21

665 60 7
                                    

Masih dihari yang sama, tepatnya dikediaman Zihan yang begitu sepi karena hanya terdapat 2 orang saja pada siang hari, yakni Zihan dan pembantunya.

Zihan sejak bertemu dengan Azmi tadi hanya diam dikamar dengan perasaan kacau, ia bingung pada perasaannya kenapa bisa ia seperti ini lagi? Padahal ia rasa perasaannya itu sudah hilang.

Apa benar kata orang? Sehilang-hilangnya perasaan jika bertemu kembali dengan orang itu pasti akan ada lagi?

Zihan tersenyum miring dengan perasaan kacaunya.
"Sebeginikah takdir hidup aku? Seperti dipermainkan dengan keadaan." Monolog Zihan.

Takdir hidup memang lucu, dari awal ia lahir yang ia rasa hanya kesedihan. Kebahagiaannya hanya sekejap, mungkin bisa dihitung dengan jari dalam hidupnya. Kapan kebahagiaan Zihan akan abadi?

Terdengar suara ketukan pintu kamar dengan ucapan salam, Zihan tau betul suara itu. Suara dari seseorang yang terus mendukungnya dan selalu ada untuk Zihan.

Zihan menghampiri pintu, membukakan sembari menjawab salam.

"Bang Syakir ayo masuk." Ucap Zihan pada Syakir.

"Kamu saja yang keluar kamar, ada istri Abang juga yuk."

Mau tidak mau Zihan harus menuruti Syakir, bagaimana pun keadaannya.

Zihan menggangguk setelah itu mereka turun kebawah untuk menghampiri istri Syakir yang sedang menyiapkan makanan diruang makan.

"Assalamualaikum Kak Haninn" ucap Zihan dengan memeluk kakak iparnya itu.

"Waalaikumsalam Zihan sayang, makan yuk tadi kakak udah beli beberapa makanan kesukaan kamu."

"Wah alhamdulillah, makasih Kak Hanin." Ucap Zihan dengan tersenyum.

Syakir yang melihat Zihan tersenyum pun ikut tersenyum, padahal beberapa saat lalu pembantu rumahnya mengabari kalau Zihan tiba-tiba masuk kamar dengan mata yang berarti. Karena itu Syakir dan Hanin langsung pergi menuju rumah Zihan.

"Ya sudah yu makan." Ajak Syakir.

Semuanya pun langsung duduk dan makan dengan tenang, sekali kali mereka bersenda gurau.

🥀🥀🥀

Waktu menunjukan sore hari, sore yang hangat karena sinar matahari yang meredup akan digantikan dengan sinar bulan yang indah.

Azmi tengah duduk santai teras rumahnya dengan secangkir teh manis dan laptop yang berada dipangkuannya.

Sengaja ia seperti itu, karena ia ingin menghilangkan rasa gugupnya untuk hari esok.

Sementara Hanaz tengah bermain diruang tengah bersama asistennya yang memang setiap malam selalu datang untuk sekedar menemani Hanaz jaga-jaga takut Azmi pulang larut malam.

Azmi berkutik dengan keyboard laptopnya mencari kesibukan disekitarnya entah apapun itu asalnya bisa mengalihka rasa gugupnya dan pikirannya.

Pikirannya terus saja berpikir tentang Zihan dan Ahkam, mengapa mereka bisa bersama? Kenapa mereka terlihat dekat? Dan kemana mereka pergi dari 5 tahun yang lalu? Itu adalah pertanyaan Azmi yang terus dipikirkannya.

"Zihan tau tidak ya soal kedatangan aku besok ke rumahnya?" Monolog Azmi dengan tatapan menuju sebuah pot bunga.

Ia terus saja bermonolog sendirian, sampai tiba waktunya dia dikagetkan dengan suara adzan maghrib.

Takdir || Azmi AskandarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang