Semakin besar rasa cintaku
Maka, semakin besar pula rasa kecewa yang kudapat darimu~ Kayyis Danil Fathir ~
"Langsung ke inti! Lo mau gue putus sama Lita?" tanya Danil dengan mata yang berapi-api.
"Gue mau lo tau sesuatu, tapi bukan sekarang. Lo janji nggak bakal sakitin dia?" Tidak ada Jawaban. Apa maksud Zul?
"Maksud lo apa? Gue pacarnya, gue janji bakal jagain dia, nggak mungkin gue sakitin dia."
"Ninggalin dia?"
"Lo tau sesuatu soal Lita? Apa gara-gara dia adeknya Bara? Lo juga mau nentang cinta kita?"
"Nggak sesepele itu, Danil."
"Terus? Kenapa lo nanya gue bakal ninggalin Lita atau enggak? Jawabannya enggak! Gue cinta sama Lita." Zul tersenyum di seberang sana. Semoga saja kau terima, pikirnya.
"Tepatin janji lo, jadilah pria sejati." Hening, detik selanjutnya Zul mematikan telfonnya begitu saja.
🌷
Tiga hari ini Danil dan kawan-kawannya tidak lagi ke kantor untuk menyelidiki kasus pembunuhan. Mereka sudah menyiapkan deduksi yang bagus untuk sang pelaku.
Pak Hen sudah masuk seperti biasa, Danil pun sudah mengundang Pak Ari. Kedua tersangka sudah duduk di ruangan Arga. Mereka juga menghadirkan beberapa polisi dan pengawas CCTV.
"Kasus pembunuhan seorang koruptor yang dianggap sebagai kasus kecelakaan satu tahun lalu." Semuanya diam. "Dengan luka lebam di tengkuk korban, tentu saya berpikir pelaku menggunakan benda tumpul untuk menyerangnya."
Lutfi memandangi kedua tersangka satu-persatu. "Dan benda itu bisa berubah bentuk. Bukan begitu, Pak Hen yang bijaksana?"
"Lutfi, kenapa harus sekretaris saya?"
"Dengerin dulu, Ayah." Arga menuruti putranya.
"Malam itu ... Anda lembur bersama Pak Bima, bukan?" Tidak ada jawaban. "Jawab!"
"Ya, benar. Tapi dengan pernyataan sesimpel itu tidak bisa membuktikan bahwa saya bersalah," jawabnya tidak santai.
"Seharusnya Anda lebih tenang jika tidak bersalah," gumamnya pelan.
"Sekitar pukul 22.15 Anda pamit pada Pak Bima, Anda ingin pergi ke mana?"
"Ke dapur, untuk sekedar membuat kopi."
"Ruangan itu bahkan ada di lantai yang sama dengan ruangan yang Anda tempati malam itu. Kenapa Anda masuk ke dalam lift? Dan malam itu juga CCTV-nya langsung tidak berfungsi."
"Anda menuduh saya?!"
"Seperti yang Anda dengar," jawab Lutfi santai, ia memiliki bukti, pikirnya.
"Rumor tentang hantu di lift itu sudah beredar empat tahun lalu, bukan? Dengan kasus yang sama. Dan dengan rumor yang beredar luas, lift itu jarang digunakan. Pembunuhan dilakukan di malam hari, bukan pagi ataupun siang, benar begitu?" tanya Lutfi pada pimpinan perusahaan.
"Jelas-jelas mayat korban ditemukan di jam makan siang!" sahut Hen.
"Siapa yang mengizinkan Anda bicara? Saya bertanya dengan Tuan Arga."
KAMU SEDANG MEMBACA
DANILITA
Teen Fiction❗BELUM DIREVISI❗ "Lo harus jadi milik gue, Lita!" Nada bicaranya berubah menakutkan. Lita segera melepas pelukannya dan berjalan menjauh. "Danil?" "Ya, Baby?" Ia berjalan mendekati gadis itu. "Come hare, Baby! Let's play with me." Danil menyeringai...