Dalam surat wasiat Carla. Wanita tengah baya itu menginginkan putranya Eren untuk menikahi Mikasa, gadis yang memilki rentang usia cukup jauh dengan Eren. Tidak ada alasan untuk Eren menikahi Mikasa, lantaran Mikasa sudah dianggap sebagai adik kandu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BGM / Pink sweat$, no replacing you
🌿
KENANGAN membawanya kembali ke masa lalu.
Jika diingat kembali sebagian waktu Eren dihabiskan bersama Mikasa. Gadis kecil itu mengisi hari-harinya sebagai anak tunggal, Eren tidak pernah merasakan kesepian. Mereka dekat satu sama lain karena keluarga mereka berhubungan baik. Gadis kecil itu kerap kali memberi penghiburan. Mata hazel Mikasa bulat jernih seperti tetesan air, rambutnya yang panjang, tubuhnya pendek menggemaskan. Tingkahnya pun polos membuat Eren tertawa saat Levi berhasil mengoloknya. Eren mengira akan selamanya memandang gadis itu sebagai sosok bocah yang menggemaskan. Menganggapnya sebagai adik kecil, karena Mikasa adik teman terdekatnya sendiri. Eren memperlakukan Mikasa lebih lembut dibandingkan Levi sebagai kakak kandungnya. Eren tidak pernah menolak jika Mikasa memintanya untuk bermain, atau tidak pernah ragu untuk membelai penuh afeksi surai rambutnya. Eren menyayangi gadis itu hanya sebatas adik, itu yang dia yakini.
Saat musim dingin Carla, ibunya meninggal dunia. Eren terpukul. Carla meninggalkan wasiat yang membuat Eren juga kian tertekan. Emosi Eren berkembang pada waktu itu, dia mulai menjadi pribadi yang baru. Mengetahui bahwa dia dijodohkan dengan Mikasa, Eren merasa ganjil sebab dia dan Mikasa masih sangat belia. Dia juga diminta untuk merahasiakan wasiat tersebut, hanya Eren, keluarganya, serta keluarga Mikasa yang tahu. Terkecuali Mikasa. Percuma diberitahu apa arti perjodohan saja Mikasa belum mengerti.
Seiring berjalanannya masa. Tahun berpindah tahun.
Perlahan semuanya mulai berubah. Eren pindah dari desa ke kota untuk mereguk ilmu di sebuah universitas menjalani tahun pertama studinya di sana. Keadaan memaksa Eren untuk meninggalkan semua kebiasaanya yang lalu. Kini dia tinggal seorang diri di apartemen sederhana dan menjalani kehidupan baru. Kemudian Eren mengenali Historia sebagai teman akrab di Universitas. Kian lama menghabiskan waktu bersama, kian tumbuh ketertarikan diantara mereka tiba-tiba perempuan cantik itu mengajak Eren berkencan.
"Bagai mana kalau kita pacaran?"
Eren mengiyakan tanpa pikir wasiat Carla yang ditetapkan kepadanya. Eren anggap itu hal konyol, bisa-bisanya Carla mengatur dengan siapa dia akan menikah. Eren berhak menentukannya sendiri, jadi dia mencoba untuk tidak ambil pusing. Lagi pula sejak pindah ke kota dia tidak punya banyak penghiburan, Levi selaku teman terdekatnya belum cukup untuk menjadi tempat pelipur lara. Dia seorang pemuda normal, tentu Eren tidak menolak seorang hawa datang ke padanya.
Bonus, Historia adalah figur populer di kampus, dia begitu menawan. Entah dari mana dari mana keberuntungan itu, jujur saja Eren cukup bangga mengencani perempuan secantik Historia. Kendati jika bicara perihal perasaan---Eren sebenarnya tidak mencintai Historia. Historia di mata Eren tidak terlalu istimewa. Historia juga tahu itu, namun dia tidak mempermasalahkannya. Selama mereka bersama, Historia atau Eren tidak banyak menuntut, menikmati begitu saja kencan mereka tanpa masalah-masalah dramatis seperti pasangan lain. Mereka tidak pernah bertengkar untuk hal-hal kecil. Acuh.