Pembunuh?

277 20 1
                                    

Cinta ingin berkata iya
Namun, dunia seakan menolak kehadirannya

~ Karlita Dwi Ayunda ~

"Keknya emang Danil suka sama adek lo, Bang," ucap Rey melaporkan hasil tugasnya.

"Jangan sampek mereka jadian," jawab Bara datar.

"Danil, dia ...."

"Kenapa? Lo takut?" Pria itu menggeleng. "Gue percayain Lita ke elo, kalo sampek lo gagal, gue bakal---"

"Lo ga usah ngancem-ngancem, Bar! Ini murni masalah kita, ga usah bawa-bawa orang lain," sahut Raja.

"Ya, lo boleh pergi." Rey mengangguk dan berlalu begitu saja.

"Gue pengen adek gue bahagia, Bar. Kenapa lo selalu ngalang-ngalangin?"

"Gue pengen adek gue selamat, gue ga mau kejadian itu terulang kembali. Zul!"

"Ini bukan salah Zul, hari itu---"

"Cukup, Bang." Pria dengan retina coklat itu berlalu meninggalkan saudara kembarnya.

🌷

"Bakat lo apa?" Lita menggeleng. "Lo bisa nyanyi?" Gadis itu kembali menggeleng, ia saja tidak tahu bakatnya ada di bidang apa.


"Lo bisa maen alat musik?"

"Gitar."

"Suara lo---"

"Ini ngapain, sih?!" tanya Lita yang mulai malas dengan semua pertanyaan Danil, bahkan ia tidak diberi kesempatan untuk bernapas.

"Oke, kita duet aja," ucap Danil mengakhiri rundingan ini.

"Oke, Danil dan Karlita ingin mempersembahkan apa?"

"Nyanyi, Bu."

"Oke, bagus. Fikri dan Alvin?" Keduanya gugup, mereka belum tahu apa yang akan dipersembahkan.

"Jadi badut ajalah, Vin. Lo, 'kan pernah tuh jadi badutnya Lara," ucap Fikri mengingatkan Alvin pada mantan kekasihnya, pria dingin itu menatap sahabatnya nyalang.

"Pantomim, Bu," ucap Alvin tiba-tiba.

"Perkedel sayap!" Fikri meninju kepala sahabatnya pelan. "Gue ga bisa."

"Ntar juga bisa."

"Pala lu!"

"Sudah-sudah, kalian masih ada waktu dua minggu untuk latihan."

Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamarnya. "Tuan muda ... permisi, ada tamu."

"Iya, Bi." Pria itu segera beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamarnya.

"Siapa, ya, Bi?"

"Teman tuan muda katanya." Wanita paruh baya itu menunduk. Danil segera mengucapkan terima kasih dan segera menuruni tangga.

Tampak sesosok gadis berjaket hitam tengah berdiri di depan pintu. "Lo ngapain ke rumah gue?"

Gadis itu berbalik. "Katanya mau latihan, ini udah jam tiga, Danil ...."

DANILITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang