Sesampainya di dalam ruangan Ansell hanya berdiri diam sambil memasukkan kedua tangannya kedalam kantung celana dan menatap sekeliling ruangan.
"Murid baru tapi sangat lancang," ucap Ansell.
Sedangkan Devon hanya diam mendengar ucapan temannya. Daripada hanya diam ia pun menuju tempat loker dan membuka salah satu tempat untuk mengambil teks lagu yang akan dinyanyikan hari ini.
"Sel," panggil Devon sambil menyerahkan teks lagu berjudul This is me by Keala Settle.
Ansell dan Devon pun mulai mengambil posisi, Ansell dibagian gitar, vokalis dan Devon dibagian drum set. Ya mereka berdua lebih suka bermain musik dengan gitar dan drum set daripada dengan lainnya.
Suara alunan gitar mulai beralun sebagai intro. Lalu tidak lama mulai tedengar suara merdu Ansell. Musik terus berjalan sebagaimana mestinya. Suara beralun bagai buluh perinduh. Sampai mereka tidak sadar telah berada di akhir lagu
🎶 I'm gonna send a flood, gonna drown them out. This is me.
"Neobychnyy," ucap Devon sambil bertepuk tangan.
Tok .. tok .. tok
Suara ketukan pintu membuat mereka berdua menoleh. Devon pun membuka pintu dan tampilah Lia dan Sheryl.
"Ngapain kalian kesini?" Tanya Devon.
"G-gue m-mau," ucap Lia gugup.
"Dia mau minta maaf sama lo," tunjuk Sheryl pada Ansell.
"Kok gue doang? Lo juga!"
"Dih, gue gamau minta maaf sama anak kaya dia."
"Gue maafin," tunjuk Ansell pada Lia, "Tapi enggak buat temen lo. Gue gamau kasih maaf sama anak kaya dia," ucap Ansell mengikuti gaya bicara Sheryl tadi.
"Siapa juga yang perlu ampunan lo?!" Ucap Sheryl lalu melangkah pergi.
Setelah Sheryl dan Lia keluar. Ansell hanya bisa menghembuskan nafas kasar dan geleng-geleng kepala.
"Aduh, Sher! Ayo dong minta maaf," pinta Lia. "Kenapa sihh lo gamau minta maaf?"
"Dia saingan gue di sekolah ini!"
"Saingan apaan lagi?"
"Pokoknya tahun ini gue harus bisa dapat rangking parallel di sekolah."
"Astagah, tapi kan Ansell udah rangking parallel selama 2 tahun ini."
"Bakal gue kalahin dia!" Ucap Sheryl dengan berapi-api. "Kapan ujian kenaikan kelas dimulai?" Tanyanya.
"Bulan Mei."
"Tiga bulan dari sekarang .. Serahin seluruh catatan lo di kelas 11 ini."
"Semua??! Y-yaudah deh."
Sebuah senyum kemenangan terbit di bibir Sheryl.
***
Keesokan harinya, Lia datang dengan membawa 2 tas jinjing. Ya itu semua adalah materi kelas 11.
"Loh Lia?" Tanya Devon yang baru saja datang. "Mau gue bantuin? Kayanya lo keberatan banget."
"G-gausah, Dev, gue bisa kok," ucap Lia sambil meletakkan satu tas jinjingnya dan menyeka keringat di dahinya
"Udah sini gue bawain," ucap Devon sambil mengambil satu tas lagi.
"E-eh, makasih ya."
Devon pun membawa tas jinjing tersebut menuju kelas. Walau terkadang ia cuek terhadap perempuan, tapi ia tetaplah manusia yang memiliki hati nurani.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION [END]
AcakFOLLOW SEBELUM MEMBACA 💕 Mengisahkan tentang seorang gadis yang bernama Kirana Sheryl Sifabella atau biasa dipanggil Sheryl. Ia baru saja pindah ke suatu sekolah yaitu SMA Dharma Luhur. Sheryl sebagai seorang gadis yang aktif dan pintar langsung me...