GREY 1

894 176 7
                                    

BGM / Coldplay; fix you by Lauv

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BGM / Coldplay; fix you by Lauv

🌿

KELABU memenuhi relung hati Mikasa.

Mikasa duduk termenung di sebuah halte trem. Meratapi sensasi perih---tersayat di hatinya. Lampu menyala temaram menyinari, sepanjang jalan nampak basah akibat guyuran hujan. Duduk seorang diri di sana tanpa ditemani siapa pun. Entah ke mana perginya penduduk kota, tiba-tiba saja menjadi sepi. Langit pun kosong, tidak tahu ke mana rembulan dan bintang bersembunyi.

Mikasa masih menangis, air mata terus menetes meski sudah diseka berkali-kali. Tidak berpengaruh. Baru saja dia melupakan sosok yang bersamayam di hatinya. Meluruskan niat, untuk tidak mengenang nama Eren. Tapi Alam semesta seolah gembira melihatnya menderita. Mempermainkannya tanpa henti, membuat lelucon yang Mikasa anggap, itu hal gila.

Mikasa sibuk berpikir, ke mana tujuannya setelah ini. Tidak mungkin dia kembali ke restoran, atau pulang ke apartemen. Levi pasti akan menghardiknya habis-habisan. Mikasa tidak punya banyak pilihan, terlebih kota ini terlalu asing. Yang terakhir kali terlintas adalah, Sasha. Dia masih memiliki orang itu, dan hanya orang itu yang tersisa di kepala Mikasa. Lekas dia putuskan, dia akan pergi menemui Sasha di asrama. Berharap bertemu Sasha, Mikasa bisa kembali tenang.

Dari ke jauhan---Eren berhasil menemukan gadis ber-blus forsythia di halte pinggir jalan. Gadis tersebut tengah duduk seolah menunggu trem datang. Segera Eren mempercepat langkah, menghampiri Mikasa tergesa-gesa. Eren berlari secepat mungkin. Saat mendekat, Mikasa sadar akan keberadaan pria itu, Mikasa menohok. Netra hazelnya membulat penuh, sebab Eren menatapnya seperti hewan buruan. "Jangan, pergi ..." tukas pria itu.

Mikasa panik, kemudian bangkit bersiap mengambil seribu langkah. "Tunggu!" sergah Eren. Saat melangkah, Eren cekatan menarik satu tangan Mikasa, membawa gadis itu ke dalam dekapannya. Saat tubuh mereka saling menempel, bisa dia dengar jantung Eren berdetak cepat. Napas yang ribut tak beraturan, mengela di atas kepalanya. Mikasa seketika nyenyat, merasakan Eren yang memeluknya erat. Diam-diam terendus aroma khas yang selama ini hilang. Bau harum yang Mikasa rindukan menusuk salah satu inderanya, medorongnya untuk mengenang tentang pria itu.

Alhasil pelupuk Mikasa kembali berkaca-kaca. Seribu kenangan melambung ke permukaan. Demi Tuhan, Mikasa bahagia hanya dengan seperti ini. Mengetahui pemilik aroma itu kini tengah memeluknnya. Mikasa terisak, membuncah segala perasaan di hatinya. Dia memohon ingin terus seperti ini--dirangkul---oleh orang yang paling dia cintai. Mikasa juga berharap, andai waktu berhenti saja. Tapi mustahil! Satu sisi Mikasa mengingat kenyataan, jika dia tidak ada di ruang hati Eren.

"Lepaskan aku!" Mikasa berusaha untuk tidak terlena, bersi keras untuk menghindar. Namun Eren---membenamkan wajahnya di ceruk leher Mikasa, mengabaikan permintaan Mikasa. Eren terpejam, mengatur napas di sana.

Forbidden ColorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang