9. Patah (2)

17 2 0
                                    

"Kamu ledakkan dimensiku dan memporak - porandakan semestaku"

***

Hari ini gadis itu tak seperti biasanya, ia melangkah dengan senyum tipis menghiasi bibirnya. Ia akan mengembalikan jaket yang beberapa hari lalu ia pinjam karena insiden di kantin, jaket itu masih berada didalam tasnya.

"Hey!" Suara seorang laki - laki menegurnya sambil memegang pundaknya.

Ia menoleh ke belakang "Kak Vigo?"

"Kaya ada yang beda deh hari ini," ucap Vigo.

"Apanya yang beda?" Tanya Kayla.

"Enggak deh sama aja ternyata,"

Mereka menjadi teman yang lumayan akrab sejak 2 hari lalu saat ia dan Vigo terjebak dalam hujan setelah mengunjungi makam, setelah itu mereka mulai sering mengobrol.

"Lo laper nggak?" Tanya Vigo.

"Enggak, tadi aku udah sarapan kok,"

"Beneran?"

"Iya,"

"Nggak bakalan pingsan lagi kaya kemarin kan?"

Mendengar kata pingsan ia langsung teringat dengan hutangnya "Oh iya lupa," ucap Kayla.

"Nih, makasih ya kak," ucap Kayla sambil menyodorkan uang 20 ribuan dihadapan laki - Laki   itu.

"Apaan?" Vigo mengernyit.

"Kemarin yang kakak traktir aku, kan aku udah bilang kalau kita ketemu lagi aku mau ganti,"

Vigo tak menerima uang itu tapi malah mengembalikannya pada Kayla "Nggak usah gue ikhlas kok," ucap Vigo.

"Akunya yang jadi nggak enak,"

"Lo kira gue miskin apa gimana? Lo suruh gue beli sama semua penjualnya juga gue bisa,"

Kayla hanya tersenyum "Ya udah deh, makasih ya kak,"

"Hm, gue ke kantin dulu deh laper!" Vigo melambaikan tangan dan pergi meninggalkan Kayla yang kini mendapat tatapan tak enak dari siswi - siswi yang melihat.

"Tuh cewek pakai pelet apa gimana sih? Banyak banget cogan yang nempel sama dia,"

"Burik gitu kok bisa ya Vigo mau temenan sama dia,"

"Nggak Yudha, kak Alfi, kak Vigo, semuanya di ambil sama dia, ckckck.... bener - bener rakus"

"Modelan gitu aja belagu banget jadi cewek!"

"Cantikan juga gue,"

"Dasar cupu,"

"Dasar kampungan,"

Dan masih banyak lagi cibiran lainnya yang membuat Kayla serasa tak tahan untuk mendengarnya.

"Itu cuma omongan Kay," ucapnya pada diri sendiri.

Ia menghirup napas dalam - dalam lalu menghembuskannya perlahan agar rileks dan lebih tenang, ia mengeluarkan jaket milik Yudha dan menentengnya ditangan dan ia kembali melangkah menuju kelas lebih tepatnya kelas Yudha namun sesampainya di ambang pintu ia tiba - tiba berhenti.

Hatinya serasa nyeri dan raganya serasa mematung melihat pemandangan yang terjadi tepat didepan matanya saat ini, Yudha sedang memeluk Afifah yang kini terlihat bahagia dan tersenyum bahkan rambut gadis itu dibelai olehnya. Afifah teman sekelasnya bahkan satu bangku dengannya, ia bahkan tak tahu kenapa harus merasa seperti ini.

Jaket ditangannya terjatuh dan suara gemercing resleting jaket yang beradu dengan lantai menyadarkan keduanya.

Yudha memandangnya dengan raut terkejut dan segera melepas pelukannya begitu juga dengan Afifah, "Kayla?"

Dari Kayla Untuk Yudha (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang