk aja. Kakak sudah masak, sudah siapin ini semua. Sekarang giliran aku yang kerja."

Kamu menurut, Ningning memang keras kepala.

Matamu menangkap Seohyun yang masih berusaha mengajari ayah kamu bahasa isyarat.

Tentu, ayahmu baru saja tahu kalau kamu berpura pura tidak bisa berbicara.

Sama seperti Karina juga Winter. Awalnya dia tidak setuju. Tapi kamu menjelaskan alasannya dengan pelan. Dan akhirnya ayahmu memahami.

Kamu tertawa lagi, namun kamu menahan suaramu agar tidak terdengar.

Seohyun selalu memarahi ayah kamu jika melakukan sedikit kesalahan.

"Ayah yang bener doong... Itu salah ayaaah. Udah ah, Seohyun capek ngajarin ayah." Suaranya yang cukup cempreng membuat semua atensi tertuju padanya.

Kamu menghela nafas.

Saat kamu hendak menghampiri Seohyun, Jeno mendahului.

"Seohyun gak boleh gitu, kamu harus sabar ngajarin ayahnya. Gak boleh galak, nanti cepet tua. Mau jadi nenek nenek?" Jeno mengelus kepala adikmu.

Dia menggeleng, "abisnya ayah susah diajarinnya. Gak paham terus. Seohyun kan capek." Mendengus kesal.

"Ayah paham kok, cuman ayah kan juga baru adaptasi. Terus juga ayah kan mau lama lama sama adek, jadi ayah pura pura gak paham. Maafin ayah ya." Bohyun menunduk, berpura pura menangis.

"Ih, ayaaaaaahhh.. maafin Seohyun. Seohyun kira ayah beneran gak paham." Seohyun memeluk ayah kalian.

Kamu tersenyum kecil melihat tingkah adikmu dan ayahmu.

Semua orang yang disana tersenyum.

Tidak terkecuali Renjun yang tersenyum saat melihat kamu tertawa.

Ya, menurutnya tawamu cukup menular meskipun dia tidak mendengarnya.

Renjun rasa, dia mulai tertarik dengan kamu.

Ahn (Y/N).


TBC...

Fiiiuuhhh...
Haaaii, maaf baru bisa update.
Hp aku masih rusak hiks...

Aku paksain pake hp orang lain suussaaaahhh

Daaaaan, alasan aku update hari ini adalah...

Hari ini aku, Rena ulang tahun....

Hehehehe.. jadi aku mau kasih sedikit hadiah buat temen2 yang baca cerita akuu.

Kalau kalian seneng kan akunya juga seneeng.. hehehehe
.

Okey, di tunggu aja yaaa part selanjutnya..

Byeeee

LISTEN - HUANG RENJUN AND YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang