chapter 12

535 46 10
                                    

Setelah battle tadi mereka a.k.a Vrey dkk menuju asrama dan bersih-bersih.

*Vrey pov*
Saat aku masuk ke kamar, aku langsung merebahkan badanku yang pegal. Ahh, lelahnya. Lebih baik aku main sama Vent terus mandi.

"Fervent!" Ucapku lalu keluarlah naga hitam di atas kasur dalam ukuran kecil yang menggemaskan.

"Halo Vrey! Bagaimana harimu?" Tanyanya.
"Baik. Tapi sangat melelahkan. Kita main yuk" ajakku. Lalu aku dan Vent bermain bola benang. Yoka, Lily, dan Aria lebih memilih mandi lalu tidur sepertinya.
•••
Saat aku menengok jam di nakas, jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Aku harus mandi dan bersiap makan malam.
Vent sudah masuk ke ruang partner.

20 menit kemudian. Aku selesai bersiap.

"YOKA LILY ARIA, AYO KE KAFETARIA!” teriakku sambil keluar kamar. Mereka hanya menatapku malas.
"Oh ayolah Vrey, sekali saja tak usah berteriak. Telingaku sudah memerah ini." Protes Aria.
"E-eh kau kan juga suka berteriak tidak jelas lalu untuk apa mengomentari orang lain?" Ucap Yoka sinis. Lily hanya memutar bola mata malas.
Saat Aria ingin membuka mulut, Lily sudah memotongnya.
"Sudah sudah jangan mulai deh. Ayo kita ke kafetaria, katanya akan ada pengumuman" ucap Lily. Kami bertiga hanya mengangguk lalu keluar asrama menuju kafetaria.
•••
Kami berempat duduk di meja pojok andalan kami, agar tidak ada yang mengganggu dan tenang.
"Kalian mau pesan apa? Biar aku yang ambilkan" ucap Lily.
"Entah kenapa aku ingin pizza dengan keju dan daging dua kali lipat" celetuk Yoka. Ah dia ternyata doyan makan juga ya.
"Ah aku juga ingin" ucap Aria.
"Kalau begitu beli 1 paket pizza ekstra keju dan daging. Minumnya lemon tea aja" ucapku. Semua mengangguk.
"Oke"

Beberapa menit kemudian--

Lily datang dengan pizza yang menggiurkan. Di Academy kalau makan malam selalu diadakan bersama jadi kami menunggu yang lain datang juga para guru.

"Hai, kami gabung ya? Wah kalian pesan pizza. Aku juga mau" cerocos Gibran langsung duduk.
"Belum juga dipersilahkan" ucapku sinis. Dia hanya nyengir lebar.
"Kau mau pizza juga? Kita pesan pizza toping daging dengan saus tomat saja" usul Reo.
"Minumnya es teh aja deh" ucap Vier yang lain mengangguk.
"Hei Gibran! Kaulah yang pesan, kan kau tadi yang ingin pizza" Ucap Reo sambil mendorong Gibran.
"Eh kau kan juga ingin" bantah Gibran.
"Sudahlah, kau saja daripada lama. Sebentar lagi makan malam dimulai, aku sudah lapar" Ucap Kenzi→Zio.
"Akhir-akhir ini kau banyak bicara kawan" ucap Reo sambil menatap Kenzi menyelidik. Kenzi hanya menggedikkan bahunya acuh.
•••
Gibran sudah mengambil pesanan dan kami hanya tinggal menunggu bel.
Ting.ting.ting....

Baru saja kukatakan, bel sudah berbunyi. Kami pun memulai makan malam dengan tenang. Bahkan Gibran dan Reo rebutan pizza karena ada yang mengambil 2 potong.

Saat makan malam selesai, wakil kepala sekolah Mrs. Vanya Osiana naik ke panggung sepertinya ingin memberitahu pengumuman.
Kami semua memperhatikannya.

"Selamat malam semua, hari ini saya ingin menyampaikan pengumuman hasil rapat kami tadi siang." Ucapnya seketika membuat kami tegang.
"Dua minggu lagi kita akan mengadakan pertandingan, setelah itu kita mengadakan pesta di malam harinya untuk merayakan hari jadi Academy ini yang ke-20" Jelas Mrs. Vanya.

Oh tidak, hari hariku akan menjadi padat karena besuk minggu aku akan pergi dengan Vier mencari tongkat sihir legendaris. Ucapku dalam hati sambil menghela napas.

Aku melirik Vier yang juga melirikku.

"Maka dari itu kalian harus berlatih dan persiapkan untuk pesta juga karena akan dihadiri oleh Raja dan Ratu juga para ksatria" Lanjutnya.

Wah ayah dan ibu datang(ksatria). Ayah dan bunda juga datang(raja ratu). Batinku dgn girang.

"Sekian pengumuman yang saya sampaikan, silahkan lanjutkan kegiatan kalian masing-masing" ucap Mrs. Vanya lalu turun dari panggung.
Seketika kafetaria jadi riuh hanya karena pertandingan dan pesta.

"Wah pesta ya? Aku akan menjadi orang yang paling cantik!"
"Saat pertandingan aku akan mengalahkan lawanku dengan telak"
"Kyaaa bisa bertemu Raja dan Ratu"
"Aku harus membeli gaun lagi"
Dan masih banyak lagi.

"Kalian saat pesta mau beli gaun atau pakai yang kalian punya?" Tanyaku pada Yoka, Lily dan Aria.
"Aku ingin beli" ucap Lily dan Aria bersamaan.
"Aku belum tahu" ucap Yoka.
Aku hanya mengangguk.

"Hei, itu masih lama. Masih dua minggu lagi" ucap Reo yang diangguki Gibran.
"Ck...kami harus mempersiapkan dari awal agar perfect" Ucap Aria.
"Aku masih lelah, aku ingin segera tidur saja" Ucap Vier. Tumben sekali dia lelah.
"Yasudah kita balik ke asrama saja." Putusku.
"Dah semua" ucap Kami berempat.

*Author pov*
Disisi lain~
"Apa semua perempuan selalu begitu?" Tanya Gibran.
"Em tidak juga. Kalau Vrey dia menyiapkan sesuatu pasti sangat cepat walau dia sedikit pemalas." Jawab Vier.
"Besuk pasti orang tua kita datang, semoga mereka tidak menanyakan tentang pasangan" Celetuk Reo.
"Ah ya, semoga saja" Ucap Gibran dan Kenzi.
"Semoga besuk orangtuaku bisa datang" ucap Vier.
Semua menengok ke Vier yang baru saja mengucapkan kalimat itu.
"Bukankah hanya Raja Ratu dan para ksatria ya yang datang" Ucap Reo dengan wajah bodohnya.
"Orangtuaku ksatria. Dasar bodoh" Ucap Vier dengan ketus. Reo hanya cengengesan.
"Ehh sudahlah mengobrolnya. Aku lelah, ingin menonton film horor semalaman saja" Ucap Gibran.
Mereka berempat pun kembali ke asrama.

Saat Kenzi sudah di kamarnya, ia lalu meraih ponselnya dan mengirim pesan kepada seseorang. Vrey.

Kenzi

Kita ketemuan di taman
belakang jam 9 malam!
¹⁹ ¹⁵

Vrey
Oke
¹⁹ ¹⁶

*Vrey pov*
Sekarang sudah pukul 9 malam kurang 10 menit. Yoka, Lily dan Aria baru saja tidur jadi aku bisa lebih mudah keluar.
Aku lalu memakai jaket hitam dengan campuran warna putih dibawahnya dan berteleportasi ke taman belakang.

Aku mengedarkan pandangan untuk mencari seseorang yang mengajakku ketemuan. Dia adalah Zio.

Sambil menunggu aku duduk di kursi sambil makan camilan.
Tiba-tiba Zio datang dan duduk disebelahku sambil mengambil camilanku lalu memakannya.
"Ck Zio...jangan ambil camilanku" Ucapku cemberut.
"Besuk kubelikan yang lebih banyak" ucapnya sambil mengelus kepalaku, aku hanya tersenyum malu. Lalu mengangguk.
"Apa tujuanmu mengajakku kemari?" Tanyaku sambil menatapnya.
"Melihat bintang bersama" Jawabnya santai. Hah, hanya itu? Aku hanya menatapnya bingung.

"Sejak kecil aku suka sekali melihat bintang. Dia selalu bersinar di gelapnya malam. Sangat indah" Jelasnya sambil melihat bintang. Aku hanya mengangguk lalu melihat ke langit.
"Memang indah. Apalagi saat musim dingin" Tambahku lalu tersenyum ke arahnya.

Aku melihat dia seperti gugup tetapi ia menutupinya.
"Aku menyukai suasana seperti ini. Tenang dan damai. Entah apa yang akan terjadi esok, aku hanya ingin menikmati suasana ini" Ucapnya.

Setelah itu hanya hening yang ku rasakan.
Tiba-tiba dia mengatakan hal yang tidak kuduga.
"Aku selalu merasa nyaman jika berada didekatmu. Aku senang bisa mengenalmu Vrey. Terimakasih" Ucapnya sambil menatapku dalam.
"Aku juga" Ucapku sambil tersenyum.

"Udah jam 11 malam, lebih baik kita balik ke asrama sekarang" Ucapnya lalu berdiri dari duduknya sambil menggenggam tanganku.

"Selamat tidur Vrey, mimpi yang indah" Ucapnya tersenyum lalu mencium pipiku sekilas. Aku hanya mematung, sepertinya wajahku sudah memerah.

"Ka-kau juga mimpi indah" Balasku lalu aku langsung berteleportasi karena merasa malu.

Sebelum berteleportasi, sekilas aku melihatnya sedang terkikik geli.

Sampai di kamar asrama aku langsung menjatuhkan tubuhku kekasur dan menutup wajahku dengan bantal.

Ahh, wajahku pasti sudah merah semerah tomat. Semoga Zio tidak melihatnya.

Sekarang pasti aku tidak bisa tidur dengan tenang karena terbayang-bayang wajahnya yang menatapku teduh.
•••
Tetapi, aku benar-benar tidak tahu kalau Zio sebenarnya memperhatikanku dengan kekuatan terbangnya.
.
.
.
.
.
.
Tbc

❁Carixa Academy❁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang