Dalam surat wasiat Carla. Wanita tengah baya itu menginginkan putranya Eren untuk menikahi Mikasa, gadis yang memilki rentang usia cukup jauh dengan Eren. Tidak ada alasan untuk Eren menikahi Mikasa, lantaran Mikasa sudah dianggap sebagai adik kandu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BGM / Katie; love kills
🌿
LEVI selaku sahabat seperti terkena imbas. Kehilangan Eren membuatnya dibanjiri banyak pertanyaan. Karena dia juga yang terakhir bertemu dan mengetahui kondisi pria itu. Levi sudah kehabisan jawaban kalimat 'tidak tahu' atau 'aku tengah berusaha mencari keberadaannya' sudah tidak berpengaruh untuk memenuhi rasa penasaran mereka. Hanji Zoe, selaku satu-satunya tempat Levi bersandar. Dia mencoba untuk ikut merasakan serta menjadi pendengar yang baik atas curahan hati Levi.
Kebetulan mereka tengah duduk di ruang beranda ditemani minuman keras. Aura di sekitar mereka menjadi suram, penuh dengan kebimbangan. Hanji membuang napas terasa berat. Masalah yang Levi ceritakan terdengar seperti berita duka untuknya. Keluhan Levi perlahan-lahan membuat jiwa Hanji lelah.
"Aku tahu semua orang khawatir terhadap Eren. Tapi aku yakin dia pasti akan baik-baik saja di suatu tempat. Dia sedang menikmati waktu kesendiriannya, mari kita coba memahami."
"Aku sependapat juga denganmu. Dia pasti sanggup bertahan hidup kendati seorang diri, karena dia bukan anak-anak lagi. Yang membuatku stress adalah para orang tua itu. Ouch ..."
Hanji bersandar kepada bahu Levi, memeluk pria nomor satu di hatinya. Seraya mengulum senyum teduh. Berharap memberikan sedikit penghiburan dan harapan kecil untuk Levi agar bisa kembali bersemangat.
"Sudah lah. Biar aku yang urus untuk terus menenangkan para orang tua itu. Aku yakin lama-lama mereka juga akan bosan. Baru tiga bulan Eren menghilang, belum berpuluh-puluh tahun. Kita harus tetap bersabar serta yakin bahwa Eren akan kembali dengan sendirinya."
"Hey," seru Hanji lagi seraya mendongkak, membuat muka mereka saling berhadapan.
"Kalau aku menghilang, apa kamu akan mencariku? Apa kamu akan khawatir?"
Levi sontak berkerut bersiap untuk mendumal.
"Pertanyaan bodoh. Tidak perlu aku jawab, jelas-jelas kamu sudah tahu jawabannya. Jangan mengada-ngada Hanji, cukup bocah itu saja yang membuatku kerepotan setengah mati. Harusnya orang dewasa bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, bukan malah kabur-kaburan seperti ini. "
"Kamu benar .. Tapi itu tidak bisa dijadikan sebagai acuan, orang dewasa juga memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikan masalah. Bukan kita yang menjalani hidupnya, sehingga kita tidak tahu apa yang dia rasakan. Coba seandainya kamu yang berada di posisi Eren? Apa yang akan kamu perbuat?"
"... Tentu aku akan mengubur diriku hidup-hidup."
Hanji tersenyum jenaka melihat ekspresi Levi yang berubah lucu.
"Boleh jadi kamu akan melakukan hal yang sama, kan? Maka hargai lah setiap keputusan orang lain, mereka juga mempunyai alasan tersendiri.
"Sayang ... Jangan jadikan beban, sekarang kamu hanya fokus kepada pekerjaanmu dan aku. Mengerti?"