hallo, selamat membaca ya readers ;)
Jangan lupa vote dan komen biar author tambah semangat <3
Info ya cerita sebelah juga dah update!
***
"Papa!"
Dengan perasaan bahagia yang membuncah, Cilla berlari kecil menghampiri lelaki paruh baya yang baru saja masuk melewati pintu rumah. Gadis itu memeluk erat sang ayah sampai-sampai kakinya dia lingkarkan di pinggang Jordan.
"Anak Papa kangen banget ya sama Papa?" Jordan tidak kalah erat memeluk putri kesayangannya, rasa lelah saat bekerja di luar kota seketika lenyap saat Cilla memeluk manja dirinya.
Dengan senyun lebar Cilla menerima ciuman di puncak kepala dari Jordan. Cilla sangat senang karena papanya itu pulang lebih cepat 3 hari dari jadwal yang ditentukan. Sementara itu, Ratih dan Lilyana yang menyaksikan tingkah berlebihan dari Cilla sama-sama merengut sebal.
"Pa, anak Papa bukan Cilla doang." Suara Ratih menginterupsi temu kangen yang berlangsung antara Cilla dan Jordan.
Sontak saja wajah Cilla berubah datar, sedangkan Jordan sudah berjalan menghampiri Lilyana dan memeluk anak bungsunya tersebut dengan penuh kasih sayang.
"Yuk, Pa. Kita makan malam dulu deh biar nanti Papa bisa langsung istirahat."
Jordan mengangguk dan merangkul pinggang istrinya seraya menarik koper dengan satu tangannya yang lain.
Mereka semua kemudian berkumpul di meja makan, Cilla selalu ikut makan bersama jika hanya ada Jordan di rumah. Di luar kondisi tersebut, Cilla lebih memilih makan di kafe atau dimana pun itu asal tidak dia habiskan dengan berkumpul lebih lama bersama Ratih dan Lilyana.
"Oh ya, Pa. Si Lily kemarin dapat pujian loh dari managernya karena kerjaan dia bagus."
Lily menampilkan wajah angkuh sembari menatap remeh manusia di seberang sana, siapa lagi kalau bukan Cilla yang kini memutar bola mata jengah.
"Oh ya? Wah hebat dong anak papa, tambah bangga Papa jadinya."
"Iya dong, Pa. Padahal 'kan baru dua minggu dia kerja di sana tapi sudah bisa membuktikan kinerjanya."
Rasanya perut Cilla mendadak mual mendengar pujian berlebihan yang dilontarkan Ratih kepada Lilyana. Cilla meneguk air putih guna mencegah rasa mual yang semakin menekan perut.
"Bagus kalau begitu, kalau Cilla bagaimana?"
Jordan menatap hangat pada Cilla, dia tau anak sulungnya itu sedari tadi cemberut karena Ratih yang selalu saja memuji Lilyana.
"Cilla da-"
"Asal Papa tau, Kak Cilla itu nyusahin banget pas gak ada Papa di rumah." Belum selesai Cilla berbicara, ucapan dia terpotong oleh aduan yang terlontar dari mulut Lilyana.
"Cilla jarang di rumah, dia kelayapan mulu bahkan semalam dia gak pulang ke rumah tanpa kabar, Mama tanya baik-baik dia malah kurang ajar."
Emosi Cilla dengan cepat naik ke ubun-ubun ketika mendengar ucapan Ratih. Apa dia tidak salah dengar? Sejak kapan mamanya itu berlaku baik terhadap dirinya?
"Mana ada Mama bicara baik ke Cilla, Mama tuh marahin Cilla terus tau gak?!" Tanpa sadar Cilla memekik di ujung suaranya.
"Lihat nih kelakuan Cilla, Pa. Dia berani ngomong keras ke Mama, ya jelas lah Mama marahin karena kelakuan dia yang gak bener!"
"Memang Mama tau apa? Mama pernah nanya Cilla ngapain gitu? Yang ada Mama nuduh Cilla yang macem-macem, Pa."
"Berani ya kamu ngejawab Mama. Lihat Pa, makin kurang ajar kelakuan anakmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Metamorfosa Si Buruk Rupa / Beautiful Ending (END)
Ficción GeneralHarap bijak dalam membaca! Start 15 Juli 2021, end 16 Oktober 2021 #1 guntur 7 Oktober 2021 #1 pricilla 7 Oktober 2021 #1 perusahaan 7 Oktober 2021 #1 umum 10 Oktober 2021 #1 baper 14 Oktober 2021 #1 romantis 14 Oktober 2021 #1 fiksiumum 14 Oktober...