Pagi yang cerah. Langit terlihat berwarna biru muda dengan sedikit awan terlukis di sana. Matahari bersinar dengan terang menembus kaca pintu jendela yang tidak tertutup dengan tirai, namun bukan itu yang membuat sekelompok anak muda terbangun dari tidurnya. Melainkan tamparan dan air liur yang membuat mereka terbangun.
"Serangan air liurrrr"
Lele meletakkan Juwan di dekat para lelaki yang sedang tertidur agar Juwan saja yang membangunkan mereka.
Juwan pun beraksi dengan menampar para wajah nganggur itu, tidak hanya menampar Juwan juga menjambak, menggigit, dan memasukkan jarinya ke dalam lubang hidung mereka.
Keempatnya langsung terbangun dengan tidak santuy dan kompak berjalan ke arah kamar mandi, Juwan dan Lele tertawa atas kemenangan mereka merebut sofa di ruang tamu. Akhirnya mereka bisa menonton kartun di pagi hari ini.
Sedangkan di sisi lain, terdapat tiga manusia maskulin (manis kali untuk dimilikin) yang sedang sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan.
Yuta datang dan langsung menyambar tempe goreng yang baru matang, "Masak apa bunds?"
"Wahh anak lanang udah bangun~rajin sekali~" ejek Ten.
"Gua ditampar gimana gak bangun," sambil mengambil tempe goreng lagi.
"Lepasin gak! main comot aja!" Ten menabok punggung tangan Yuta dan membuat Yuta bete.
Joni datang dan mencari sesuatu di dalam lemari makan, "Ada kopi dek?" tanya Joni kepada Ten.
"Ada mas, mau aku buatin?" kata Ten manis.
"Boleh."
Yuta menatap dengan tatapan julid tidak lupa dengan bibirnya yang monyong.
"Udah mateng nih, na tolong bangunin ayah buat sarapan ya. Jeje gak usah di bangunin soalnya mau bangun siang," pinta Taeyo.
"Iya kak," Jaemin berjalan pergi.
"Gimana sih, ukenya kok lebih kuat," cibir Ten.
"Gak gitu Ten......" Taeyo tersenyum malu-malu karena yang kecapekan akibat tempur semalam bukan Jefri, melainkan Taeyo sendiri. Taeyo sempat tertidur saat sedang mantap kuadrat bersama kekasihnya itu dan membiarkan Jefri melakukan apapun terhadap tubuhnya. Ternyata benar kata Jefri jika bilang ingin begadang sampai subuh.
Jaemin berjalan menuju kamar pak tua untuk membangunkannya, namun sepertinya hal itu tidak perlu dilakukan karena pak tua sudah terbangun dan duduk diatas sofa sambil menonton kartun bersama anak-anak yang lain.
"Mau kemana na?" tanya Lucas.
"Tadinya mau bangunin ayah, tapi ayah udah bangun. Yaudah Nana balik ke dapur dulu ya mas."
"Eh! bentar na. Tolong bangunin Jeno dong, gua gak tau dia dimana, semalem ngilang gitu aja."
Jaemin merasa ragu karena apa yang terjadi tadi malam, akan sangat canggung jika menemui Jeno saat ini, namun dia tidak punya alasan untuk menolak, "I-iya mas."
Jaemin berbalik dan hendak mencari dimana keberadaan Jeno, namun tiba-tiba Jeno sudah berada dibelakangnya dan hampir saja tertabrak oleh Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumau Dia (Nomin)
FanfictionDi usia yang masih tergolong muda, Jaemin harus membesarkan anaknya, tidak seorang diri, dia dibantu oleh kakak dan adik sepupu kesayangannya. . . . Jeno mengalami dilema antara harus meneruskan perusahaan ayahnya atau membuat bayi diusia muda...