Bahkan, jika rasa benci itu hadir
Cinta masih dalam keteguhan
Karena aku percaya betapa lemahnya selaput yang memisahkan rasa benci dan cinta~ Karlita Dwi Ayunda ~
"Buka! Buka! ...." Semua orang bersorak, mendorong gadis pemenang itu agar membuka helmnya. Lita semakin panik, begitupun dengan Bara.
Danil masih duduk di atas motornya, menunggu terbukanya helm fullface itu. Lita melirik Bara. Ia kembali menyalakan motornya.
Titttt!
Semuanya menepi, ia segera meninggalkan kerumunan itu. Sedangkan Danil, wajahnya terlihat berapi-api. Licik, pikirnya.
Danil pun segera menyalakan motornya dan mengejar gadis incarannya itu.
❄
"Sial! Ke mana tuh cewek?!" kesal Danil yang sudah berhenti di tepi jalan.
Ia melihat sekitar. "Ini, 'kan ... dia tetangganya Bara?"
"Bodo amat lah, mendingan gue pulang, tidur."
Di sisi lain, seorang gadis tengah bersembunyi di sebuah gang kecil yang sangat jarang dilewati orang. "Hufttt, syukurlah gak ketauan."
Gadis itu adalah Lita. Ia segera menghidupkan mesin motornya dan segera pulang ke rumahnya.
🥀
Kringg!
Alarm sudah berbunyi sejak sepuluh menit lalu. Lita segera mematikannya dan tidur kembali.
Setengah jam kemudian ia terbangun. "Jam? Jam?"
"Aaaa udah telat!" Ia segera mandi dan bersiap ke sekolah.
Sepuluh menit kemudian Lita sudah siap berangkat ke sekolah. "Mama! Ma ... mama ke mana, sih ah?!"
Ia beranjak ke dapur. "Bi ... Bibi! Semua orang pada ke mana, sih?"
Ia melihat ada secarik kertas yang menempel di depan pintu dapur. Ia meraih kertas itu.
Lita sayang
Mama ada acara kondangan
Bibi ada keperluan mendadak katanya
Pak sopir sama Mama
Kamu minta anter Bang Bara, ya ...
Jangan lupa sarapan
Mama sayang kamuLita membuang begitu saja kertas itu. Menyebalkan, pikirnya.
Lita segera meraih sebuah sandwich yang sudah disiapkan di meja makan. Ia segera menaiki tangga dan membangunkan kakaknya.
"Abang! Anterin Lita, ayokk!"
"Eghhh. Sama Pak sopir aja."
"Pak sopirnya nganterin Mama kondangan."
"Gue belom mandi," ucapnya masih dengan mata terpejam.
"Arghhh, Lita berangkat, assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam," jawab pria itu masih dengan mata tertutup.
Lita segera keluar dari rumah mewah itu. "Ini gimana? Bentar lagi pasti masuk." Raut wajahnya begitu panik.
"Naik motor ajalah." Tanpa pikir panjang, ia segera kembali ke dalam rumah. Berganti celana panjang dan mengambil kunci motornya. Tak sadar, ia memakai jaket identitas Gold miliknya. Motor berwarna hitam-ungu itu melaju meninggalkan halaman rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANILITA
Teen Fiction❗BELUM DIREVISI❗ "Lo harus jadi milik gue, Lita!" Nada bicaranya berubah menakutkan. Lita segera melepas pelukannya dan berjalan menjauh. "Danil?" "Ya, Baby?" Ia berjalan mendekati gadis itu. "Come hare, Baby! Let's play with me." Danil menyeringai...