BE - 04. Panggilan Mami

9.3K 849 11
                                    

hallo readers tersayang..

selamat membaca yaa ;)

jangan lupa vote dan komen biar author semangat <3

***

"Mau makan apa?"

"Pecel lele."

Tidak seperti gadis lain yang bilang terserah saat ditanya mau makan apa, Cilla justru menjawab langsung dengan yakin. Senyum kecil terbit di sudut bibir Guntur. "Pecel lele makanan favorit gue loh."

"Siapa?"

"Gue, Cilla."

"Yang nanya."

Cilla terbahak melihat wajah Guntur yang langsung cemberut, gadis itu memang sudah tahu makanan kesukaan Guntur yang satu itu. Sudah lama terlewati, kejadian malam itu yang menimpa Cilla menjadikan Guntur sebagai cowok yang berhasil membuat Cilla jatuh cinta.

"Jangan takut, mending kita makan pecel lele, kesukaan gue banget loh."

"Cil, lo lagi gak kesambet, 'kan? kenapa senyum sendiri begitu?" Guntur menoel pelan pipi Cilla dengan jari telunjuk, membawa kembali Cilla pada kesadarannya.

"Eh, gak apa-apa. Udah sampe ya?" Cilla menyapukan pandangan ke pinggiran jalan. Mobil Guntur tepat terparkir di dekat warung pecel lele.

"Yuk, cepetan gue laper." Dengan semangat, Cilla turun dari mobil meninggalkan Guntur. Lelaki itu pun menyusul Cilla yang sudah berdiri di depan meja Mang Jani sembari membaca menu yang terpajang di atas dinding.

Cilla sedikit tersentak ketika sepasang lengan terjulur dari belakang tubuhnya seperti hendak memeluk. Namun begitu menyadari bahwa itu adalah Guntur yang sedang mengikat jas milik pria tersebut di pinggangnya, Cilla bernafas lega.

"Banyak yang liatin lo," bisik Guntur mengirimkan gelenyar aneh bagi Cilla. Tentu saja dia langsung salah tingkah, tapi segera diabaikannya dengan memilih cepat pesanan.

"Pecel lele deh, Mang. Minumnya jus jeruk."

"Samain."

Kemudian Guntur menggiring Cilla berjalan di depannya dengan kedua tangan bertengger manis di bahu gadis itu untuk mencari tempat duduk.

Keadaan warung pecel lele Mang Jani memang terbilang ramai siang ini. Cuaca panas pun membuat Cilla dan Guntur agak kegerahan, untung saja ada kipas angin besar di dekat mereka.

"Lo oke aja, 'kan?" tanya Guntur memastikan karena sedari tadi Cilla mengelap bulir keringat yang keluar di dahi dan leher gadis itu.

"Apanya?"

"Gak keberatan makan di tempat kayak gini?" Guntur menyentuh dahi Cilla sebentar karena ada bekas tisu yang menempel di dahi Cilla.

"Kayak gini kayak gimana?"

"Ck, ya kali aja lo risih tempatnya 'kan rada gak nyaman, panas."

"Tempatnya nyaman kok, cuman cuaca lagi panas aja makanya gerah. Coba nanti kita datengnya malem pasti mantep deh."

Sudut bibir Guntur berkedut menahan senyum. "Oke, nanti kapan hari gue jemput lo buat makan malam pecel lele bareng."

Bibir Cilla terbuka seperti ingin mengatakan sesuatu, namun kembali menutup saat pesanan dua porsi pecel lele datang ke meja mereka.

"Lo suka pecel lele juga?"

Anggukan kepala Cilla menjadi jawaban, gadis itu menyuap ikan lele yang dibaluri sambal ke dalam mulut, mencecap rasanya yang sangat nikmat dilidah.

Metamorfosa Si Buruk Rupa / Beautiful Ending (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang