30

38 6 35
                                    

Siapa yang tak mengenal Romeo and Juliet? Karya penulis legendaris, William Shakespeare. Salah satu kisah romantik top of mind yang sudah ada sejak abad 16 dan masih populer hingga sekarang. Mengingat besok tanggal 14 Februari, orang-orang memperingatinya sebagai hari kasih sayang. Sebagian orang menganggap bahwa kisah Romeo and Juliet adalah sebuah simbol untuk hari istimewa ini. Namun tak sedikit pula yang menganggap kisah tersohor itu merupakan sebuah kesesatan anak muda.

Maka dari itu di pelajaran sejarah kali ini, kelas Jimin mendapat sebuah tugas yang cukup sulit. Guru mereka memerintahkan muridnya untuk membuat sebuah kesimpulan tentang kisah Romeo and Juliet. Mereka harus menumpahkan semua pendapat mereka terkait kisah yang telah disebutkan. Terlepas dari simbol cinta sejati itu sendiri.

Sedangkan Jimin pribadi tak begitu mengetahui setiap detail yang terkandung didalamnya. Selama ini ia mendengar desas-desus, bahwa Romeo and Juliet merupakan kisah yang luar biasa manis dan penuh perjuangan antara dua hati. Tapi tidak mungkin ia menyuguhkan pendapatnya pada sang guru hanya berdasarkan desas-desus yang beredar.

Maka, hari ini juga Jimin memutuskan untuk pergi ke perpustakaan kota. Mencari kisah lengkap Romeo and Juliet disana. Tentu saja ditemani oleh Leeah, kekasihnya. Ea.

Kebetulan sekali gadis itu juga sedang mencari referensi untuk tugasnya. Dan kebetulan sekali lagi mereka sedang mengerjakan tugas yang sama dan dari guru yang sama pula. Meskipun mereka tak sekelas. Sempat terpikirkan jika guru mereka merupakan seorang maniak novel telenovela.

Jimin sedikit terengah-engah kala buku yang ada digendongnya terlalu banyak. Leeah melihat dari tempat duduknya, lalu dengan sengaja mengambil setengahnya untuk membantu. "Ambil dikit aja dulu, emang kuat baca semuanya?"

"Makasih." Kata Jimin. "Tapikan kita harus menggali sedikit lebih dalam biar hasilnya memuaskan."

Setelah itu mereka terdiam, menghabiskan 2 jamnya untuk fokus menyelami kesibukan masing-masing. Hingga Jimin menyadari yang entah sejak kapan Leeah menghela napas panjang dan berat beberapa kali. Lebih sering dari ia membalik halaman. Karena Jimin adalah lelaki peka dan sangat mengutamakan kenyamanan gadisnya, ia memutuskan beristirahat sejenak. Dengan harapan Leeah kembali semangat.

"Laper ga?" Jimin meletakkan buku, dan kemudian mengalihkan perhatian sepenuhnya pada Leeah.

"Pengen toast sama matcha." Mengucapkan keinginannya tanpa membalas tatapan lembut dari Jimin. Karena baginya, itu memalukan. Tapi dia menyukai perlakuan manis yang Jimin berikan, sekecil apapun itu.

"Yaudah yuk," Jemari  Leeah yang semula terasa kosong, kini terisi dengan jemari yang lebih besar. Digenggamnya lembut, lalu ditariknya masuk kedalam hoodie Jimin. Sekali lagi ingin protes, tapi Leeah sudah terlanjur suka.

___

"Udah bisa ambil kesimpulan dari semua yang kamu baca?" Jimin tak pernah membiarkan keadaan mereka terasa canggung. Dia selalu berusaha untuk mencari sebuah topik pembicaraan agar mereka bisa saling mengungkapkan isi hati atau sekedar saling melontar jokes, terlebih Leeah sedikit lebih diam darinya.

"Udah sih, macam dugaan aku sebelumnya. Isinya cuma sebuah kebodohan."

"Eh masa iya? Tapi aku malah ngerasa takjub sama pengorbanan Romeo."

"Takjub apanya, dia yang paling menyedihkan."

"Kok kamu bilang gitu?"

"Dia tahu kan kalo keluarga mereka bermusuhan? Terus nekat buat nikah. Apa itu ga bodoh namanya? Padahal sudah jelas. Dan lagi dia berusaha masuk ke pesta dansa keluarga Juliet padahal dia ga diundang. Cuma pengen cari yang baru habis ditolak Rosaline. Macam gali kuburan sendiri."  Pendapat singkat dari Leeah yang malah membuat Jimin terbelalak. Sejauh ini kisah Romeo dan Juliet malah membuat dirinya termotivasi untuk terus memberikan cintanya pada Leeah. Tapi gadisnya malah berpandangan demikian, seakan menyepelekan dirinya.

Spill the Tae || Maknae LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang