Hukuman

505 64 22
                                    

Assalamualaikum

Huyu! Eh, yuhu! aing back

Kangen gue kagak?

Awas kalo bilang kagak kangen gue santet online lu pada!

Ok dah langsung aja

Tanpa basa-basi

Happy reading

Sesekali Bumi melirik perempuan titisan Dora di sebelahnya itu, karena ancaman Mars yang tidak ingin memaafkan kesalahannya kemarin. Pagi ini Bumi terpaksa harus bangun sangat pagi untuk menjemput gadis berjiwa setan itu berangkat ke sekolah dengannya, bahkan Bumi terpaksa harus melewatkan sarapan paginya.

'Ya, Allah padahal tadi mama bikin pergedel pedes, sepedes bacotan papa. Bumi pengen cobain ya Allah, tapi Mars gagalin semuanya, hiks ....' batin Mars meratapi kesialannya pagi ini.

Mars merasa heran, sedari tadi Bumi hanya diam tanpa mengucapkan sepatah katapun. Tak biasanya laki-laki di sampingnya diam seperti itu, setidaknya Bumi pasti akan ngamuk-ngamuk seperti orang kesetanan jika sarapan paginya di tunda.

"Kenapa lo, sariawan apa kemasukan jin botak?" tanya Mars.

Bumi hanya melirik Mars sekilas, lalu kembali fokus pada jalanan.

"Ck, berhenti!" Bumi langsung menatap tajam Mars, karena teriakan perempuan di sampingnya itu Bumi terpaksa harus mengerem mendadak.

Mars tak mengindahkan tatapan tajam dari Bumi, ia langsung menyentuh rahang Bumi, agar bisa leluasa menatap mata laki-laki itu.

"Lo kenapa?" Kali ini Mars bertanya dengan sangat lembut, entahlah Mars merasa ada yang kurang dalam dirinya jika Bumi mendiaminya seperti tadi.

Bumi tak menjawab pertanyaan Mars, ia seakan terhipnotis dengan wajah ayu perempuan titisan Dora di depannya ini.

Keduanya terhanyut dengan suasana saling pandang itu, sampai akhirnya bunyi klakson dari arah belakang menyadarkan mereka dari lamunan masing-masing.

Bumi berdecak kesal, lalu kembali menjalankan mobilnya, suasana menjadi canggung, jantung keduanya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Keduanya tak ada yang berniat membuka suara lagi, sampai akhirnya mereka sampai di parkiran SMA PANCASILA.

Bumi langsung keluar dari mobil, tanpa memperdulikan Mars yang duduk di sebelahnya. Mars merasa geram dengan perubahan sikap Bumi, ia langsung melepas seat belt kemudian mengejar Bumi yang sudah berjalan lebih dulu.

Mars mencekal tangan Bumi agar langkah laki-laki itu terhenti. "Ck, lo kenapa sih Bum, lo marah sama gue? Lo ngambek karena gue bikin lo jadi nggak sempat sarapan? Jangan diemin gue kayak gini dong!"

Bumi menatap Mars dengan gemes, bagaimana dia bisa marah. Mars di mata Bumi, itu seperti bayi monyet yang butuh akan kasih sayang dan melihat wajah Mars yang terlihat cemberut seperti itu membuat Bumi serasa ingin menenggelamkan nya ke laut. Parah emang si Bumi.

Tangan Bumi terangkat mengelus rambut panjang Mars yang terurai indah. "Gue nggak marah kok, yang penting lo udah maafin lo karena masalah kemarin,"

LintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang