Terlambat

480 64 10
                                    

Terapkan budaya tinggalkan jejak setelah membaca, bantu Vote dan komen. Jangan ragu untuk memberi krisan, jika penulisan saya berantakan. Saya akan dengan senang hati menerima krisan dari kalian.

🥀

Happy reading

Di kediaman keluarga Wijaya, mereka hanya diam sambil menikmati sarapan. Tak ada satupun diantara mereka yg membuka pembicaraan, semua hanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

Bintang menatap Nathan dengan takut, ingin rasanya ia mengatakan kalau Lintang sudah kembali masuk sekolah, namun tak ada keberanian dalam dirinya untuk mengatakan itu. Nathan menyadari gerak-gerik Bintang yang sedari tadi memperhatikan nya, seulas senyum muncul di sudut bibirnya.

"Kenapa, ada yang aneh ya, sama ayah. Kok liatnya gitu banget?" Bintang tersentak kaget saat Nathan bertanya padanya.

"Em ... anu Yah ...," ucapan Bintang terhenti saat Bulan melototkan mata'nya.

"Kenapa?" tanya Nathan merasa heran.

"Kak Lintang, udah balik," ucap Bintang sambil menundukkan kepalanya.

"Hah? Kamu serius sayang, nggak bohong kan?" tanya Ayu antusias.

"Enggak kok Bun, Bintang nggak bo'ong," ucap Bintang.

Nathan hanya tersenyum, lalu mengelus surai panjang milik Bintang. "Iya, ayah juga udah tau kok," ucap Nathan.

"Kamu kok nggak bilang sama aku sih Mas!" kesal Ayu.

"Maafin Mas ya," ucap Nathan mengacak pelan surai milik Ayu.

Suasana kembali hening, mereka kembali melanjutkan ritual sarapan yang sempat tertunda.

****

Lintang menerjapkan mata'nya, silau cahaya matahari sudah menembus celah gordennya. Lintang membulatkan matanya dengan sempurna.

"MARSYA ANATASYA!" Mars langsung terjatuh dari tempat tidur karena teriakan Lintang.

"Paan sih Lin, perasaan lo hobi bener dah teriak-teriak!" ketus Mars sambil mengucek mata'nya.

"Bangun liat noh udah jam setengah enam, gue mandi duluan abis itu baru lo," ucap Lintang langsung ngacir ke kamar mandi.

****

Benar-benar sebuah kesialan, Mars dan Lintang benar-benar terlambat datang ke sekolah, namun bukan hanya mereka saja, nampaknya Galaksi dan Bumi juga ikut terlambat kali ini. Wah-wah nggak bener nih mereka masa anak pemilik sekolah sama ketua OSIS telat, kan nggak baik tuh.

Pak Sudirman selaku guru BK  memutari mereka sambil menatap tajam keempat murit di hadapannya dengan tajam, langkahnya berhenti dihadapan Bumi, lalu ....

Tuk!

"Anjer! Sakit pak main ketuk aja, bapak kira kepala saya ini drum apa?!" protes Bumi tak terima.

Pak Dirman langsung bersekap dada, lalu menjewer telinga Bumi. "Makanya kalau nggak mau dihukum jangan terlambat, kamu itu ketua OSIS disini, paham!" Omel Pak Dirman.

LintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang