Maaf

481 53 15
                                    


--Happy Reading--

Bumi senantiasa menjaga Mars tanpa terlelap, laki-laki itu merasa bersalah dengan apa yang terjadi. Semuanya karena dia, jika saja Mars tidak melindunginya semuanya tak akan seperti ini.

Anggota Vandalas yang lain juga ikut menunggu Mars sadar, saat tiba di rumah sakit. Gadis itu tiba-tiba saja pingsan, membuat Bumi semakin uring-uringan karena Mars tak kunjung bangun.

Galaksi yang sedang memainkan ponselnya langsung kaget saat kepala Lintang jatuh tepat di bahunya, gadis itu bersandar. Ralat, lebih tepatnya Lintang tertidur karena kelelahan. Galaksi tersenyum tipis seraya membenarkan posisi tidur Lintang dan menjadikan pahanya sebagai bantal, tak menyangka kalau gadis dingin itu adalah orang yang selama ini dia cari. Jari-jemarinya mengusap kepala Lintang, memberi kenyamanan agar gadis itu tak terusik dengan suara gaduh Fajri dan yang lainnya.

"Gue nggak nyangka kalau Lintang, ternyata Fira," ucap Galaksi.

Bumi yang tak tau apa-apa langsung cengo, mereka sengaja belum memberi tahukan Bumi karena laki-laki itu sangat mengkhawatirkan Mars.

"Fira?" tanya Bumi tak percaya.

"Iya Bum, tadi dia yang ngaku sendiri kalau dia adalah Fira. Kita juga sempat kaget, dan kayaknya dia juga udah tau semuanya termasuk tentang kematian Arhlos," ucap Titan.

"Terus? Bang Atlas udah tau soal Lintang?"

"Iya. Kita udah kasih tau dia dan dia juga titip salam buat lo, dia minta maaf karena nggak bisa ikut jenguk Mars."

"Iya, thanks juga kalian dah mau datang jengukin dih bocah," ucap Bumi seraya menatap sendu Mars yang tak kunjung membuka matanya.

Suasana kembali hening, Bumi menggenggam telapak tangan Mars. Sesekali laki-laki itu menciumnya, dia lebih suka melihat Mars yang berisik, membuat onar, dan tak tau aturan daripada melihat Mars hanya diam dan menutup matanya seperti ini. Ada banyak teman-teman yang senantiasa menghibur, namun Bumi tetap merasa hampa karena Mars yang enggan membuka mata.

Tanpa disadari air matanya turut serta tanpa diminta, terjun bebas membasahi pipinya. Laki-laki itu tak tahan, dia rindu Mars.

"Mars bangun, kenapa lo pingsan lama banget sih. Gue kangen berantem sama lo,"

"Lo boleh deh tabok gue sepuasnya asalkan lo bangun, gue kangen Mars yang berisik bukan Mars yang diem kek patung gini."

Semua anggota Vandalas kaget melihat tingkah Bumi yang seperti itu, apa benar dia adalah Bumi? Atau hanya setan rumah sakit yang merasukinya sampai bisa bersikap semanis ini.

Lintang yang terusik dari tidurnya juga tak kalah kaget dengan pemandangan yang pertama kali di lihatnya, Bumi terus-menerus meminta Mars bangun. Namun tak urung gadis itu juga ikut tersenyum, dia tau apa yang Bumi rasakan saat ini. Rasa bersalah dan takut untuk kehilangan, apa benar jika Bumi takut kehilangan hm?

 Rasa bersalah dan takut untuk kehilangan, apa benar jika Bumi takut kehilangan hm?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang