Pemandangan cantik terlihat di sebuah gedung berwarna putih nan megah. Suka cita mampu dirasakan dari orang-orang yang berada disana, apalagi bagi para kaum kostan pemburu makanan gratis. Meja dan kursi dengan penutup kain berwarna putih, bunga berwarna-warni di dalam vas, dan tentu saja prasmanan yang membuat semuanya semakin perfect.
Jaemin berjalan menuju altar pernikahan dengan didampingi oleh Yuta sebagai pengganti ayahnya. Musik khas acara pernikahan terdengar dalam setiap langkah yang Jaemin jejaki. Jaemin berjalan dengan gugup karena dia menjadi pusat perhatian dan meremat lengan Yuta.
Perjalanan terasa jauh walau akhirnya Jaemin sampai di hadapan Jeno yang sedari tadi tersenyum sumringah.
Jaemin menatap Yuta dan Yuta tersenyum sambil mengangguk lalu mencium singkat pipi Jaemin sebelum memberikan tangan Jaemin kepada Jeno.
Setelah segala cobaan dan rintangan yang dijalani oleh sepasang sejoli demi memperjuangkan cinta dalam hidup mereka. Akhirnya keduanya saling berhadapan untuk mengucapkan janji suci sehidup semati dalam ikatan pernikahan.
Keduanya saling berpegangan tangan dengan mata yang tidak berpaling antara satu sama lain. Jeno terlihat tampan dan gagah dengan setelan jas berwarna putih dan rambut yang di tata kebelakang menampilkan jidat mulusnya.
Sedangkan Jaemin terlihat begitu cantik dan manis dengan setelan jas yang juga berwarna putih namun dihiasi motif bunga mawar.
"Tuan dan nyonya, kita di sini hari ini dalam hari yang spesial untuk menjadi saksi pernikahan antara saudara Lintang Suryana Arjeno dengan Nandini Jaemina Arya. Mohon diulang setelah saya, saya Lintang Suryana Arjeno........."
"Saya Lintang Suryana Arjeno"
"...mengambilmu Nandini Jaemina Arya"
"...untuk saling mengasihi dalam suka maupun duka"
"...yang terbaik maupun yang terburuk"
"...sehat atau sakit"
"...miskin atau kaya"
"...untuk saling mencintai sampai maut memisahkan"
Sang pendeta tersenyum sebelum melanjutkan kalimatnya, "Saudara Lintang Suryana Arjeno, apakah anda bersedia menjadi pendamping hidup dari Nandini Jaemina Arya?"
"Saya bersedia."
"Saudara Nandini Jaemina Arya, apakah anda bersedia menjadi pendamping hidup dari Lintang Suryana Arjeno?"
Jaemin tidak langsung menjawab, dia sangat gugup saat menatap manik mata Jeno. Jeno pun mengelus punggung tangan Jaemin dengan senyuman yang sedari tadi tidak redup.
Jaemin mengencangkan genggamannya, "Saya bersedia"
"Sekarang saya mengumumkan kalian sebagai pasangan suami dan istri. Kalian boleh berciuman."
Sorak-sorai terdengar setelah akhirnya mereka sah menjadi pasangan suami dan istri. Jeno menarik pinggang Jaemin dan akan menciumnya namun Jaemin menghindar karena malu.
"CIOM! CIOM! CIOM!" Lucas berteriak heboh diikuti oleh tamu yang lain.
Jaemin menatap Jeno ragu lalu mengecup bibir Jeno singkat.
"KURANG! LAGI!" Lucas makin heboh.
Kali ini Jeno pun bertindak dan langsung mencium bibir Jaemin lama sambil melumatnya membuat orangtua yang berada di sana harus menutup kedua mata anak-anak mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumau Dia (Nomin)
FanficDi usia yang masih tergolong muda, Jaemin harus membesarkan anaknya, tidak seorang diri, dia dibantu oleh kakak dan adik sepupu kesayangannya. . . . Jeno mengalami dilema antara harus meneruskan perusahaan ayahnya atau membuat bayi diusia muda...