Setelah kejadian di mall, Jeno dan Jaemin menjadi dekat lagi. Jeno pikir untuk apa bersedih hanya karena orang yang dia cintai memiliki orang lain dan bahkan memiliki anak dari hasil cinta itu.........
Well........that's sad......but still, Jeno mencoba untuk move on dan beralih menganggap Jaemin sebagai sahabatnya.
Mungkin dia sudah kehilangan sebuah cinta, namun kali ini dia tidak ingin kehilangan sahabatnya.
Jeno jadi sering mengunjungi restoran Jefri demi bertemu dengan sahabatnya itu, sekalian mencari gratisan.
"Woi gua bangkrut kalau lu makan gratis terus."
"Orang pelit kuburannya sempit."
"Yowes karepmu! now tell me, why do you come here so often?" sambil memajukan tubuhnya mendekat.
"Cari gratisan lah," namun dengan nada yang ragu.
"Oh gitu......" sambil menyenderkan punggungnya.
"I-iya gitu......"
Keduanya terdiam, sang abang tetap memandang adiknya sambil tersenyum miring membuat yang dipandang jadi salting sendiri.
Jeno beralih menatap yang lain, dan pandangannya tertuju kepada lelaki manis yang dengan ramahnya melayani para pelanggan, tanpa disadari Jeno ikut tersenyum saat melihat senyuman diwajah orang yang dia perhatikan.
"Lu natep sampe biji mata lu kendor gak bakalan bisa dapetin dia kalau gak usaha!"
Jeno dengan cepat menoleh ke arah Jefri, "E-enggak, gua gak natep siapa-siapa, gua natep ayam bakar."
"Cupu!"
"Terus gua harus gimana coba?! jangan bikin gua susah move on bang!"
"Kok gua! lu sendiri yang dateng kesini, lu sendiri yang nyamperin dia, lu sendiri yang mandangin doi, terus lu bilang gua bikin lu susah move on?! HelLOoO"
Jeno menunduk, apa yang dikatakan oleh abangnya memang benar, dia ingin move on? move on tai kambing! Jeno tidak akan bisa melakukannya.
"Iya bang, gua yang salah......"
Jefri kaget dengan sikap Jeno yang lemah seperti ini, membuatnya iba, "Kalau lu mau dapetin dia, usaha dong."
"Lu nyuruh gua jadi pelakor?" sambil menatap Jefri sinis.
"Hah?" Jefri bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumau Dia (Nomin)
FanfictionDi usia yang masih tergolong muda, Jaemin harus membesarkan anaknya, tidak seorang diri, dia dibantu oleh kakak dan adik sepupu kesayangannya. . . . Jeno mengalami dilema antara harus meneruskan perusahaan ayahnya atau membuat bayi diusia muda...