"Entah mengapa segala tentangnya adalah keindahan"
***
Yudha Farzan Adhitama, lelaki yang mempunyai bentuk mata almond dan tatapannya yang tajam, hidungnya yang mancung, rambut warna hitam sedikit bergelombang dengan potongan rambut Undercut yang menambah karismanya, badannya yang tegap bak seorang atlet, bibir tipis dan senyumnya yang menawan ditambah lagi tampang cool namun sikapnya yang ramah, tak heran jika ia banyak di idolakan siswi disekolahnya ini. Bahkan matahari tak pernah mampu membakar kulit kuning langsatnya yang notabene dia adalah seorang pemain basket.
Apalagi ia adalah anak dari salah satu pengusaha terkaya di jakarta, keluarganya punya banyak usaha dalam berbagai macam bidang membuat banyak wanita semakin lengket padanya entah terpesona dengan parasnya ataupun dengan uangnya. Namun segala sesuatu itu tak pernah membuatnya menjadi seorang yang sombong ataupun sok berkuasa diatas segalanya, justru sebaliknya sikapnya yang ramah dan murah senyum membuatnya mendapat nilai tersendiri di mata orang lain, namun apa daya jika julukan playboy juga melekat padanya.
Ia memanglah bukan seorang yang paling dicari pada urutan nomor satu lebih tepatnya mungkin ia berada pada urutan nomor dua. Sayangnya seseorang yang paling dicari itu sifatnya terlampau dingin melebihi kutub utara, tatapan tajam yang menusuk serta mulut yang sepedas cabai jika sudah berbicara semakin menambah nyali para wanita yang ingin mendekatinya semakin menciut. Dialah David Alby Dhanurendra teman sekelas Yudha yang paling ditakuti oleh anak - anak kelas bahkan mungkin seluruh sekolah, bahkan guru pun akan bergetar hebat saat berbicara dengannya apalagi jika tak sengaja menatap matanya, kecuali Yudha ia sama sekali tak takut dengan David.
"Lagi ngapain sih lo Dav?" Ucap Yudha yang tiba - tiba sudah berada disamping David yang kini berjalan dikoridor sambil membaca buku.
David tak menoleh "Mata lo buta apa gimana?" Ucapnya datar.
"Lagi baca buku?" Tanya Yudha sekali lagi, jelas - jelas Yudha sedang menggoda lelaki itu sekarang.
"Lagi makan nasi goreng," jawab David sembarangan.
"Oh, kok nggak bagi - bagi sih lo,"
David berhenti dan beralih menatap Yudha dengan tatapan tajamnya "Kenapa tuh mata? Minta di colok?," ucap Yudha santai.
David mendengus dan kembali melanjutkan aktivitasnya, mungkin mereka tak sadar atau bahkan sangat sepenuhnya sadar bahwa saat ini mereka menjadi pusat perhatian.
Bagaimana tidak? Dua pangeran yang di impikan lewat di depan mereka? Tentu kesempatan emas yang tak akan pernah sedikitpun dilewatkan oleh para penggemar mereka.
Berbeda dengan David yang seolah acuh seakan mereka tak ada, Yudha justru melakukan yang sebaliknya, tak jarang ia tersenyum sambil menyapa mereka yang memandang, alhasil membuat mereka heboh tak karuan hanya karena sebuah senyuman.
"David," bisik Yudha.
"Hm,"
"Gue berasa kaya artis tau nggak sih," bisik Yudha sambil tersenyum.
"Mereka semua tuh orang gila," sahut David dengan sedikit memperbesar volume suranya yang tentunya sangat didengar oleh orang lain.
"Lo kalo ngomong kebiasaan,"
"Ya emang mereka gila,"
"Mulutnya David," ucap Yudha gemas sendiri ingin mengikat mulut temannya itu.
"Mulut gue, ya terserah gue,"
"Yang sopan sedikit kenapa?"
"Mereka yang nggak sopan ambil foto orang seenaknya," ucap David sambil memandang mereka tajam.
Yudha pun hanya bisa diam "lo semua nggak ngerti yang namanya privasi!?" Ucap David dengan nada yang naik beberapa oktaf.
Alhasil mereka semua takut melihat ada sorot tidak suka oleh David dan berlalu menyimpan ponsel masing - masing sambil menunduk tak berani memandang lelaki yang kini menatap mereka tajam.
"Hapus semua!" Teriaknya.
"Kalo besok kalian masih mau hidup!" Lanjutnya kemudian berlalu meninggalkan Yudha yang masih geleng - geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu.
Part ini memang pendek #salam manis dari author:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Kayla Untuk Yudha (On Going)
Teen FictionDiantara yang lainnya Yudha adalah yang paling memukau bagi Kayla, dia juga yang memberi bahagia padanya, namun dia juga yang menerbarkan kecewa dan luka. Bukan, Yudha tidak salah. Salahnya yang menaruh terlalu banyak rasa untuknya, bahkan ia berter...