Di usia yang masih tergolong muda, Jaemin harus membesarkan anaknya, tidak seorang diri, dia dibantu oleh kakak dan adik sepupu kesayangannya.
.
.
.
Jeno mengalami dilema antara harus meneruskan perusahaan ayahnya atau membuat bayi diusia muda...
Hari ini Jeno ada kelas pagi, mau gak mau ya tetep harus berangkat dong, walau masih ngantuk gegara tidur subuh, biasalah~anak bangor. Pengennya sih bolos, tapi gak tau kenapa Jeno pengen berangkat aja, nanti kalau ketiduran dikelas paling-paling disuruh keluar sama dosen, mayanlah bisa belok kekantin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gans banget gua,cusss berangkat."
Jeno keluar dari kamar apartnya lalu turun ke lantai satu. Pas jalan ke parkiran Jeno ketemu Jiji.
"Tumben dah bangun bang? mau kemana?" sambil make helm.
"Mau ngapel."
"Oh~mau buat bayi?"
"Iya." Iya in aja
"Lah? beneran?"
"Duluan," Jeno naik kemotor sambil make helm, terus langsung gas ninggalin Jiji yang bertanya-tanya.
/15 menit/
Jeno sampai di kampusnya, UNCT, Universitas Neo Culture Technology.
Dari parkiran sampai masuk kelas, seperti biasa Jeno menjadi pusat perhatian, ya mau gimana lagi, kalau ada yang bening mata ini tidak dapat mengelak dong.
"Loh sayang?! tumben berangkat pagi."
"Najis, lu juga tumben berangkat pagi," Jeno duduk di sebelah orang tadi.
"Lu tau sendiri gua dah bolos berapa kali, ini gua bela-belain dateng."
Jeno bodo amat, dia buka kopi yang tadi di beli dari vending machine lalu langsung menenggaknya. Tiba-tiba doi malah nyeletuk,
"Lu gak jadi buat bayi?"
/Pprrrffttttt......Uhukk uhukk/
Jeno kaget dong
"JENO ANJINM! ngapa lu semprot gua!"
"Lu ngapa bahas begituan lagi setan!"
Yang disembur si Lucas, dia langsung nyolong tisu dari meja sembarang orang terus dilap mukanya. Orangnya? bodo amat, apasih yang gak buat aa Lucas.
"Jiji yang bilang! kok lu malah marah sama gua?! duh~bau jigong dah gua."
"Jiji?"
"Lu cek grub deh."
Jeno langsung mengambil hpnya lalu membuka isi chat grub.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
