7. Liburan

5.6K 670 94
                                    

Libur telah tiba
Libur telah tiba
Hatiku gembira~

Libur akhir tahun adalah hal yang sangat dinanti-nantikan oleh banyak orang, begitu pula oleh pak tua kaya yang memiliki perusahaan pembuatan animasi.

Dia pun juga senang dengan libur akhir tahun ini, lebih tepatnya meliburkan diri karena hanya dirinya yang libur dan karyawannya lah yang diberikan beban untuk mengurus segala sesuatu tentang peranimasian ini selagi dia berlibur santuy.

Saat ini pak tua itu sedang berada di sebuah rumah yang cukup besar milik keluarga calon besannya. Untuk apa? tentu saja untuk bermain dengan seorang bayi kecil yang biasa dia asuh.

"Kalian gak ada rencana mau liburan kemana gitu?" kata pak tua itu.

"Kita gak libur om, biasanya akhir tahun restoran makin rame," kata Taeyo yang sedang menyuapi Juwan makan.

"Kan, om lagi," sambil memutar bola matanya.

"Iya ayahh maaf."

"Gitu dong. Ayah ada rencana mau liburan di vila peninggalan ibu dulu. Kalian libur aja gih, ikut ayah ke vila, tempatnya enak disana masih seger."

"Gak bisa segampang itu dong ayah, harus bilang mas Jefri dulu," sambil menyeka mulut bayi yang belepotan itu.

"Yaudah ayah telpon dia sekarang."

Pak tua langsung mengambil handphone nya dan mulai mencari kontak bernama 'Kecebong 1'

Saat menemukannya dia langsung menekan ikon telepon.

/Tut.....tut..... tut......tut...../

Lama menunggu dan akhirnya terdengar suara dari seberang sana.

"Apa yah? Jefri habis be'ol."

"Gak nanya sumpah. Anyway liburan kuy," tanpa basa-basi.

"Jefri kerja yah, ajak yang lain aja."

"Kamu kan yang punya resto, masa gak bisa meliburkan diri kayak ayah?"

"Emang ayah, gak bertanggung jawab."

"Apaan! mereka ayah kasih gaji tambahan plus paket liburan ke koriyah ya!"

"Iyadeh bang jago. Tapi Jefri tetep harus di sini yah, Chef Juna katanya mau ke sini minggu ini, bahas menu baru."

"Yaudah kalau gak mau ikut, ayah sama Taeyo aja."

"Heh bapak! Pacar anak sendiri mau diembat! jangan maen maen!"

"Gak cuma sama Taeyo, sama Jaemin, Lele, juga," sambil tersenyum miring.

"Jangan! Iya iya Jefri ikut! awas kalau ayah macem-macem!"

"Gitu dong."

/Tut/

Telepon dimatikan sepihak.

Keempat orang yang lain hanya menatap kebingungan dengan rencana licik pak tua didepannya ini.

Kumau Dia (Nomin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang