16

882 71 13
                                    

Assalamualaikum.wr.wb.

Halloooo

Back lagi aku^^

-

Keluarga besar Abah Ulil dan Ummi Laila beserta tamu yang diundang kini sudah berada di sebuah Gedung yang dihiasi pernak Pernik dekorasi yang terlihat indah.

Tak lupa para teman-teman Azmi yang datang termasuk para Syubbanul Muslimin menambah kesan istimewa hadirnya mereka. Namun tak seindah perasaan antara 3 orang yang ada, ya 3 orang yaitu Azmi, Zihan dan tentunya Aisyah.

Perasaan mereka tak kunjung mereda, Zihan yang terus berada disisi Ayahnya senyuman sama sekali tidak menghiasi wajah cantiknya. Sang Ayah memegang tangan anaknya itu, mencoba menghadirkan senyumannya.

“Tersenyumlah sayang, Ayah lebih menyukai senyuman daripada ekspresi wajah yang seperti ini, Demi Ayah bukan karena yang lain, dan dirimu sendiri. Masa sudah cantik seperti ini cemberut hem?” ucap Hafiz pada Zihan.

Senyuman itu perlahan hadir karena sang Ayah, meski mata yang terus ingin menangis dan hati yang terus bergemuruh rasa sesak.

🥀🥀🥀

Sementara ditempat hias, ada Aisyah yang bersama Ibu nya. Aisyah sudah siap dengan hiasan yang terlihat sederhana membuat Ibunya Bahagia tapi Aisyah tidak bisa mengekpresikan rasanya sekarang, karena perasaanya masih ragu.

“Ibu apa ini semua benar? Maksud Aisyah, apa pernikahan Aisyah dengan Azmi benar?” tanya tiba-tiba Aisyah pada Ibunya.

“kenapa Aisyah bertanya seperti itu? Tentu pernikahan ini benar, kenapa? Cerita pada Ibu, sayang.”

“A-aisyah ragu dengan pernikahan ini, Ibu. Rasanya ini salah, apalagi pernikahan Aisyah dan Azmi itu karena perjodohan yang bisa terbilang karena paksaan kan, Bu?”

“Sayangg, rasa ragu saat akan menikah itu memang umum. Karena itu ujian dari Allah untuk membuat hambanya sanggup tidak untuk tetap melanjutkan ikatan sucinya. Bismillah yah, berdoa semoga kedepannya akan baik-baik saja.”

“Aamiin Allahuma Aamiin, terima kasih Bu. Aisyah sayang Ibu.”

“Ibu juga sangat sayang Aisyah, jadi istri yang baik dan sholehah.”

Aisyah ternyum mengangguk dan memeluk Ibunya itu, mungkin benar rasa ragu ini salah satu ujian Allah untuk dirinya.

🥀🥀🥀

Azmi kini sudah duduk ditempat akad, menunduk tanpa melihat siapapun untuk saat ini mencoba menenangkan diri.

Namun bukannya tenang, rasa kesal, benci, marah yang datang.

Ya marah pada dirinya sendiri yang tidak bisa berbuat apa-apa, kesal karena kenapa perjodohan ini harus ada, dan benci karena perempuan yang ia cintai justru memilih untuk pasrah dan pergi.

Air mata turun dalam keadaan yang harusnya Bahagia, karena hanya terjadi satu kali seumur hidupnya.

“Baiklah ijab qobul akan kita laksanakan, sudah siap nak Azmi?” ucap penghulu yang berada tepat didepan Azmi.

Bukannya menjawab pertanyaan justru mengalihkan pandangannya pada Zihan yang berada tak jauh dari tempat Azmi, Zihan yang memang sedang melihat Azmi tersentak dengan tatapan Azmi.

Apa maksud dari tatapan Azmi? Pikir Zihan.

‘Zihan, jika ini maumu tidak memperjuangkan cinta kita baiklah.’ Ucap Azmi dalam hati.

Takdir || Azmi AskandarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang