"Lu ngapa ngab? tiap hari mukanya kelipet kayak kanebo kering." Lucas memperhatikan Jeno yang akhir-akhir ini menjadi pendiam seperti anak alim di sekolah.
Jeno tidak menanggapi apa yang dikatakan Lucas dan malah menyembunyikan kepala diantara kedua lengannya.
"Kan, bau-baunya bau nih. Lu ngapa galau terusssssss sini cerita sama aa, aa pasti akan memberikan solusi mantap untuk adek."
Jenonya masih diem, Lucas juga bingung harus ngapain, rasanya kayak bujuk betina yang lagi ngambek.
Lucas cukup tertarik dengan saran si anak dakjal, apakah dia harus mengajak Jeno untuk main-main?
"Jen, ke taimjon yuk," Lucas menggoyang-goyangkan tubuh Jeno.
"Emoh."
"Ayo cok, lama gak main disana to."
"Gahhhh."
"Gua bayarin deh."
"Gas, kapan?" Jeno langsung mengangkat kepalanya.
Batin Lucas, asu memang.
👶
"Bosen euyyyy"
"Baru sadar idup lu ngebosenin tuy?"
"Iya Ten iyaaaaaa"
Yang semula Yuta berbaring santuy diatas sofa, kini dia berbalik tengkurap dengan tangannya yang terulur ke bawah, "Sabtu jalan-jalan yuk, Ten gak usah ikut."
"Iya tuy iyaaaaaa"
"Kemana mas?" tanya Jaemin.
"Ke mall aja, mas juga mau beli sepatu, Juwan ikut? ikut yah," seperti Biasa Juwan menanggapinya dengan tertawa.
"Yahhh Lele gak bisa ikut bang, Lele mau pergi sama Jiji."
"Cie Lele dah gede dah berani pacaran," Ten menggoda Lele.
Wajah Lele memerah, "Ihhh enggak kakkkk Jiji bukan pacar Lele."
"Belum," celetuk Yuta.
👶
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumau Dia (Nomin)
FanfictionDi usia yang masih tergolong muda, Jaemin harus membesarkan anaknya, tidak seorang diri, dia dibantu oleh kakak dan adik sepupu kesayangannya. . . . Jeno mengalami dilema antara harus meneruskan perusahaan ayahnya atau membuat bayi diusia muda...