Lintang dimana?

500 63 21
                                    

Terapkan budaya tinggalkan jejak setelah membaca, bantu Vote dan komen. Jangan ragu untuk memberi krisan, jika penulisan saya berantakan. Saya akan dengan senang hati menerima krisan dari kalian.

                                      🌹

Happy reading

Bintang menyusuri koridor sekolah dengan langkah lesu, ada rasa khawatir pada dirinya akan keadaan Lintang. Apalagi semalam Lintang pergi dengan keadaan emosi, saking tak fokus dengan jalannya Bintang menabrak tubuh seseorang. Namun, bukan ia yang terjatuh, justru gadis di hadapannya yang kini terduduk di lantai koridor.

"ASTAFIRULLAH, BINTANG! LO, KIRA GUE TEMBOK APA? MAIN TABRAK-TABRAK AJA!" pekik gadis itu.

Bintang malah menyengir tanpa dosa, lalu menyulurkan tangannya untuk membantu gadis di hadapannya. "Maafin gue Mars, gue nggak liat," ucap Bintang.

"Hmm, gapapa kok, btw lo kenapa ngelamun, ada masalah?" tanya Mars.

"Eh, nggak ada kok. Aku duluan ya," ucap Bintang langsung meninggalkan Mars.

****


Tari merasa heran dengan tingkah sahabatnya yang dari tadi hanya diam, tak seperti biasanya.

"Bi, lo ada masalah?" tanya Tari.

"Hmm, gue nggak papa kok Tar," ucap Bintang tersenyum.

Semua murit langsung fokus pada guru kimia yang baru saja masuk, sebelum memulai pelajaran guru tersebut terlebih dahulu mengabsen muritnya satu-persatu.

"Lintang Safira Wijaya!" Seketika kelas langsung hening, mereka langsung menatap satu sama lain. Mereka baru menyadari kalau Lintang belum masuk sekarang.

Tari langsung menatap Bintang. "Lintang, kemana Bi?" tanya Tari.

Bintang menggelengkan kepalanya, ia juga tidak tahu dimana Lintang sekarang. Bahkan, di pikirannya saat ini hanyalah Lintang.

"Apa tidak ada yang tahu, dimana Lintang?" tanya Bu Nita, selaku guru kimia.

"Lintang, izin Bu, ada urusan," ucap Mars, tiba-tiba masuk begitu saja.

"Dari mana saja kamu? Jam segini baru datang!" tegas Bu Nita menatap tajam Mars.

Mars hanya tersenyum menampakkan gigi putihnya. "Saya dari kantin Bu," jawab Mars tanpa rasa bersalah.

"Ini sudah jam masuk Mars, sempat-sempatnya kamu ke kantin, hah!" teriak Bu Nita langsung menjewer telinga Mars.

"A——aduh, jangan dijewer elah Bu, telinga saya bisa lepas nanti," rintih Mars.

"JEWER AJA TERUS BU, BIAR KAPOK!" teriak Bumi yang tak sengaja melewati kelas IPA² dan melihat Mars tengah dijewer.

"BUMI SIALAN, MATI AJA LO!" teriak Mars tak kalah kuat.

Bu Nita semakin jadi, menarik telinga Mars. "Pita suara kamu, mau saya rusak, hah!" bentak Bu Nita. Bumi terkekeh, lalu memeletkan lidahnya mengejek Mars.

"Janganlah Bu, mending ambil hati saya aja. Eh, jangan deh Bu ... hati saya kan cuma buat Jono," ucap Mars mengedipkan sebelah matanya, menggoda seorang laki-laki berpenampilan nerd yang duduk di belakang.

LintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang