BAB 1 - Awal

2.3K 77 22
                                    

Kringg !

Suara bel berbunyi cukup keras di SMA Dharma Luhur membuat seluruh siswa yang sedang asik melakukan aktifitasnya mau tak mau harus berhenti dan masuk kedalam kelas.

"Oi, Sel!" Panggil seorang lelaki sambil melambaikan tangan sedangkan yang dipanggil hanya diam dan menghela nafas. "Sombong banget lo, ya! Dipanggil kagak jawab."

"Kenapa?" Jawab lelaki itu asal.

"Gue punya kabar buat lo! Hari ini kelas kita bakal ada murid baru. Dan asal lo tau murid barunya perempuan, dan dia cantik bukan main! Kayanya ini waktunya gue mencari jodoh ya kan??" Ucap lelaki tersebut namun tidak ada tanggapan, ia pun melihat ke samping dan ternyata sejak tadi sahabatnya ini sudah meninggalkannya menuju kelas. "Sialan!" Umpatnya.

Pria cuek nan dingin itu adalah Ansell Reandra. Saat ini dia duduk dibangku 11 MIPA. Pintar ?? Jangan ditanyakan ! Bahkan ia menjadi andalan para guru saat ada lomba antar sekolah. Selain memiliki otak yang cerdas dia juga memiliki wajah yang sangat tampan. Karena itulah ia menjadi dambaan bagi setiap murid yang bersekolah disitu bahkan tidak jarang ada guru yang mengangguminya.

Sedangkan lelaki satunya adalah sahabatnya sejak SD. Sudah bisa dibayangkan bukan betapa dekatnya mereka? Nama lelaki tersebut adalah Devona Adelard panggil saja Devon. Setiap hari lelaki ini hanya bisa mengelus dada karena perlakuan Ansell. Lelaki ini berada di kelas yang sama dengan Ansell.

"Selamat pagi anak-anak," sapa guru perempuan yang baru saja datang.

"Pagi, bu."

"Baiklah, hari ini kita kedatangan murid baru. Murid baru silahkan masuk, nak."

Tap .. tap .. tap

"Halo semua, perkenalkan nama saya Kirana Sheryl Sifabella, kalian bisa memanggilku dengan nama Sheryl," ucap seorang gadis berparas cantik.

"Baiklah, kalau begitu Sheryl kamu bisa duduk dibangku yang kosong," suruh guru tersebut dengan senyum manisnya.

"Baik, bu."

"Baik, anak-anak silahkan kumpulkan tugas yang kemarin ibu berikan dan untuk Sheryl kamu bisa melihat penjelasan ibu dipapan," ucap guru tersebut.

Kirana Sheryl Sifabella. Gadis berusia 17 tahun. Hari ini adalah hari pertama ia masuk ke sekolah barunya yaitu SMA Dharma Luhur. Ia mendapat kelas 11 MIPA. Sheryl adalah gadis yang sangat pintar. Bahkan sejak SD ia terus mendapat rangking parallel.

"Nah untuk dua soal kali ini apa ada yang bisa menyelesaikannya??" Tanya guru.

"Saya," ucap Ansell dan Sheryl secara bersama-sama.

"Baiklah, kalian berdua bisa maju dan Sheryl, apa kau sudah pernah mempelajari materi ini?"

"Belum."

Guru itu menatap Sheryl dengan tatapan bertanya-tanya.

"Belum? Kalau begitu kenapa kamu maju?"

"Karena saya ingin mencobanya."

"Baiklah, kamu bisa maju."

Ansell dan Sheryl pun maju lalu mengambil spidol. Mereka mulai mengerjakan soal yang ada di papan. Kecepatan mereka dalam menghitung sama-sama cepat. Bahkan guru dan seluruh siswa melongo melihat kecepatan Sheryl dalam mengerjakan tugas yang notabenya adalah murid baru.

Tak !

Suara spidol yang diletakkan secara bersamaan. Ansell dan Sheryl pun menatap papan masing-masing lalu saling menengok. Ansell dengan wajah datarnya dan Sheryl dengan senyum smirknya.

"Kalian bisa kembali duduk."

"Baik bu."

Guru pun meneliti hasil pekerjaan mereka dan ketika ia melihat milik Ansell ternyata jawabannya benar lalu ia melihat milik Sheryl. Caranya menghitung sangat mudah dipahami dan unik. Ia tidak pernah melihat cara seperti ini.

"Milik kalian berdua benar," ucap guru tersebut.

"Beneran bu?! Tanya Devon terkejut, pasalnya sejak tadi ia meremehkan Sheryl.

"Iya, Devon."

"Gila!" Lirih Devon. "Tapi kan caranya gak sama sesuai yang ibu ajarkan?"

"Iya memang, tapi caranya sangat mudah dipahami dan unik. Ibu menyukai cara milik Sheryl."

"Neobychnyy!" ucap Devon dalam bahasa Rusia yang berarti luar biasa. Devon tau sebab ia lahir di Rusia. "Lo sekarang ada saingannya, Sel!"

"Hm," ucap Ansell sambil menatap Sheryl dari belakang, Sheryl yang merasa dipandangi pun menoleh dan tersenyum smirk.

Kringg !

"Baik, anak-anak sekian untuk hari ini," ucap guru lalu keluar karena sekarang adalah jam istirahat.

"Sell, ke kantin?" Tanya Devon.

"Hm," jawabnya singkat.

"Oke, ayo!"

Sedangkan di sisi Sheryl ..

"Hai, Sher! Kenalin gue Odelia Athanasia panggil aja Lia," ucap Lia. "Btw gue cukup terkesan sama kepinteran lo! Hebat banget sih lo! Bahkan sampai sekarang belum ada yang bisa menyamai Ansell," imbuhnya.

"Ansell?" Tanya Sheryl bertanya-tanya.

"Iya! Yang tadi maju bareng lo," jelas Lia membuat Sheryl mengangguk mengerti. "Oh iya lo udah keliling sekolah?"

"Belum."

"Kalau gitu ayo gue temeni sekalian ke kantin," ajak Lia.

"Oke."

Sheryl dan Lia pun berkeliling sekolah. Lia dengan telaten menjelaskan satu persatu ruangan. Dan sampailah mereka diruangan terakhir yaitu ruang musik.

"Nah ini ruang musik, tapi jangan sekali-sekali masuk kesini tanpa ijin Ansell ya," ucap Lia.

"Kenapa?"

"Ruangan ini udah jadi ruangan pribadinya. Bahkan dia udah ijin kepala sekolah."

Ceklek

Lia pun langsung menatap Sheryl dengan panik. Mengapa gadis ini sangat nekat? Bagaimana jika nanti Ansell datang dan mengamuk?! Oh tidak!

"Sher!! Gue bilang jangan dibukaa!!" Ucap Lia panik.

"Gue cuma mau lihat doang kok," jawab Sheryl santai sambil melihat isi dalam ruangan. "Btw lo gak mau lihat? Bagus loh dalamnya."

"Serius bagus?" Tanya Lia ragu. "Aduh, yaudah deh," ucap Lia sambil menengok kiri kanan lalu melihat isi ruangan. "Beneran bagus. Yaudah cepetan tutup!"

Ceklek

Setelah menutup pintu, mereka pun berbalik. Dan alangkah terkejutnya Lia karena kehadiran Ansell yang berdiri menjulang tinggi di depannya dengan Devon di belakangnya. Seketika Lia menjadi panik.

"M-maaf ya, Sell," ucap Lia sambil menunduk.

Tanpa menghiraukan perkataan Lia, Ansell pun melewati mereka berdua disusul oleh Devon.

"You die," Ucap Devon lirih.

"Von, bantuin," ucap Lia.

"Gue gabisa bantuin, sorry," ucapnya lalu masuk.

GIMANA SAMA CERITA KALI INI?? CERITA INI AKAN AKU UPLOAD SETIAP HARI JUMAT!
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENTS 🤗 BUBYEE!

Follow :
@literasimary_

DANDELION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang