TOSCA 2

1K 180 11
                                    

BGM / Selena gomez; lose you to love me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BGM / Selena gomez; lose you to love me

🌿

                PUKUL dua siang. Mereka tiba di sebuah villa yang terletak di tepi danau. Rumah besar itu dikelilingi hutan pinus dan perbukitan. Cuacanya cerah tak tersaput awan. Suara jangkrik nyaring terdengar, Jean mengamati sekitar sembari memindai rumah dua lantai, penuh dengan ornamen kayu. Jean hendak mengeluarkan barang dari mobil SUV bergaya lama milik Charlie. Malam ini mereka berencana membuat pesta barbeque. Jean sosok yang tahu diri niat membantu, mengeluarkan bahan makanan dari bagasi mobil ke dapur rumah. Saat masuk Jean disambut dengan suasana rumah bohemian. Pot-pot tanaman berjejer di setiap sudut ruangan memberi kesan segar, tenang dan juga nyaman. Jendelanya besar membuat pencahayaan rumah menjadi bagus, belum lagi, pemandangan yang terhampar dari jendela begitu indah. Langsung menghadap danau berwarna biru pirus. Jean terperangah sesaat, selagi menjinjing dua kantung plastik besar ditangannya.

                "Kami juga memiliki tenda serta peralatan kemah di gudang, kalau mau kamu boleh menggunakannya," tukas Grisha. Peia tengah baya berkaca mata itu sedang menyusun bahan makanan ke dalam kulkas. Sedangkan Charlie sibuk membenahi panggangan kabinet yang sudah lama terbengkalai. Grisha dan Jean saling berkenalan sebelumnya saat di perjalanan. Jean cukup terkejut mengetahui Grisha adalah ayah dari dosennya tersebut. Tapi tidak begitu menunjukan.

                "Benar kah?" respon Jean tertarik. Sambil berandai mendirikan tenda di tepi danau, menyalakan api unggun sambil membaca buku. Atau, memasang hammock di antara pohon pinus ditemani mangata air danau pada malam hari. Jean rasa ajakan Mikasa untuk berlibur tidak lah buruk, kendati cara yang dia pakai terbilang cukup sadis. Selalu saja semata-mata. "Kalau begitu aku akan memeriksa kondisi daerah danau. Jika ada tempat bagus, aku akan mendirikan tenda di sana."

                "Jangan terlalu jauh, okay? Bisa kamu lihat, villa ini di aera hutan lebat juga jauh dari daerah pemukiman. Kamu harus hati-hati." Jean membuat anggukan.

                "Hai para pria, di mana Mikasa dan Eren? Aku ingin meminta bantuan mereka," Agatha menginterupsi dari arah loteng yang terbuka. Wanita itu membawa lilitan kain berwarna putih. Selimut? Tebak Jean asal yang menengadah menatap Agatha.

                "Aku lihat mereka berjalan ke arah danau. Mau kupanggilkan?" Jean si tukang pengamat tahu. Lantas dia ajukan bantuan.

                Agatha tidak menolak. Jean pun tidak keberatan, segera keluar dari rumah untuk mencari kedua sosok tersebut. Jean menuju bagian belakang rumah, nampak pekarangan luas yang tertata rapi. Ditumbuhi tanaman merambat dan juga bunga Hortensia. Jean mengikuti jalan setapak yang terbuat dari susunan batu.

                Jean berjalan sembari menyebar atensi. Pohon pinus menjulang tinggi, suara jangkrik kian terdengar, angin berhembus kian sejuk. Cahaya matahari menerobos celah-celah daun, saat menarik napas tercium aroma segar membelai indera penciumannya. Jean sukses terlena oleh hal-hal tersebut, dia merasa sedang berada di negri dogeng.



Forbidden ColorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang