Markas Vandalas

418 66 3
                                    

Hiyaa!!

Kembali lagi dengan saya, Si kang halu yang tak pernah tau tempat jodoh saya.

Hadeh _-

-_-

|Happy reading|

Setelah masalah Bara dan teman-temannya tadi, Galaksi membawa Lintang untuk ikut ke markas Vandalas.

Lintang sempat menolak, dengan alasan ingin segera melepas rindu dengan kasur empuknya. Namun, Galaksi tetaplah Galaksi. Laki-laki dengan sejuta es yang menyatu dengan tubuhnya.

Sesampainya di sana, Lintang menyerngitkan dahinya. 'Gue baru tau, kalau markas geng bisa sepi kek kuburan gini' batin Lintang.

Pasalnya tempat itu sangat sepi, di sana juga hanya ada, Bumi dan Fajri.

Galaksi hanya tersenyum tipis melihat raut wajah Lintang yang kebingungan. Perlahan iya menarik tangan Lintang untuk masuk, dan menyuruh perempuan itu duduk di sofa.

"Cie ... Aa Galak dah bawa gandengan je ini, adek kan juga mau Aa," ucap Fajar, dengan raut majah yang dibuat seimut mungkin. Padahal sebenarnya terkesan gelay.

"Nih, minum!" titah Galaksi menyerahkan satu gelas jus pada Lintang. Ucapan Fajri? Galaksi mah, bodo amat sama manusia titisan marmut.

"Pemandangan langka, liat Galak perhatian sama cewe," celetuk Bumi tiba-tiba.

"Hmm," gumam Galaksi dan Lintang bersamaan.

"Uhuy ... Fi ... wit ... Kompak banget dah, udah bisa tentuin tanggal jadiannya belom?" tanya Fajri menggoda kedua manusia kutub itu.

"Kenapa?" tanya Galaksi lagi-lagi mengacuhkan ucapan Fajri.

Fajri langsung merengut kesal, ia berjalan sambil menghentakkan kakinya, et's ...  Jangan lupa dengan bibir yang di majukan beberapa centi.

"Najis Fa!" cibir Bumi, sambil melempari Fajri dengan kulit kacang.

"Apanya yang kenapa?" tanya Lintang.

"Kenapa kayak orang bego?" Pfftt, sekarang lihatlah raut wajah ketiga manusia itu, ingin rasanya mereka menelan Galaksi hidup-hidup.

"Eh, Galak! Kita ngga lagi maen tebak-tebakan ya!" ketus Fajri, yang mendapat anggukan kepala dari Bumi dan Lintang.

"Lo kenapa, kayak orang kebingungan?" tanya Galaksi sekali lagi.

Lintang menganggukkan kepalanya mengerti. "Gue heran aja, lo bilang markas tapi sepi banget,"

"Ini markas anggota inti aja Lin, makanya sepi kek hati." Bukan Galaksi yang menjawab, melainkan Bumi.

Mereka langsung sibuk dengan urusan masing-masing setelahnya, terlintas di benak Lintang untuk menanyakannya sesuatu tentang Vandalas.

"Galak, udah berapa lama geng lo sama geng nya Bara jadi musuh?" tanya Lintang.

Bumi dan Fajri langsung menghentikan kegiatan mereka saat mendengar nama Bara. "Lo kenal Bara?" tanya Fajri dengan raut wajah serius.

"He'em, tadi kita ketemu dia dan geng nya di jalan," jawab Lintang. Bumi dan Fajri langsung menatap Galaksi dengan penuh pertanyaan di otak mereka.

LintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang