Keluar Dari Rumah Sakit

324 48 7
                                    

||Happy Reading||

Sudah tiga hari Mars dirawat di rumah sakit dan selama itu pula Bumi selalu ada untuk menemaninya, bahkan tak hanya dirinya. Orang tua dan juga Art nya pun tak segan-segan silih berganti karena tak ingin Mars sendiri.

Sungguh  sebuah penyesalan tersendiri bagi Bumi karena telah membuat gadis bar-bar itu terbaring sakit seperti sekarang, tetapi tak menutupi kemungkinan kalau Mars adalah gadis yang bisa bersikap menjengkelkan di mana saja. Sudah berapa kali gadis itu merengek minta pulang, padahal dokter sendiri belum mengizinkan karena luka tusuknya belum terlalu sembuh.

Mars tetaplah Mars, gadis itu bahkan mengancam tidak akan meminum obatnya jika tak diizinkan pulang hari ini juga. Bumi menghela napas dan terpaksa mengiyakan daripada gadis itu mogok minum obat seperti apa yang tadi dikatakannya.

Di perjalanan sempat terjadi perdebatan antara keduanya. Itu karena Mars meminta untuk diantarkan ke apartemen Lintang, tetapi dengan tegas Bumi menolak dan kekeuh untuk mengantarkannya kembali ke rumah.

"Bubu, anterin gue ke apartemen Lintang aja, boleh ya?" Gadis itu terus merengek seperti anak kecil tanpa ingat usia.

"Nggak! Kalo lo nggak mau balik ke rumah, berarti kita harus balik ke rumah sakit!" tegas Bumi tak ingin dibantah.

Mars menyerah, gadis itu menghela napas  kemudian beralih pandang menatap ke jalan raya yang nampak ramai seperti biasa. Sebenarnya percuma, tak ada beda antara apartemen dan rumahnya. Sama-sama sepi seperti tak ada tanda kehidupan, paling tidak yang membedakan di apartemen dirinya tak harus memikirkan perkara kedua orang tuanya.

Hanya ada mereka berdua, teman-temannya yang lain tak bisa ikut karena harus masuk sekolah hari ini.

Mobil Bumi berhenti di pekarangan rumah milik Mars, laki-laki itu menatap heran gadis bar-bar di sebelahnya yang masih enggan untuk keluar.

Bumi kembali menghela napas, merasa heran karena gadis ini terlihat tak senang dibawa pulang. Laki-laki itu mengelilingi mobil dan membukan pintu untuk Mars, baru saja hendak mengajak turun dari mobil, Mars langsung menahan pergelangan tangannya.

"Gue mau nggak mau di sini" ucap Mars dengan suara parau.

"Lo kenapa, sih? Kenapa lo seakan nggak suka gue ajak pulang ke rumah? Gue nggak izinin lo balik ke apartemen karena gue takut lo kenapa-kenapa, kalo di sini 'kan setidaknya ada yang bisa rawat lo."

Mars mengembuskan napasnya, dengan terpaksa dia segera turun dari mobil dan berjalan menuju pintu utama diikuti Bumi di sebelahnya.

Saat hendak membuka pintu, samar-samar Mars mendengar suara pertengkaran dari dalam. Namun, tak mengurungkan niatnya Mars tetap melanjutkan langkahnya masuk ke dalam.

"Owh ... bagus ya, kamu!  Nggak pulang-pulang berapa hari dan setelah pulang bawa laki-laki gini, dari ngejalang kamu, hah?!' tuduh ibunya.

Mars seolah tak mendengar dan langsung mempersilahkan Bumi untuk duduk, laki-laki itu tersenyum canggung. Hendak menyalami tangan ibunya Mars, tetapi dengan angkuh wanita paruh baya itu langsung menepisnya.

"Anak ngejalang 'kok heran? Dia hanya mengikuti jejak ibunya, yang suka bergonta-ganti pasangan hanya untuk mencari kenikmatan." Tatapan Bumi beralih pada seorang laki-laki paruh baya sambik menenteng sebotol wine di tangannya. Entah benar atau tidak, biar Bumi tebak kalau itu adalah ayahnya Mars.

LintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang