BE - 06. Dance And Kiss

9.5K 825 9
                                    

hai readers tersayaanggg

jangan lupa vote dan komen ya biar author tambah semangat!!

selamat membaca ;)

***

Guntur memandangi cahaya kerlip lampu kota Jakarta dari atas jendela apartemen.

Sedikit menyesap bir yang berada di genggaman tangan, pikiran Guntur melanglang buana pada sosok gadis yang akhir-akhir ini mengisi kepalanya.

Matanya,

Rambutnya,

Bahkan senyum gadis itu,

Seperti mengingatkan Guntur akan sosok lain dihidupnya.

Guntur seperti melupakan sesuatu, namun seberusaha keras dia untuk mengingat pun, hasilnya masih sama saja. Tidak ada yang dia temukan.

Guntur mengerang sedikit frustasi, dia mengacak rambut hitam itu hingga berantakan, berusaha mengenyahkan sosok gadis yang terus saja datang di otaknya tanpa permisi.

"Udah gila kali gue,"

Guntur menggelengkan kepala agar otaknya kembali waras, dia memilih keluar kamar bermaksud menuju dapur untuk mengambil beberapa buah dari sana.

Bertepatan dengan itu, Agra juga keluar dari kamar disebelahnya. Agra memang menginap malam ini di apartemen Guntur karena ingin nonton bola bareng, katanya.

Guntur merasa aneh dengan cengiran menggoda dari sahabat dari oroknya itu.

Belum lagi, tangan Agra yang seperti menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya, membuat Guntur sedikit penasaran.

"Nyengir aja lo kaya tukang panci,"

Agra tidak menghiraukan ledekan dari Guntur, dia malah makin menjadi dengan bersiul-siul.

"Lo udah bisa main kotor ya sekarang,"

Guntur mengernyit bingung, sebenarnya apa yang sedang sahabatnya itu coba katakan.

"Gimana? mantep kan rasanya, gue yakin lo ketagihan,"

Guntur berdecak, mungkin Agra baru saja disambet Mbak kunti yang sering nangkring dipohon mangga dekat apartemennya.

"Apaan sih lo, mabuk?"

Kemudian Agra membawa benda yang sedari tadi dia sembunyikan ke hadapan wajah Guntur, meneliti benda tersebut, Guntur membulatkan mata.

"Ngaku lo! Pantes aja gue ngerasa gimana gitu pas liat kalian berdua di kantor,"

Guntur merampas sepasang pakaian perempuan itu dari tangan Agra yang sekarang menatap menuduh kepadanya.

"Ngawur, sok tau diem aja mending,"

Guntur kembali masuk ke kamar, meletakan pakaian itu kedalam paper bag, mungkin besok akan dia kembalikan ke pemiliknya.

Agra terus saja mengintili Guntur sampai ke ruang tamu, Guntur menyalakan televisi mencari saluran yang akan menayangkan siaran pertandingan bola antar klub favoritnya.

Metamorfosa Si Buruk Rupa / Beautiful Ending (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang