BE - 12. Sekarang Kita Apa?

7.6K 707 10
                                    

hallo readers..

selamat membaca ya!

jangan lupa

vote dan comment

***

Cilla mengangkat panggilan telepon dengan nama pemanggil 'Agathai'. Mendengarkan hal penting apa yang sahabatnya ingin sampaikan sampai-sampai menganggu waktu tidurnya di pagi-pagi buta begini.

"Apa?! Kalo gak faedah sama sekali, gue santet online lo,"

Terdengar decakan sebal diseberang sana, "Ini udah jam tujuh Cilla! Lo mandi, siap-siap sekarang pokoknya pake baju paling seksi."

"Buat apaan maemunah, gue ke cafe jam sepuluh aja, males pagi-pagi,"

Pekikan gemas Agatha membuat Cilla jengkel bukan main, "Apaan sih lo ga faedah beneran gue santet lo!"

Baru ingin mematikan sambungan telepon, suara Agatha yang menyampaikan suatu hal penting membuat Cilla terdiam, lalu senyuman manis terbit diwajahnya.

"Oke,"

Setelah mematikan sambungan telepon, Cilla langsung bangkit dari kasur. Tergesa memasuki kamar mandi, dirinya hanya memiliki waktu satu jam untuk bersiap.

Cilla memilih mengikat tinggi rambut coklat tebal bergelombang miliknya, dan memakai make up yang terkesan seksi dengan warna lipstik merah bata.

Pakaiannya hari ini jatuh pada mini dress bodycon sabrina dengan perpaduan warna abu-abu dan putih yang melekat indah ditubuhnya.

Memakai heels dengan warna senada, Cilla merasa puas dengan penampilannya sekarang.

Hari ini dia akan jalan bersama Niko, dia harus tampil sempurna.

Mendapat notifikasi pesan yang masuk ke ponsel, Cilla tersenyum kala Niko mengabari bahwa lelaki itu sudah didepan rumah.

"Wih cantik bener, kakak ku sayang," suara Lilyana menyapa Cilla, jangan sampai pagi indahnya rusak hanya karena adik laknatnya itu.

Karena tidak mendapat gubrisan dari Cilla, Lilyana kembali berceloteh, "Tumben lo pagi gini udah keluar aja, biasanya masih molor sampe diteriakin mama,"

Cilla menatap sejenak Lilyana, "Bukan urusan lo," ucapnya kemudian berjalan cepat saat ekor matanya melihat Ratih yang ingin keluar dari dapur.

Dia tidak akan ikut sarapan, Jordan akan pulang beberapa hari lagi, jadi Cilla sebisa mungkin menghindar dari mamanya itu.

Di luar, mobil Niko sudah terparkir rapi didepan rumahnya. Niko juga terlihat bersandar di kap mobil, ia mengenakan kacamata hitam, menambah pesona dari lelaki itu.

"Hai,"

Niko menoleh dan balas tersenyum lebar, "Hai, you look so gorgeous," Niko memeluk sebentar Cilla yang sudah tersipu manis.

Membukakan pintu untuk Cilla, Niko ikut masuk dan mulai mengendarai mobil bergabung dengan kendaraan lain dijalan raya.

"Kita ke Cakrawala Group dulu, ya?"

Menoleh dengan cepat, alis Cilla menukik tanda tidak suka, "Buat apa kesana?"

"Si Tera minta oleh-olehnya cepet diantarin, biasa tuh anak gak sabaran kalo soal gratisan," jelas Niko terkekeh diujung kalimat.

Cilla membawa pandangannya ke luar jendela kaca mobil, dia merasa tidak siap jika harus menginjakan kaki di perusahaan itu.

Bukan, bukan tidak ingin pergi ke perusahaan itu melainkan tidak ingin menemui pewaris dari perusahaan tersebut.

Metamorfosa Si Buruk Rupa / Beautiful Ending (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang