20

558 105 37
                                    

Happy reading~~~~

Kamu menatap Jeno, menunggu dia bercerita.

Tapi dia enggan mengeluarkan suara.

"A-aku belum siap." Ucapnya pelan.

Kamu menghela nafas, bersabar.

"Baiklah, aku pergi." Kamu keluar dari UKS.

Tapi tanganmu ditahan Jeno, "jangan pergi." Ucapnya lirih.

"Aku harus pergi sekarang. Lain kali kita bicara lagi."

Habis sudah kesabaran kamu menunggu Jeno berbicara. Dan ya, kamu memang pergi.

Meninggalkan Jeno yang masih sedih.

~~~~

Karina dan Winter berlari menghampiri kamu.

"Heh!! Lo ngapain daftar lomba hari ini??!" Ucap Karina.

Kamu menatap mereka bingung, "gue gak daftar anjiirr.. ngapain.." ucapmu pelan.

"Coba lihat mading." Winter menggeret kamu ke arah madinh sekolah.

Dan benar saja, namamu tertulis disana.

Kamu langsung membulatkan matamu, siapa yang lancang mendaftarkan nama kamu?

Kamu bingung, kamu tidak merasa mendaftarkan diri dan nama kamu disana.

Tetapi kenapa nama kamu ada??

Tiba tina kamu menerima pesan dari ponsel kamu.

Kak Taey

Kakak yang daftarin kamu, mukanya gak usah kaya gitu. Aneh.

Apaan sih kakak, kok malah gini. Harusnya ijin aku dulu. 😠

Kalo ijin kamu yang ada kamu nolak.

Kamu menghela nafas.

Ternyata kelakuan absurd lelaki yang kamu anggap kakak itu.

Kamu menunjukan pesan dari Taeyong ke Winter dan Karina.

Mereka ikut menghela nafas.

"Kak Taeyong ngapain sih aneh aneh gitu??" Winter ikut merasa sebal.

"Ya gue setuju kalo semisal lo ikut lomba ataupun lo nyanyi. Cuman seenggaknya harus ada kesepakatan dari dua belah pihak. Jadi harusnya kak Taeyong ijin ke lo dulu. Gak main daftarin nama lo sembarangan gini." Ucap Karina.

Kamu hanya menaikan bahumu dan pergi menjauh dari mereka menuju tempat sepi yang membuat kamu lebih tenang.

Tiba tiba ada yang menarik rambut kamu dari belakang secara kasar.

"Heh! Bisu!! Lo ngapain pake acara ikutan daftar lomba nari. Suara lo aka gak keluar gimama bisa ikut!!"

Somi lah pelakunya, oranh yang menjambak kamu dari belakang tadi.

"Oh, jangan jangan suara lo udah balik lagi ya?" Somi tersenyum licik.

Dia mengambil sesuatu dari tasnya, sebuah cairan yang tidak kamu ketahui itu apa.

Tiba tiba dia menarik wajahmu dan berusaha memasukkan cairan itu ke mulut kamu.

Kamu dengan sekuat tenaga memberontak Somi.

Namun, tenaganya jauh lebih kuat dari kamu.

"BUKA MULUT LO BISU!!! LO GAK BOLEH JADI NOMOR SATU LAGI KAYA DULU!!! SUSAH SUSAH GUE BIKIN LO BISU!!!! GUE UDAH BISA JADI NOMOR SATU SEKARANG!!! LO GAK BOLEH DIATAS GUE!!!"

LISTEN - HUANG RENJUN AND YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang