NAVY 2

953 181 6
                                    

BGM / Ed sheeran; happier

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BGM / Ed sheeran; happier


🌿


                SEBUAH Mini Cooper berhenti di depan gedung fakultas, menjemput Mikasa yang sudah berdiri di sana. Mikasa tidak sudi pulang satu mobil dengan Eren, tapi dia paksakan. Sebab sudah membulatkan tekad untuk menantang pria itu. Dirasa dekat Mikasa masuk duduk di kursi penumpang bersebelahan dengan Eren. Setelah duduk, sang pengemudi menginjak pedal gas tanpa menunggu lama.

                Fajar kembali keperaduan. Bersembunyi seperti wajah Mikasa yang menghindari tatapan Eren. Mikasa termenung selama di dalam mobil, lantas Eren angkat bicara lantaran sudah banyak yang dia pendam, semenjak terakhir mereka bertemu di halte trem waktu itu. Banyak yang ingin diutarakan terkait masalah mereka yang seperti tidak menemukan titik terang.

                "Orang dewasa tidak pernah melarikan diri dari masalah. Justru mereka menghadapinya dengan bijak---entah dengan merangkak sekali pun. Hidup ini keras, kamu naif kalau berpikir dunia akan terus berbaik hati---atau semua yang kamu rencanakan bisa terwujud. Kamu salah, terkadang ekspetasi tidak berbanding lurus dengan kenyataan. Ini lah dunia orang dewasa, dan kamu mulai memasuki fase kedewasaan tersebut. Sekarang kamu bisa memilih jalan hidupmu---antara idealis atau realistis."

                Mikasa mengigit bibir sesaat Eren melontarkan sesuatu kepadanya. Kalimat pedas itu tidak berupa, tapi seperti ada bongkahan batu menimpa dada Mikasa membuat sesak dan sakit sekali.

                "Baik lah mungkin aku naif seperti yang kamu katakan. Tapi perasaanku tulus kepadamu apa adanya."

                "Jika kamu ingin menjadi dewasa di mataku, maka terima lah bahwa bukan kamu yang aku cintai."

                "Sudah cukup! Jangan bicara lagi atau aku turun dari sini," tukas Mikasa dengan nada mengancam.

                "Bukan apa-apa, aku tidak berniat untuk kabur lagi seperti kemarin. Hanya saja berhadapan denganmu suasana hatiku selalu saja hancur. Kau harusnya tahu, buatku ini menyakitkan. Apa semua orang dewasa tidak memiliki empati sepertimu? Apanya yang dewasa?---menghargai perasaan orang lain saja kau tidak bisa." Mikasa menyeringai penuh, sembari menyeka ekor matanya. Semua ucapan Eren tidak sepenuhnya masuk akal, orang dewasa hanya egois. Memandang remeh persaan seseorang dan melabeli Mikasa hanya seorang bocah ingusan yang tidak mengerti apa-apa. Bukan berarti Mikasa tidak punya hati, Mikasa heran, apa Eren pernah memikirkan perasaannya bahkan hanya secuil saja?

                Eren kelu kehilangan jawaban. Pria itu ikut menyeringai tetap mempertahankan pendapatnya. Tapi kenyataan tidak bisa membohongi, Mikasa sukses besar membuat serangan balik kepada pria itu. Memdadak mobil yang mereka tumpangi berubah menjadi medan perang yang sengit. Aura mereka sama-sama menjelma dipenuhi amarah. Eren meremas stir mobilnya kuat-kuat. Terus berdalih.

Forbidden ColorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang