Kelas sihir kali ini adalah senjata, saat Vrey dkk sedang terburu-buru menuju kelas, banyak murid lain yang menatap mereka aneh.
*Vier pov*
Ini aneh kenapa semua orang menatap kami seperti itu? Apa ada yang salah dengan kami? Seragam kami juga sudah lengkap.Saat kami sudah sampai di depan kelas, kelas serasa sepi.
Lalu aku pun membuka pintu kelas dan......yak benarr kelasnya kosong hanya ada sepucuk surat di meja guru.Aku pun mengambil dan membukanya lalu membacanya. Saat selesai membaca aku merasa kesal sendiri. Menyebalkan!
"Ada apa Vier?" Tanya Vrey.
"Lihatlah sendiri, ini menyebalkan" ucapku kesal.Lalu Vrey dan yang lainnya membacanya dan wajah mereka seperti menahan kesal.
"Dasar kepala sekolah menyebalkan! Gara-gara dia aku jadi lupa tidak memakai jepit rambut, lihat rambutku berantakan" omel Aria. Dia memang selalu cerewet.
"Aku juga lupa untuk mengambil gelang kesayanganku" ucap Lily dengan sok sedih. Dia memang ahlinya dalam drama walaupun kelihatan polos.
"Aku lupa memberi makan Vent. Kau juga lupa Vier?" Tanya Vrey.
"Ya aku juga lupa" jawabku.
"Aku lupa tidak memakai minyak rambut." Ucap Gibran.
"Kita balas lain kali saja, aku sedang tidak mood" Ucapku."Yasudah lebih baik kita teleportasi ke asrama. Ambil barang yang ketinggalan lalu kesini lagi sambil 15 menit sebelum kelas mulai" Usul Vrey.
Kami hanya mengangguk lalu berteleportasi.
Kenzi dan Reo tadi berbelok ke kelas mereka, dan sepertinya kejadian yang sama juga terjadi.
>>Skip<<
*Vrey pov*
Semua murid kelas 1A sudah ada di kelas hanya menunggu guru datang.Tiba-tiba ada seorang guru laki-laki yang muncul di depan kelas menggunakan teleportasi.
"Selamat siang semua! Maaf saya pakai teleportasi, karena tadi hampir saja terlambat" Ucapnya.
"Karena disini ada murid baru jadi perkenalkan nama saya Xizha Witzi, singkatnya saja Mr. Xizha. Sekarang kita bukan lagi latihan dasar senjata, tetapi sekarang adalah pemilihan senjata" Jelas Mr. Xizha dan kami hanya mengangguk."Ada yang mau bertanya?" Tanya Mr. Xizha.
Ada seorang murid di bangku kiri depan mengangkat tangan.
"Apakah kita boleh memilih lebih dari 1 senjata?" Tanya murid itu. Dia perempuan berkacamata dengan wajah imut."Tentu saja boleh. Tapi perlu saya ingatkan, kita bukan memilih senjata itu tetapi senjatalah yang memilih kita. Jadi tak perlu buang-buang waktu, kita langsung ke ruang senjata." Ucap Mr. Xizha.
Kami mengikutinya ke ruang senjata.
Saat sampai aku hanya takjub dengan semua senjata yang ada disini."Kamu lebih suka senjata apa Vrey?" Tanya Yoka.
"Aku lebih suka pedang. Tapi aku juga bisa menggunakan katana, busur dan tombak. Kalau kau?" Jawabku lalu bertanya.
"Aku lebih suka busur. Aku juga bisa menggunakan katana dan double sword" jawabnya aku hanya mengangguk.
Kami tadi hanya berbisik-bisik saat Mr. Xizha menjelaskan, karena aku sudah bosan mendengar penjelasannya."Aku sudah tidak sabar!" Ucap Aria dengan girang.
"Aku lebih suka santai santai sih." Celetuk Lily dengan tenang."Baiklah sekarang saya akan memanggil nama kalian lalu silahkan masuk ke ruang senjata" ucap Mr. Xizha.
"Yang pertama Riella" lanjutnya.Riella maju kedepan dengan angkuhnya lalu masuk ke ruang senjata.
5 menit kemudian ia keluar dengan membawa pedang warna abu-abu.
"Bagus Riella, kau mendapatkan pedang Greyrose" puji Mr. Xizha.
Seketika membuat Riella sombong dan melirikku dengan tatapan meremehkan. Uhh dia belum tahu kalau aku punya senjata ampuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
❁Carixa Academy❁
FantasíaIni cerita tentang seorang Putri dan pangeran di suatu kerajaan di Magica world yang diasingkan dibumi bersama kembarannya dan tinggal dengan orang tua angkat yang kebetulan berasal dari tempat yang sama. Mereka hidup bahagia dan selalu melatih keku...