GREY 2

881 185 10
                                    

BGM / HONNE; Feels so good ft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BGM / HONNE; Feels so good ft. Anna of the north


🌿



                Manusia mudah rapuh akibat keinginannya sendiri-sendiri. Keinginnya untuk memiliki Eren membuat Mikasa rapuh, tak berdaya masuk ke dalam kubangan rasa sakit. Berimbas, kegelisahan, ketakutan, pikiran-pikiran jahat yang mengantui malam-malam Mikasa. Kini, Mikasa berupaya untuk terlepas---dari penderitannya. Sekali lagi, pencipta alam semesta maha berkehendak.



 Sekali lagi, pencipta alam semesta maha berkehendak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




***

                KELABU langit tersaput awan. Matahari bersembunyi kehilangan minat.

                Senyum Mikasa mengembang setelah melihat sosok segar dari kejauhan. Rambut coklatnya tertutup topi sebagian, berbaju hitam dan jeans yang sedikit robek. Suara sepatu vans favoritnya teredam oleh suara kendaraan di jalan. Mikasa melambai, dalam artian memberi tanda. Aku di sini. Mikasa masih mengenakan hoodie merah, kepalanya sengaja ditutup guna menghindari perhatian sekitar.

                "Ini," ujarnya. Jean menyerahkan paper bag ukuran besar yang sendari dia bawa kepada Mikasa. Lelaki itu membuat senyum simpul, meski mendung, lelaki itu tetap terlihat bersinar. Mikasa takjub, tapi cukup memuji paras Jean dalam hati.

                "Demi Tuhan, pemintaanmu kacau sekali," keluhnya belum apa-apa. Mikasa merespon dengan tawa jenaka.

                "Maaf. Jadi? Bagai mana kondisi di rumahku?"

                "Kamu ini bodoh atau apa? Senang ya, kabar-kaburan membuat keluargamu khawatir. Aku tidak tahu masalahmu apa, lebih baik kamu segera memberi mereka kabar. Haah ... Jantungku hampir berhenti saat masuk ke dalam apartemen dr. Levi. Gila! Sangat gila! Aku nekat sekali!" Jean mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Sedangkan Mikasa masih menikmati keluhan Jean yang mengundang tawa. Respon lelaki itu sangat lucu.

                "Aku tahu ... Sudah sarapan? Biar kutlaktir, sebagai tanda terima kasih."

                Jean memutar mata ke kiri tanda berpikir. Sebenarnya Jean sudah sarapan, tapi dia tidak mau menolak. "Masih ada waktu tiga puluh menit sebelum masuk, ide bagus." Sekilas Jean melirik layar ponselnya memeriksa jam.

Forbidden ColorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang