BLACK 1

2.2K 240 48
                                    

BGM / HONNE ft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BGM / HONNE ft. BEKA; location unknown

  

🌿



                HITAM langit malam ini.

                Bulan tersaput awan. Tidak cerah sama sekali. Salah satu daerah di prefektur Fukui diguyur hujan lebat. Ditambah keadaan geografis yang ditumbuhi hutan rimbun membuat daerah itu sedikit menyeramkan. Kabut tebal menyelimuti. Udara sejuk merasuk tulang. Mikasa yang kala itu di dalam mobil bergidik. Mengusap-ngusap pangkal tangannya. Dingin. Eren yang tengah di sampingnya menoleh. "Mau ku naikan suhu pemanasnya?"

"Tidak usah. Lagi pula sebentar lagi kita sampai," jawabnya menolak dengan suara dan wajah yang datar.

                Mini Cooper hitam Eren melintasi hutan pinus yang dibelah oleh jalan raya. Atensi Mikasa mengamati sekitar, yang dia lihat hanya beberapa rumah dan juga kuil tua. Kota kecil ini benar-benar tidak ada apa pun. Kepadatan penduduknya rendah. Namun pemandangan di kota ini begitu melimpah, alamnya begitu lestari indah. Perbukitan, serta hutan pinus yang luas. Danau berwarna zamrud. Kualitas udara yang tinggi juga kian menambah tingkat kedamaian kota.

                Namun tetap saja, Mikasa merasa ada sesuatu yang mengukungnya di sana. Entah mengapa, Mikasa ingin sekali pergi dari tempat itu.

                10 menit kemudian. Mobil Eren berhenti di depan sebuah rumah sederhana berlantai dua. Bercat putih keabu-abuan. Halamannya terdapat garasi dan juga taman kecil yang rindang. Eren parkir tepat di belakang mobil milik keluarga Ackerman. Setelah mobil berhenti sempurna Mikasa lekas keluar. Mikasa langsung disambut riak air hujan yang jatuh. Cukup bising. Mikasa dan Eren kemudian berlari-lari sambil memayungkan tangannya di atas kepala.

                Setelah di depan pintu, kedua orang itu masuk ke dalam rumah. Mikasa berjalan lebih dulu, meninggalkan Eren seolah tidak peduli. Eren menatapnya hanya bisa terdiam. "Eren ..." seru Agatha. Wanita tengah baya itu menyambut saat sadar kedatangan seseorang, lantas Agatha menghampiri. "Terima kasih sudah mengantar Mikasa pulang." Agatha tidak ambil pusing saat Mikasa melewatinya tanpa sepatah kata pun. Mikasa berlalu begitu saja menaiki tangga menuju kamar di lantai dua.

"Tidak masalah. Lagi pula, kita dari tempat yang sama," jawab Eren sembari tersenyum teduh. Dari dulu dia selalu menganggap Agatha adalah ibu kandungnya sendiri, terlebih saat mendiang Carla meninggal 10 tahun yang lalu. Begitu pun Agatha, sejak Eren dilahirkan, dia selalu menganggap Eren sebagai anaknya sendiri. Carla dan Grisha---ayah kandung Eren adalah sahabat Agatha dan Charlie sejak lama. Charlie ayah kandung Mikasa. Mereka berempat selalu akrab sejak di bangku sekolah, bahkan saat Carla meninggal mereka tetap berhubungan baik.

Forbidden ColorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang