chapter 7

630 56 2
                                    

Selesai kelas umum, semua murid bebas melakukan apapun. Karena kelas sihir akan dimulai pukul 14.00 dan sekarang masih pukul 11.30.

Vrey, Yoka, Lily, dan Aria memilih untuk ke asrama dulu mengganti pakaian bebas dan pergi ke kafetaria.

*Vrey pov*
"Yoka, Lily, Aria. Kok perasaanku gak enak ya? Kayak bakal terjadi sesuatu" ucapku sepelan mungkin.
"Iyasih, tapi abaikan saja dan tetap hati-hati. Kita kan ada di kafetaria." Ucap Aria.
"Jika terjadi sesuatu, aku sudah menyiapkan jarum petir, jadi tenang saja" ucap Yoka.
"Em, aku juga akan menyiapkan sulur duri beracun tingkat sedang. Itu akan berguna" ucap lily.
"Kalau aku nyiapin apa?" Tanya Aria dengan polos. Tidak tau kalau ketiga temannya membuat rencana gila, seperti psycho. Karena mereka bertiga sudah tau apa yang akan terjadi.
"Kalau kau nyiapin makanan aja deh Aria." Ucapku dengan senyum.
"Baiklah, kalian mau makan apa?" Tanyanya.
"Aku pasta pedas topping daging panggang dan udang, minumnya lemon tea" ucapku.
"Aku spaghetti dengan keju, minumnya es teh aja" ucap Yoka.
"Aku sama kayak Yoka aja" ucap Lily.
"Oke, tunggu bentar. Nanti aku dibantu pelayan kok" ucap Aria.
Kami bertiga hanya tersenyum misterius karena sebentar lagi akan ada pertunjukan yang hebat.

"Hai, boleh gabung? Meja lain sudah penuh" tanya seorang pemuda yang ternyata adalah Reo.
"Boleh kok, silahkan" ucap Lily mempersilahkan. Aku hanya menatapnya tajam. Lihatlah aku jadi duduk berhadapan dengan Kenzi si es batu itu.
"Vrey, ada apa? Kau merencanakannya? Kalau iya aku ikutan dong" tanya Vier dengan puppy eyesnya.
"Iya aku yang rencanain dan mereka berdua ikutan. Kalau Vier mau ikutan tak apa nanti pertunjukannya akan lebih seru, hihihihi" ucapkuu. Dan dia hanya tersenyum miring.

Kulihat Kenzi, Reo, dan Gibran bingung tp ku abaikan. Tak lama kemudian Aria datang dengan dua pelayan dibelakangnya. Lalu Aria duduk berhadapan dengan Gibran.
Vier dan temannya juga sudah memesan makanan.

Kami semua makan dengan tenang selesai makan kami isi dengan bercanda ria kecuali Kenzi, mungkin dia sedang dalam mode es batu. Dan tiba tiba....

BRAAKKK..

Meja kami digebrak oleh Riella dkk.
Nah, ini ni rencana dimulai. Aku, Yoka dan Lily sudah tau ini akan terjadi.

"HEH, KAU ANAK BARU NGAPAIN DUDUK DISINI HAH? KAU ITU TIDAK PANTAS DISINI LEBIH BAIK KAU PERGI SAJA INI ADALAH TEMPATKU!" Ucap Riella dengan teriak jadi semua penghuni kafetaria menoleh, ini akan makin seru jika semua melihat.

"Lalu kau pantas begitu duduk disini? Bahkan kau tidak mengenakan pakaian seragam lengkap dan rapi, bahkan kau tadi dihukum sama Mr. Sei. Lalu kau pantas begitu?" Tanyaku dengan tenang.
"JELAS PANTAS DONG, AKU KAN BANGSAWAN SEDANGKAN KAMU? CIHH...HANYA MASYARAKAT MISKIN" ucap Riella.
"Kasta tidak menentukan apapun" ucap Yoka dengan datar dan dingin.
"KAU DASAR PUTRI KAKU, kau juga tak berguna hahaha" ucap Riella dan disambung tawa ketiga temannya.

Yoka hanya diam karena ini rencana kami, begitupun Vier.
Lalu Riella siap untuk mengguyurku dengan milkshake yg sedari tadi di tangannya. Tetapi ku balikkan dan mengenai bajunya.

"KAU, BERANINYA" dia bersiap menamparku tetapi digagalkan oleh Vier dengan mata yang sudah berubah menjadi warna merah. Kulihat Riella dkk terkejut dan takut begitupun yg lain.
"Jangan mengganggu kami dan Vrey lagi. Jika kau melakukannya lagi kupastikan esok kepala dan badanmu sudah terpisah" ucap Vier dengan nada datar dan dingin serta aura yg mencekam. Semua takut tetapi Riella mencoba untuk tidak takut dan mengeluarkan kekuatan apinya.

Aku memberi kode pada Yoka dan Lily, mereka melaksanakan tugasnya.
Yoka lalu mengeluarkan jarum petir yang sedari tadi ada dibalik lengan bajunya dan mengenai lengan kiri Riella seketika langsung berdarah.

Lily membuat sulur duri beracum yang sedari tadi sudah ditanamkan dan disiapkan di bawah meja. Lalu mengenai Riella dkk. Mereka semua langsung pingsan. Sebelum mereka pingsan aku mengguyur mereka dengan air yg sangat dingin.

Ternyata para guru juga melihat kejadian ini seketika kami jadi merinding, tapi kejadian tak terduga selanjutnya adalah.....

"Hebat sekali Vrey, Yoka, Lily, Vier. Saya sudah tahu loh rencana kalian karna saya bisa melihat masa lalu. Uhhh, aku rasanya senang kau melakukan itu, semoga saja mereka sudah kapok dengan kelakuan semena menanya" ucap Mr Sei guru bahasa, tersenyum lebar dengan tepuk tangan dan menghampiriku. Kulihat semua orang terkejut.

"Kami para guru sudah tahu sejak lama kalau mereka suka membully, semena mena, membanggakan derajat. Jadi rencana kalian tadi bagus sekali" Ucap Mr Re guru elemen.

Kami hanya tersenyum canggung.

"Tapi, hanya kali ini saja. Jika besok terjadi lagi mungkin kalian juga akan dihukum" peringat Mr. Kairo dengan mata menyipit. Kami hanya bisa menunduk.

"Baiklah, tolong bawa mereka ke RKA (ruang kesehatan academy)" suruh Mrs. Taira pada murid didekat Riella dkk. Murid itu hanya mengangguk, dan membawa mereka dengan telekinesis.

"Gail dan Rain pasti bangga memiliki anak seperti mu dan Vier" ucap Mr Re.

"Terimakasih" ucapku dan Vier.
"Baiklah, sekarang semua bubar dan lanjut ke kegiatan masing masing. 1 jam lagi kelas sihir dimulai" jelas Mr ? Entah siapa namanya belum kenal.hihihi.

Semua bubar, tetapi aku pergi ke taman belakang academy untuk menenangkan pikiran. Karena daritadi aku memikirkan tentang kabar orangtua kandungku.

Tiba-tiba datang seseorang.

"Hai, sedang apa?" Tanya seseorang.
Tumben dekali dia mau bicara pikirku.
"Sedang menenangkan pikiran" jawabku tanpa menoleh.
Tiba tiba Kenzi duduk di sebelahku. Iya seseorang itu adalah Kenzi.
"Boleh aku bertanya?" Tanyanya.
"Hm" hanya kujawab deheman.
"Apa maksud ucapan Mr Re tadi? Gail dan Rain pasti bangga? Bukankah itu nama ksatria?" Tanyanya panjang sekali, hah kenapa dia jadi cerewet dan kepo sih.
"Mereka orangtua ku dan Vier" jawabku singkat. Kulihat dia terkejut tapi dia menormalkan kembali ekspresinya.
"Oh" hanya 'oh' jawabannya?, Benar benar menyebalkan.
"Aku ke asrama dulu, bentar lagi kelas sihir mau masuk" ucapku sambil berdiri. Kenzi ikut berdiri dan...
"Tunggu.." ucapnya sambil memegang lenganku. Seketika aku tertarik dan menabrak dada bidang Kenzi. Wajah kami hanya berjarak lima centi dan aku merasa pipiku memanas. Ah, ini memalukan.

"Em, maaf" ucapku. Sambil memundurkan badanku kembali.
"Tak apa, aku yang seharunya minta maaf"ucapnya.
"Ada apa?" Tanyaku.
"Tak apa hanya ingin mengatakan nanti kelasmu dan kelasku akan digabung." Jawabnya.
"Oh...em...oke. makasih infonya. Aku pergi dulu" setelah itu aku langsung pergi dengan perasaan campur aduk.

*Kenzi pov*
Ah ini memalukan. Apa yang aku lakukan tadi? Mengapa aku melakukannya? Hancur sudah harga diriku. Biarlah, yang kutahu dari Vier, Vrey itu tidak pedulian.

Tapi kenapa perasaanku jadi campur aduk begini? Kenapa jantungku berdegup kencang? Huh, sudahlah tak perlu dipikirkan, sebaiknya aku ke asrama lalu kekelas
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

❁Carixa Academy❁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang